Suriah bisa tularkan perang ke tetangga
A
A
A
Sindonews.com – Liga Arab nampaknya tak berhasil menghentikan konflik yang terjadi di Suriah. Bahkan pemimpin Liga Arab Nabil Elaraby telah mengingatkan Suriah, perang saudara yang terjadi di negara itu akan berdampak sama di negara tetangga.
"Saya takut perang sipil serta kejadian yang kita lihat dan kita dengar saat ini bisa berdampak pada perang saudara. Setiap masalah yang muncul di Suriah juga bisa berdampak bagi negara-negara tetangganya," tambahnya seperti di kutip dalam Assosiated Press, Jumat (13/1/2012)
Beberapa tim pemantau Liga Arab telah meninggalkan Suriah karena misinya telah gagal. Hal ini dikarenakan Presiden Suriah Bashar al Assad terus melakukan kekerasan terhadap rakyat yang mencoba melakukan aksi pemberontakan.
Nabil mencoba menggambarkan laporan dari kepala pemantau di lapangan, bahwa kondisi di Suriah sangat mengkhawatirkan. Aksi pembunuhan dilakukan walau berada di depan keberadaan tim pemantau.
Sementara itu kelompok oposisi mengatakan keberadaan tim pengamat sampai tanggal 20 Januari mendatang hanya akan memberi lebih banyak waktu bagi Pemerintah Assad untuk melakukan kekerasan terhadap berbagai aksi demonstrasi.
Walau Liga Arab menyatakan telah gagal, para menteri di Liga Arab akan kembali merundingkan apakah masih ada keuntungan yang dapat diambil dari keberadaan tim pemantau di Suriah.
Anwar Malek, salah satu tim pemantau dari Liga Arab mengatakan, dia dan rekan-rekannya merasa kecewa dalam misi pemantauan ini. Mereka tidak dapat menyebutkan jumlah pasti korban yang berjatuhan di lapangan.
“Saat orang-orang di lapangan anda datangi untuk wawancara, mereka berbicara dengan nada marah menjawab pertanyaan saya,” kata Malek.(azh)
"Saya takut perang sipil serta kejadian yang kita lihat dan kita dengar saat ini bisa berdampak pada perang saudara. Setiap masalah yang muncul di Suriah juga bisa berdampak bagi negara-negara tetangganya," tambahnya seperti di kutip dalam Assosiated Press, Jumat (13/1/2012)
Beberapa tim pemantau Liga Arab telah meninggalkan Suriah karena misinya telah gagal. Hal ini dikarenakan Presiden Suriah Bashar al Assad terus melakukan kekerasan terhadap rakyat yang mencoba melakukan aksi pemberontakan.
Nabil mencoba menggambarkan laporan dari kepala pemantau di lapangan, bahwa kondisi di Suriah sangat mengkhawatirkan. Aksi pembunuhan dilakukan walau berada di depan keberadaan tim pemantau.
Sementara itu kelompok oposisi mengatakan keberadaan tim pengamat sampai tanggal 20 Januari mendatang hanya akan memberi lebih banyak waktu bagi Pemerintah Assad untuk melakukan kekerasan terhadap berbagai aksi demonstrasi.
Walau Liga Arab menyatakan telah gagal, para menteri di Liga Arab akan kembali merundingkan apakah masih ada keuntungan yang dapat diambil dari keberadaan tim pemantau di Suriah.
Anwar Malek, salah satu tim pemantau dari Liga Arab mengatakan, dia dan rekan-rekannya merasa kecewa dalam misi pemantauan ini. Mereka tidak dapat menyebutkan jumlah pasti korban yang berjatuhan di lapangan.
“Saat orang-orang di lapangan anda datangi untuk wawancara, mereka berbicara dengan nada marah menjawab pertanyaan saya,” kata Malek.(azh)
()