Myanmar bebaskan tahanan politik
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Myamar hari ini membebaskan sejumlah tahanan politik. Tindakan ini diambil untuk mengurangi sanksi yang diterapkan negara barat.
Jumlah tahanan politik di Myanmar diperkirakan mencapai 1.500 orang. Jumlah tahanan politik yang mendapatkan pengampunan hanya 651 orang. Mereka merupakan aktivis politik dan pemimpin etnis minoritas. Pembebasan ini merupakan bagian dari pembangunan bangsa.
"Pembebasan tahanan politik yang melakukan aksi demonstrasi terhadap pemerintahan menunjukkan kemauan pemerintah untuk memecahkan masalah politik melalui cara-cara politik" kata win Tin, senior dari partai Suu Kyi seperti dikutip The Telegraph, Jumat (13/1/2012)
Salah satu tahanan yang dibebaskan adalah Min Ko Naing, seorang pemimpin pergerakan mahasiswa Myanmar yang melegenda dan ditangkap tahun 1988.
Saat dia dibebaskan sejumlah simpatisan telah menyambutnya di luar penjara Thayet, 545 kilometer dari utara kota Yangon.
Selain itu, ada juga pemimpin etnis Khun Tun Oo (93), ketua Liga untuk Demokrasi Nasionalitas Shan. Dia ditangkap bersama dengan beberapa pemimpin Shan lainnya pada Februari 2005 dan dituntut dengan pengkhianatan.
Belum lama ini pemerintah telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan pemberontak Shan untuk mengakhiri pertempuran etnis. Dengan adanya kesepakatan ini maka lima atau enam tahanan politik dibebaskan.
Pemerintahan yang baru terpilih sejak tahun 2010 menggantikan pemerintahan junta militer, namun tetap memiliki hubungan yang kuat dengan militer.
Pemerintah yang baru telah memulai reformasi dalam rangka mengakhiri praktik isolasi politik dan ekonomi Myanmar dari dunia internasional, akibat pemerintahan yang sebelumnya terlalu bersifat representatif.
Reformasi yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar juga mencakup pemberikan kebebasan terhadap legalisasi perserikatan buruh dan kebebasan pers.(azh)
Jumlah tahanan politik di Myanmar diperkirakan mencapai 1.500 orang. Jumlah tahanan politik yang mendapatkan pengampunan hanya 651 orang. Mereka merupakan aktivis politik dan pemimpin etnis minoritas. Pembebasan ini merupakan bagian dari pembangunan bangsa.
"Pembebasan tahanan politik yang melakukan aksi demonstrasi terhadap pemerintahan menunjukkan kemauan pemerintah untuk memecahkan masalah politik melalui cara-cara politik" kata win Tin, senior dari partai Suu Kyi seperti dikutip The Telegraph, Jumat (13/1/2012)
Salah satu tahanan yang dibebaskan adalah Min Ko Naing, seorang pemimpin pergerakan mahasiswa Myanmar yang melegenda dan ditangkap tahun 1988.
Saat dia dibebaskan sejumlah simpatisan telah menyambutnya di luar penjara Thayet, 545 kilometer dari utara kota Yangon.
Selain itu, ada juga pemimpin etnis Khun Tun Oo (93), ketua Liga untuk Demokrasi Nasionalitas Shan. Dia ditangkap bersama dengan beberapa pemimpin Shan lainnya pada Februari 2005 dan dituntut dengan pengkhianatan.
Belum lama ini pemerintah telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan pemberontak Shan untuk mengakhiri pertempuran etnis. Dengan adanya kesepakatan ini maka lima atau enam tahanan politik dibebaskan.
Pemerintahan yang baru terpilih sejak tahun 2010 menggantikan pemerintahan junta militer, namun tetap memiliki hubungan yang kuat dengan militer.
Pemerintah yang baru telah memulai reformasi dalam rangka mengakhiri praktik isolasi politik dan ekonomi Myanmar dari dunia internasional, akibat pemerintahan yang sebelumnya terlalu bersifat representatif.
Reformasi yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar juga mencakup pemberikan kebebasan terhadap legalisasi perserikatan buruh dan kebebasan pers.(azh)
()