Myanmar dialog dengan kelompok pemberontak
A
A
A
Sindonews.com – Dialog perdamaian untuk menghentikan gencatan senjata di Myanmar kembali dilakukan. Pemerintah Myanmar kembali melakukan dialog dengan kelompok pemberontak Karen national Union (KNU).
Pemerintah Myanmar akan mengadakan pertemuan dengan 20 orang pejabat senior dari KNU di Negara Bagian Karen, yang dilanda pemberontakan.
"Kami akan memulai dialog hari ini, dan memprediksikan apakah kita dapat menandatangani kesepakatan damai dengan mereka," ujar mediator antara Myanmar dan Karen, Hla Maung Shwe, seperti dikutip AFP, Kamis (12/1/2012).
Pihak dari KNU juga mengutarakan sikap optimisnya terhadap proses dialog yang akan mereka lakukan dengan Pemerintah Myanmar.
"Pada saat ini, mereka tidak meminta kami untuk menyerahkan senjata. Mereka hanya ingin untuk bekerja sama dengan para warga etnis. Untuk saat ini, kami mempercayainya," ujar pejabat KNU Brigadir Jenderal Johnny.
Pemberontakan yang dilakukan oleh etnis Karen Myanmar sudah terjadi selama 60 tahun. Pemberontakan itu terbukti menyengsarakan warga yang tinggal di wilayah Karen. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggalnya akibat adanya peristiwa pemberontakan itu.
Aktivis HAM juga sudah menyatakan kekhawatirannya atas banyaknya warga sipil Myanmar yang menjadi korban akibat peperangan itu.
Pada Desember lalu, Myanmar juga sudah mencetuskan gencatan senjata kepada gerilyawan Shan yang terletak di bagian utara Myanmar. Gencatan senjata itu juga dianggap sebagai proses perkembangan Myanmar menuju negara demokrasi.
Pemerintah Myanmar akan mengadakan pertemuan dengan 20 orang pejabat senior dari KNU di Negara Bagian Karen, yang dilanda pemberontakan.
"Kami akan memulai dialog hari ini, dan memprediksikan apakah kita dapat menandatangani kesepakatan damai dengan mereka," ujar mediator antara Myanmar dan Karen, Hla Maung Shwe, seperti dikutip AFP, Kamis (12/1/2012).
Pihak dari KNU juga mengutarakan sikap optimisnya terhadap proses dialog yang akan mereka lakukan dengan Pemerintah Myanmar.
"Pada saat ini, mereka tidak meminta kami untuk menyerahkan senjata. Mereka hanya ingin untuk bekerja sama dengan para warga etnis. Untuk saat ini, kami mempercayainya," ujar pejabat KNU Brigadir Jenderal Johnny.
Pemberontakan yang dilakukan oleh etnis Karen Myanmar sudah terjadi selama 60 tahun. Pemberontakan itu terbukti menyengsarakan warga yang tinggal di wilayah Karen. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggalnya akibat adanya peristiwa pemberontakan itu.
Aktivis HAM juga sudah menyatakan kekhawatirannya atas banyaknya warga sipil Myanmar yang menjadi korban akibat peperangan itu.
Pada Desember lalu, Myanmar juga sudah mencetuskan gencatan senjata kepada gerilyawan Shan yang terletak di bagian utara Myanmar. Gencatan senjata itu juga dianggap sebagai proses perkembangan Myanmar menuju negara demokrasi.
()