Mantan presiden Mexico gunakan hak imunitas
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Mexico Ernesto Zedilo (1994-2000) dituntut bertanggung jawab atas pembantaian terhadap 45 orang di desa Chiapas pada 1997.
Namun Zedilo menyangkal keterlibatan pemerintahannya dalam pembantaian itu. Bahkan dia menggunakan hak imunitasnya saat masih menjabat sebagai presiden. Hak imunitas adalah kekebalan atas hukum sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan, tata tertib dan kode etik.
"Ini adalah tuduhan keterlibantan atas peristiwa yang terjadi di Acteal yang tidak berdasar dan keterlaluan," ungkap Zadilo seperti di kutip dalam CNN, Sabtu (7/1/2012).
Serangan yang terjadi pada Desember 1997 di Acteal adalah tragedi yang mengerikan. Tetapi tragedi itu tidak dihasilkan dari sebuah konspirasi yang dilakukan oleh Pemerintah Federal Mexico, yang di dalangi oleh presiden Zedilo. "Konflik itu diwariskan dari pemerintahan yang sebelumnya," terangnya.
Sebelumnya, pada September 2011, dalam sebuah dokumen pengadilan, dia dituntut oleh sepuluh orang taksa penuntut umum untuk mebayar ganti rugi sebesar $50 juta. Pada 1999, Komisi PBB untuk HAM telah mengeluarkan laporan tentang pembantain yang terjadi di Mexico.
Pembantaian yang terjadi Acteal merupakan imbas dari pemberontakan Zapatista. Dalam aksi pemberontakan ini, penduduk lokal menuntut hakn aksi. Tiga tahun kemudian, hak aksi ini di ikuti olah penduduk di Acteal.
"Latar belakang atas peristima ini adalah perselisihan lama tentang kepemilikan tanah, yang telah berlangsung selama beberapa dekade dan telah memecah belah masyarakat lokal," tambahnya. (san)
Namun Zedilo menyangkal keterlibatan pemerintahannya dalam pembantaian itu. Bahkan dia menggunakan hak imunitasnya saat masih menjabat sebagai presiden. Hak imunitas adalah kekebalan atas hukum sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan, tata tertib dan kode etik.
"Ini adalah tuduhan keterlibantan atas peristiwa yang terjadi di Acteal yang tidak berdasar dan keterlaluan," ungkap Zadilo seperti di kutip dalam CNN, Sabtu (7/1/2012).
Serangan yang terjadi pada Desember 1997 di Acteal adalah tragedi yang mengerikan. Tetapi tragedi itu tidak dihasilkan dari sebuah konspirasi yang dilakukan oleh Pemerintah Federal Mexico, yang di dalangi oleh presiden Zedilo. "Konflik itu diwariskan dari pemerintahan yang sebelumnya," terangnya.
Sebelumnya, pada September 2011, dalam sebuah dokumen pengadilan, dia dituntut oleh sepuluh orang taksa penuntut umum untuk mebayar ganti rugi sebesar $50 juta. Pada 1999, Komisi PBB untuk HAM telah mengeluarkan laporan tentang pembantain yang terjadi di Mexico.
Pembantaian yang terjadi Acteal merupakan imbas dari pemberontakan Zapatista. Dalam aksi pemberontakan ini, penduduk lokal menuntut hakn aksi. Tiga tahun kemudian, hak aksi ini di ikuti olah penduduk di Acteal.
"Latar belakang atas peristima ini adalah perselisihan lama tentang kepemilikan tanah, yang telah berlangsung selama beberapa dekade dan telah memecah belah masyarakat lokal," tambahnya. (san)
()