Lecehkan Perempuan, Militer Mesir Terus Dikecam

Rabu, 21 Desember 2011 - 14:50 WIB
Lecehkan Perempuan, Militer Mesir Terus Dikecam
Lecehkan Perempuan, Militer Mesir Terus Dikecam
A A A
KAIRO - Ribuan orang turun ke jalan di kota Kairo, Mesir, menggelar aksi protes melawan kebrutalan pihak militer terhadap perempuan saat aksi protes yang terjadi di alun-alun kota Tahrir pekan lalu.

Aksi ribuan perempuan ini sudah memasuki hari kelima. Aksi ini memang diperuntukkan bagi militer Mesir yang dianggap brutal dalam menangani aksi demonstrasi yang telah menyebabkan 14 orang tewas dan 900 lainnya terluka.

Pengutukan ini dilakukan karena militer Mesir terlihat menyeret seorang pengunjuk rasa wanita di jalan dengan memperlihatkan pakaian dalamnya, kemudian memukuli dan menginjak injak tubuhnya.

Menurut salah seorang demostran, dewan militer kini hanya perduli pada upaya menggenggam kekuasaan.

Menurut Adel Umum Emara, seorang anggota dewan tentara Mesir yang mengambil alih setelah Mubarak digulingkan pada Februari, kasus kekerasan terhadap pengunjuk rasa wanita ini masih dalam penyelidikan.

Dalam aksi hari kelima ini, para pengunjuk rasa meneriakkan bahwa Kepala Militer Mesri Marshall Field Tantawi sebagai seorang pengecut, karena tidak sepantasnya perempuan Mesir dipermalukan seperti itu.

Saat ini beredar gambar-gambar perempuan yang belum teridentifikasi identitasnya, ditelanjangi dan dipukuli, serta ditarik rambutnya. Bahkan, kebanyakan perempuan yang ditangkap oleh tentara juga mengaku bahwa mereka dianiaya dan dipukuli saat berada di penjara.

Pihak tentara Mesir pun sudah mengeluarkan pernyataan penyesalan yang mendalam atas kejadian kekerasan terhadap perempuan saat aksi demonstrasi pekan lalu itu.

Kritik Hillary Clinton


Apa yang dilakukan oleh militer Mesir mendapat kritikan kuat. Menteri LUar Negeri Amerika Serikat Hillay Clinton menentang perlakuan terhadap perempuan Mesir dalam beberapa bulan terakhir.

"Wanita dipukuli dan dihina di jalan-jalan yang sama di mana mereka mempertaruhkan nyawa mereka untuk revolusi hanya dari beberapa bulan lalu," kata diplomat tinggi Amerika dalam sebuah pidato di Georgetown Washington University pada Senin lalu.

AS, sebagai sekutu Mesir pada masa pemerintahan Housni Mobarak, dan memberikan bantuan dana militer sejumlah USD3 miliar tahun lalu, telah mendapat kritikan oleh aktivis karena tidak berbicara lebih kuat melawan kekerasan. Gedung Putih pun diminta untuk meninjau kelanjutan ekspor senjata, karena senjata itulah yang digunakan untuk menodong para demonstran.

"para Perempuan pengunjuk rasa telah ditangkap dan mengalami penganiaayaan yang mengerikan. wartawan juga telah diserang secara seksual. Dan sekarang, para wanita sedang diserang, ditelanjangi, dan dipukuli di jalan-jalan," tambah Clinton.

Kejadian ini pun dinilai sebagai penurunan penghargaan atas perempuan Mesir di masa revolusi. Aksi ini pun telah mempermalukan Mesir yang justru dilakukan oleh orang-orang Mesir sendiri.

Sedangkan sejumlah Jenderal Angkatan Darat dan penasihat militer Mesir pun justru mengutuk demonstran pro-demokrasi, dalam aksi kekerasan yang luar biasa keras tersebut.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5342 seconds (0.1#10.140)