Korban Meninggal 4.313, Lockdown di Inggris Diperkirakan Hingga Akhir Mei

Minggu, 05 April 2020 - 06:01 WIB
Korban Meninggal 4.313,...
Korban Meninggal 4.313, Lockdown di Inggris Diperkirakan Hingga Akhir Mei
A A A
LONDON - Inggris tampaknya tidak akan mencabut kebijakan lockdown hingga akhir Mei, saat penyebaran virus corona diperkirakan mulai berkurang.

Saat ini korban meninggal dunia akibat wabah itu bertambah menjadi 4.313. Pemerintah Inggris telah menutup pub, restoran dan hampir semua toko. Warga diminta tetap di rumah kecuali untuk keperluan yang penting.

Kebijakan ini untuk mencegah penyebaran virus corona di Inggris yang sudah memiliki 42.000 kasus dikonfirmasi. Namun para pakar mulai mempertanyakan apakah gangguan pada ekonomi akan mengorbankan lebih banyak nyawa dalam jangka panjang.

“Kami ingin bergerak ke situasi di mana paling tidak pada akhir Mei kita mampu mengganti beberapa kebijakan yang tak terlalu intensif, lebih berdasar teknologi dan tes, untuk mengakhiri lockdown yang kita punya sekarang,” papar Neil Ferguson, professor biologi matematika di Imperial College London.

Korban meninggal di Inggris akibat virus corona bertambah 20% menjadi 4.313 pada Jumat (3/4) siang waktu setempat, dengan 708 korban meninggal dunia baru. Data itu dibandingkan peningkatan 23% pada Kamis (2/4).

“Puncak kasus baru dapat terjadi dalam sepekan atau 10 hari,” papar Ferguson.

Dia menjelaskan, aturan yang ketat akan menentukan seberapa cepat tingkat penurunan infeksi setelah itu. “Cukup seimbang pada saat ini. Inggris dapat memiliki level infeksi cukup tinggi selama beberapa pekan jika orang mulai bersosialisasi,” ungkap Ferguson.

Inggris awalnya terlihat enggan bersikap tegas dalam menghadapi wabah itu. Namun sikap Perdana Menteri (PM) Boris Johnson berubah dan menerapkan langkah social distancing yang ketat setelah pemodelan Ferguson menunjukkan seperempat juta warga Inggris bisa mati akibat wabah itu.

Respon pemerintah pun terhambat oleh kurangnya ventilator dan ketidakmampuan melakukan tes massal untuk menentukan apakah publik dan khususnya petugas kesehatan telah membangun imunitas.

PM Johnson telah menjalani isolasi mandiri setelah dites positif corona. Dia mengundang para pemimpin partai oposisi untuk rapat dengan para penasehat medis, termasuk Ketua Partai Buruh yang baru, Keir Starmer.

“Sebagai para pemimpin partai kita memiliki kewajiban bekerja sama pada momen darurat nasional ini,” ungkap PM Johnson.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1314 seconds (0.1#10.140)