Bahrain Gunakan Hydroxychloroquine untuk Obat COVID-19
A
A
A
MANAMA - Bahrain termasuk salah satu negara pertama di dunia yang menggunakan Hydroxychloroquine untuk mengobati pasien virus corona baru, COVID-19. Demikian disampaikan Ketua Dewan Kesehatan Tertinggi sekaligus Kepala Satuan Tugas Nasional untuk Memerangi Virus Corona, Sheikh Mohamed bin Abdullah Al Khalifa.
"Hydroxychloroquine dilaporkan memiliki dampak mendalam ketika digunakan untuk mengobati gejala yang ditunjukkan oleh kasus COVID-19 aktif," tulis kantor berita negara setempat, BNA, yang dikutip Reuters, Kamis (26/3/2020).
Kerajaan tersebut pertama kali menggunakan obat Hydroxychloroquine pada 26 Februari, setelah mengonfirmasi kasus pertama COVID-19 pada 24 Februari.
Kementerian Kesehatan setempat mengatakan hingga hari Rabu ada 225 kasus virus corona aktif, empat kematian, dan 190 pasien disembuhkan.
Hydroxychloroquine
Hydroxychloroquine adalah anti-malaria dan anti-inflamasi yang digunakan untuk mengobati gangguan auto-imun seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Namun, obat itu telah dicoba untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru dengan beberapa di antaranya berhasil sembuh.
Obat itu mulai digunakan karena belum ada vaksin yang disetujui untuk COVID-19.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada pekan lalu meminta regulator kesehatan Amerika untuk mempercepat obat potensial yang ditujukan untuk mengobati COVID-19 di tengah wabah yang menyebar cepat. Dia secara khusus menunjuk hydroxychloroquine sebagai obat potensial.
Di Brazil, uji klinis hydroxychloroquine, yang dipimpin oleh Rumah Sakit Albert Einstein di Sao Paulo bersama dengan rumah sakit Brazil lainnya, dimulai pada hari Senin dan menguji efektivitas obat tersebut yang dikombinasikan dengan antibiotik azithromycin terhadap pasien COVID- 19.
Trump dan Presiden Brazil Jair Bolsonaro telah mempromosikan Hydroxychloroquine dan chloroquine terkait sebagai obat potensial untuk infeksi virus corona baru ketika mereka mencoba untuk meredakan kekhawatiran akan virus tersebut dan untuk melindungi ekonomi mereka dari keruntuhan.
Di India, pemerintah melarang ekspor Hydroxychloroquine dan formulasi lain obat malaria pada hari Rabu. Negara itu sedang menguji obat tersebut untuk virus yang menyebabkan 472.035 orang di 198 negara terinfeksi.
"Hydroxychloroquine dilaporkan memiliki dampak mendalam ketika digunakan untuk mengobati gejala yang ditunjukkan oleh kasus COVID-19 aktif," tulis kantor berita negara setempat, BNA, yang dikutip Reuters, Kamis (26/3/2020).
Kerajaan tersebut pertama kali menggunakan obat Hydroxychloroquine pada 26 Februari, setelah mengonfirmasi kasus pertama COVID-19 pada 24 Februari.
Kementerian Kesehatan setempat mengatakan hingga hari Rabu ada 225 kasus virus corona aktif, empat kematian, dan 190 pasien disembuhkan.
Hydroxychloroquine
Hydroxychloroquine adalah anti-malaria dan anti-inflamasi yang digunakan untuk mengobati gangguan auto-imun seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Namun, obat itu telah dicoba untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru dengan beberapa di antaranya berhasil sembuh.
Obat itu mulai digunakan karena belum ada vaksin yang disetujui untuk COVID-19.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada pekan lalu meminta regulator kesehatan Amerika untuk mempercepat obat potensial yang ditujukan untuk mengobati COVID-19 di tengah wabah yang menyebar cepat. Dia secara khusus menunjuk hydroxychloroquine sebagai obat potensial.
Di Brazil, uji klinis hydroxychloroquine, yang dipimpin oleh Rumah Sakit Albert Einstein di Sao Paulo bersama dengan rumah sakit Brazil lainnya, dimulai pada hari Senin dan menguji efektivitas obat tersebut yang dikombinasikan dengan antibiotik azithromycin terhadap pasien COVID- 19.
Trump dan Presiden Brazil Jair Bolsonaro telah mempromosikan Hydroxychloroquine dan chloroquine terkait sebagai obat potensial untuk infeksi virus corona baru ketika mereka mencoba untuk meredakan kekhawatiran akan virus tersebut dan untuk melindungi ekonomi mereka dari keruntuhan.
Di India, pemerintah melarang ekspor Hydroxychloroquine dan formulasi lain obat malaria pada hari Rabu. Negara itu sedang menguji obat tersebut untuk virus yang menyebabkan 472.035 orang di 198 negara terinfeksi.
(mas)