Kelompok Bersenjata Bantai 25 Orang di Kompleks Sikh Afghanistan

Kamis, 26 Maret 2020 - 03:39 WIB
Kelompok Bersenjata Bantai 25 Orang di Kompleks Sikh Afghanistan
Kelompok Bersenjata Bantai 25 Orang di Kompleks Sikh Afghanistan
A A A
KABUL - Sejumlah pria bersenjata dan pembom bunuh diri menyerbu sebuah kompleks keagamaan Sikh di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, Rabu (25/3/2020), dan menewaskan 25 orang. Para pelaku kemudian tewas setelah terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan.

Narender Singh Khalsa, seorang anggota parlemen yang mewakili komunitas kecil Sikh, mengatakan dia telah melaporkan bahwa hingga 200 orang telah terperangkap di kuil itu selama serangan itu.

"Tiga pelaku bom bunuh diri memasuki dharamsala," katanya, merujuk pada sebuah tempat perlindungan di kompleks kuil.

"Orang-orang bersenjata itu memulai serangan mereka pada saat dharamsala penuh dengan para penyembah," imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (26/3/2020).

Di luar kompleks, keluarga berkumpul dan wanita menangis ketika mereka menunggu untuk mengetahui nasib kerabat mereka.

Beberapa jam setelah serangan yang berlangsung pada dini hari itu, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tariq Arian mengatakan, operasi oleh pasukan keamanan telah berakhir dan semua penyerang telah tewas. Namun ia tidak mengatakan berapa banyak pelaku penyerangan.

Kementerian itu mengatakan 25 orang yang berada di kompleks keagamaan telah terbunuh, delapan terluka dan 80 diselamatkan.

Seorang pejabat misi NATO Afghanistan mengatakan, tanggapan terhadap serangan itu dipimpin dan dieksekusi oleh pasukan Afghanistan, tetapi mereka telah menerima sejumlah saran dan bantuan dari NATO.

Seorang juru bicara Taliban, dalam sebuah pesan di Twitter, membantah bertanggung jawab atas serangan itu. Klaim bertanggung jawab justru dikeluarkan oleh kelompok pesaing Taliban, kelompok militan Negara Islam (IS dulu ISIS) lewat sebuah pernyataan.

Aktivis hak asasi manusia dan negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS), India dan Pakistan mengutuk serangan itu.

"Kami terkejut dan kecewa ... pihak berwenang memiliki tanggung jawab untuk melindungi minoritas dan tempat ibadah mereka di Afghanistan," kata Amnesty International Asia Selatan di Twitter.

Komunitas Sikh telah menjadi sasaran serangan oleh militan IS di Asia selatan. Pada tahun 2018, sebuah bom bunuh diri yang menargetkan komunitas Sikh dan diklaim oleh ISIS menewaskan lebih dari selusin orang di kota Jalalabad, Afghanistan timur.

Pada akhir 1980-an, ada sekitar 500.000 keluarga Sikh yang tersebar di Afghanistan, banyak dari mereka telah ada selama beberapa generasi. Namun sebagian besar melarikan diri selama perang saudara selama bertahun-tahun dan kebangkitan Taliban. Kini komunitas mereka di Afghanistan berjumlah kurang dari 300 keluarga.

AS bulan lalu membuat kesepakatan dengan Taliban mengenai penarikan pasukan internasional pimpinan Amerika, tetapi perjanjian itu tidak termasuk dengan militan ISIS.

Serangan itu terjadi sehari setelah AS mengatakan akan memotong bantuan kepada pemerintah Afghanistan sebesar USD1 miliar karena frustrasi dengan perselisihan para pemimpin politiknya yang tidak dapat mencapai kesepakatan dan membentuk tim untuk bernegosiasi dengan Taliban.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3593 seconds (0.1#10.140)