Islandia Temukan 40 Mutasi Virus Corona, Picu Ketakutan Pandemi Baru
A
A
A
COPENHAGEN - Otoritas kesehatan Islandia yang bekerja sama dengan perusahaan genetika swasta deCODE genetics telah mendeteksi 40 mutasi virus corona. Temuan itu muncul setelah mereka melakukan tes untuk virus corona baru, COVID-19, terhadap 9.768 orang di negara tersebut.
Menurut profesor dan virolog Universitas Copenhagen, Allan Randrup Thomsen, ini menyiratkan bahwa virus pada akhirnya akan menjadi lebih menular, tetapi tidak terlalu parah.
“Ini mirip dengan pola yang kita lihat dengan flu, dan kita bisa hidup dengan itu. Saya tidak mengatakan memang benar bahwa semua varian akan bertahan, tetapi ada kecenderungan untuk mengembangkannya," ujarnya.
"Ini berarti bahwa virus dapat menginfeksi lebih banyak karena lebih baik beradaptasi, tetapi bukan varian virus penyebab penyakit yang bertahan. Ini adalah varian yang menyebabkan lebih sedikit penyakit," papar Thomsen kepada surat kabar Denmark, Information, yang dikutip Sputnik, Selasa (24/3/2020).
Thomsen menetapkan bahwa 40 varian jatuh ke dalam tiga kelompok yang dapat ditelusuri kembali ke sumber infeksi tertentu, yang ia sebut sebagai "contoh buku teks".
Kepala ahli epidemiologi Islandia, Thorolfur Gudnason, mengatakan ia mengharapkan hasil penelitian ini terbukti sangat bermanfaat di seluruh dunia sebagai kontribusi terhadap upaya dunia melawan pandemi.
María Mjöll Jónsdóttir, pejabat dari Kementerian Luar Negeri Islandia juga menekankan bahwa hasil penelitian ini dimaksudkan untuk digunakan secara internasional.
Islandia memiliki total 588 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, 1 di antaranya telah meninggal, 51 orang sembuh dan lainnya masih menjalani perawatan. Sebayak 6.816 orang saat ini dalam karantina.
Untuk mencoba mengakhiri pandemi, negara kepulauan ini telah melakukan tindakan drastis, termasuk larangan pertemuan lebih dari 20 orang, dan serangkaian penutupan yang memengaruhi kolam renang, pusat kebugaran, perpustakaan, dan museum. Bisnis penata rambut, salon kuku dan bisnis lain yang melibatkan kontak fisik dekat juga ditutup.
Sejauh ini, satu anggota parlemen, Smari McCarthy dari Pirate Party, telah dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Enam pegawai Parlemen lainnya juga terinfeksi, dengan beberapa lainnya di karantina.
Menurut profesor dan virolog Universitas Copenhagen, Allan Randrup Thomsen, ini menyiratkan bahwa virus pada akhirnya akan menjadi lebih menular, tetapi tidak terlalu parah.
“Ini mirip dengan pola yang kita lihat dengan flu, dan kita bisa hidup dengan itu. Saya tidak mengatakan memang benar bahwa semua varian akan bertahan, tetapi ada kecenderungan untuk mengembangkannya," ujarnya.
"Ini berarti bahwa virus dapat menginfeksi lebih banyak karena lebih baik beradaptasi, tetapi bukan varian virus penyebab penyakit yang bertahan. Ini adalah varian yang menyebabkan lebih sedikit penyakit," papar Thomsen kepada surat kabar Denmark, Information, yang dikutip Sputnik, Selasa (24/3/2020).
Thomsen menetapkan bahwa 40 varian jatuh ke dalam tiga kelompok yang dapat ditelusuri kembali ke sumber infeksi tertentu, yang ia sebut sebagai "contoh buku teks".
Kepala ahli epidemiologi Islandia, Thorolfur Gudnason, mengatakan ia mengharapkan hasil penelitian ini terbukti sangat bermanfaat di seluruh dunia sebagai kontribusi terhadap upaya dunia melawan pandemi.
María Mjöll Jónsdóttir, pejabat dari Kementerian Luar Negeri Islandia juga menekankan bahwa hasil penelitian ini dimaksudkan untuk digunakan secara internasional.
Islandia memiliki total 588 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, 1 di antaranya telah meninggal, 51 orang sembuh dan lainnya masih menjalani perawatan. Sebayak 6.816 orang saat ini dalam karantina.
Untuk mencoba mengakhiri pandemi, negara kepulauan ini telah melakukan tindakan drastis, termasuk larangan pertemuan lebih dari 20 orang, dan serangkaian penutupan yang memengaruhi kolam renang, pusat kebugaran, perpustakaan, dan museum. Bisnis penata rambut, salon kuku dan bisnis lain yang melibatkan kontak fisik dekat juga ditutup.
Sejauh ini, satu anggota parlemen, Smari McCarthy dari Pirate Party, telah dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Enam pegawai Parlemen lainnya juga terinfeksi, dengan beberapa lainnya di karantina.
(mas)