Pakar: Virus Corona Tidak Selalu Terkait dengan Kelelawar

Minggu, 22 Maret 2020 - 23:58 WIB
Pakar: Virus Corona...
Pakar: Virus Corona Tidak Selalu Terkait dengan Kelelawar
A A A
WASHINGTON - Jurnal Kedokteran Nature Medicine telah mengklaim bahwa Covid-19 kemungkinan merupakan hasil dari evolusi alami. Wanda Markotter, Profesor dan Direktur Pusat Viral Zoonoses dan Ketua Penelitian DST-NRF Afrika Selatan dari Universitas Pretoria, memberikan pandangannya tentang masalah ini.

Dalam sebuah wawancara dengan Sputnik, Wanda ditanya mengenai apakah para ilmuwan sekarang tahu dari mana sebenarnya virus Corona berasal. Dia menuturkan, ini pertanyaan yang sangat sulit, karena virus pada kelelawar masih sangat berbeda dengan apa yang kita lihat dalam wabah manusia.

"Jadi, itu jelas bukan dampak langsung dari kelelawar, tetapi itu adalah petunjuk terbaik kami saat ini, dan itulah satu-satunya hal yang dapat kita sebut sebagai kelelawar," ungkapnya.

"Sepertinya ada virus serupa yang bersirkulasi pada kelelawar, tetapi bukan yang langsung bertanggung jawab atas wabah ini, dan kemudian ada semua jenis cerita tentang dari mana wabah itu berasal, dengan kisah aslinya adalah bahwa ia terkait dengan pasar hewan, dan sekarang menjadi agak kabur karena sekarang ada kasus indeks sebelumnya yang tidak memiliki kontak dengan pasar tertentu," sambungnya.

Dia lalu mengatakan, karena pasar-pasar yang menjual binatang liar di China telah ditutup, maka akan sangat sulit untuk melacak asalnya.
Terkait dengan, haruskah setiap negara yang terkena dampak di dunia menutup acara-acara publik dan sekolah-sekolah untuk mengurangi ancaman Covid-19. Dia menuturkan, hal itu sebaiknya dilakukan, karena itu adalah hal paling efektif untuk bisa mencegah penyebaran virus saat ini.

"Kita harus ingat bahwa ini adalah satu-satunya hal yang saat ini kita ketahui sedang bekerja. Sampai kita memiliki vaksin yang tepat kita dapat memvaksinasi populasi dengan mencoba membatasi penyebaran Coronavirus adalah satu-satunya cara," ucapnya.

Itu sebabnya, jelas Markotter, Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyarankan negara-negara untuk melakukan hal tersebut. Itu satu-satunya yang cara yang dimiliki untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan itu bekerja untuk China.

"Tidak ada banyak kasus di sana lagi, jadi masuk akal untuk mengikutinya daripada tidak melakukannya. Masalahnya adalah; bahwa seluruh dunia harus melakukannya selama beberapa minggu, untuk dapat benar-benar memperlambat ini dan menghentikannya," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1567 seconds (0.1#10.140)