John Perkins: Arab Saudi dan Pasar Minyak saat Guncangan Coronavirus
A
A
A
Arab Saudi dan Pasar Minyak Dunia. Penulis buku An Economic Hitman John Perkins kembali menerawang gonjang-ganjing krisis ekonomi dunia terkait perang harga minyak dunia di tengah guncangan wabah Coronavirus.
Penerawangan John Perkins diunggah dalam video pendek di Instagramnya. Perkins mengatakan, ''Aku ingin mengajak Anda berdiskusi mengenai pasar minyak yang saat ini mengalami guncangan dahsyat dalam krisis ekonomi dunia karena pandemi Coronavirus.''Kita tahu, harga minyak dunia saat ini anjlok karena krisis ekonomi. Aku ingin mengingatkan kembali mengenai hal penting dalam buku saya, An Ecnomic Hitman. Mengingatkan kembali pada musim dingin 1973-1974. Arab Saudi dilanda kekecewaan besar mengenai harga minyak dunia yang terguncang hingga 7 kali.
Pemerintah Arab Saudi mendapat hukuman dari Amerika Serikat karena dianggap menjadi pemicu krisis. Saat ini, Negeri Paman Sam dilanda kepanikan hebat karena Coronavirus. Pemerintah AS pun mendatangi saya untuk meminta masukan, tentu dalam kapasitas saya sebagai Economic Hitman.
Aku kemudian mempelajari banyak hal mengenai Arab Saudi untuk memastikan apa yang sedang terjadi. Poin utamanya adalah kesepakatan antara Pemerintah Arab Saudi terkait harga pasar minyak dunia yang tidak lagi bergantung kepada perjanjian dengan Amerika Serikat dan perusahaan minyak dunia lainnya.
Kebijakan Pemerintah Arab Saudi berubah tidak seperti ketika terjadi Perang Teluk pertama pada 1991 di bawah komando Presiden George Bush. Aku penasaran, apa yang terjadi dengan Arab Saudi sehingga berani melanggar kesepakatan? Apa yang terjadi? Realitasnya, Arab Saudi berani melakukannya.
Arab Saudi adalah Negara eksportir minyak terbesar di dunia. Negara yang sangat, sangat kaya. Negara eksportir minyak terbesar kedua adalah Rusia! Jadi, kita akan lihat AS melawan Arab Saudi atau Arab Saudi akan menjadi partner AS melawan Rusia.
Dalam akhir videonya, John Perkins mengingatkan semua orang saling mendukung melawan Coronavirus. Dia berpesan agar semua tetap sehat dan saling mendukung satu sama lain.
Penerawangan John Perkins diunggah dalam video pendek di Instagramnya. Perkins mengatakan, ''Aku ingin mengajak Anda berdiskusi mengenai pasar minyak yang saat ini mengalami guncangan dahsyat dalam krisis ekonomi dunia karena pandemi Coronavirus.''Kita tahu, harga minyak dunia saat ini anjlok karena krisis ekonomi. Aku ingin mengingatkan kembali mengenai hal penting dalam buku saya, An Ecnomic Hitman. Mengingatkan kembali pada musim dingin 1973-1974. Arab Saudi dilanda kekecewaan besar mengenai harga minyak dunia yang terguncang hingga 7 kali.
Pemerintah Arab Saudi mendapat hukuman dari Amerika Serikat karena dianggap menjadi pemicu krisis. Saat ini, Negeri Paman Sam dilanda kepanikan hebat karena Coronavirus. Pemerintah AS pun mendatangi saya untuk meminta masukan, tentu dalam kapasitas saya sebagai Economic Hitman.
Aku kemudian mempelajari banyak hal mengenai Arab Saudi untuk memastikan apa yang sedang terjadi. Poin utamanya adalah kesepakatan antara Pemerintah Arab Saudi terkait harga pasar minyak dunia yang tidak lagi bergantung kepada perjanjian dengan Amerika Serikat dan perusahaan minyak dunia lainnya.
Kebijakan Pemerintah Arab Saudi berubah tidak seperti ketika terjadi Perang Teluk pertama pada 1991 di bawah komando Presiden George Bush. Aku penasaran, apa yang terjadi dengan Arab Saudi sehingga berani melanggar kesepakatan? Apa yang terjadi? Realitasnya, Arab Saudi berani melakukannya.
Arab Saudi adalah Negara eksportir minyak terbesar di dunia. Negara yang sangat, sangat kaya. Negara eksportir minyak terbesar kedua adalah Rusia! Jadi, kita akan lihat AS melawan Arab Saudi atau Arab Saudi akan menjadi partner AS melawan Rusia.
Dalam akhir videonya, John Perkins mengingatkan semua orang saling mendukung melawan Coronavirus. Dia berpesan agar semua tetap sehat dan saling mendukung satu sama lain.
(aww)