Anggota Senior Korps Garda Revolusi Iran Terbunuh di Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Anggota senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Farhad Dabirian, terbunuh di Suriah pada hari Jumat. Kematiannya pertama kali dilaporkan kantor berita Fars tanpa merinci bagaimana dia terbunuh.
Fars hanya menyebut Dabirian "mati syahid". Media yang dekat dengan IRGC Iran itu, seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/3/2020), menggambarkan Dabirian sebagai sosok "pembela kuil Sayida Zainab", sebuah situs suci umat Islam Syiah di selatan Damaskus. Dia juga tercatat sebagai mantan komandan IRGC di Palmyra, kota kuno di pusat Suriah.
Kelompok-kelompok yang terkait IRGC Iran dan milisi Syiah dari negara-negara lain termasuk Pakistan, Afghanistan, Irak, dan Lebanon telah bertempur bersama militer Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara selama sembilan tahun terakhir.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi yang berbasis di Inggris yang melaporkan perang Suriah, mengatakan seorang komandan senior IRGC Iran dibunuh di daerah Sayida Zainab di selatan Damaskus. Namun, kelompok pemantau krisis Suriah itu tidak menjelaskan siapa pelaku dan bagiaman anggota senior IRGC Iran itu tewas.
Suriah sampai saat ini masih dilanda konflik, terutama di Provinsi Idlib yang merupakan benteng terakhir oposisi Suriah. Di wilayah Idlib itu pula kelompok militan bersenjata, termasuk Jabhat al-Nusra, berbasis.
Pasukan rezim Suriah mulai menggempur wilayah Idlib sejak beberapa bulan lalu dengan klaim memerangi kelompok militan. Namun, Turki yang selama ini membela kelompok oposisi Suriah mengentang operasi militer rezim Assad di Idlib dengan alasan operasi militer yang dilakukan merupakan pembantaian terhadap warga sipil.
Puluhan tentara Turki telah tewas oleh serangan militer rezim Suriah di Idlib karena, menurut Damaskus, bercampur dengan kelompok militan yang diperangi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin (sekutu Assad) telah sepakat memberlakukan gencatan senjata di Idlib. Namun, militer Rusia mencatat kelompok militan sudah enam kali melanggar gencatan senjata sejak disepakati Putin dan Erdogan. Namun, Ankara membantah adanya pelanggaran gencatan senjata di Idlib.
Fars hanya menyebut Dabirian "mati syahid". Media yang dekat dengan IRGC Iran itu, seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/3/2020), menggambarkan Dabirian sebagai sosok "pembela kuil Sayida Zainab", sebuah situs suci umat Islam Syiah di selatan Damaskus. Dia juga tercatat sebagai mantan komandan IRGC di Palmyra, kota kuno di pusat Suriah.
Kelompok-kelompok yang terkait IRGC Iran dan milisi Syiah dari negara-negara lain termasuk Pakistan, Afghanistan, Irak, dan Lebanon telah bertempur bersama militer Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara selama sembilan tahun terakhir.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi yang berbasis di Inggris yang melaporkan perang Suriah, mengatakan seorang komandan senior IRGC Iran dibunuh di daerah Sayida Zainab di selatan Damaskus. Namun, kelompok pemantau krisis Suriah itu tidak menjelaskan siapa pelaku dan bagiaman anggota senior IRGC Iran itu tewas.
Suriah sampai saat ini masih dilanda konflik, terutama di Provinsi Idlib yang merupakan benteng terakhir oposisi Suriah. Di wilayah Idlib itu pula kelompok militan bersenjata, termasuk Jabhat al-Nusra, berbasis.
Pasukan rezim Suriah mulai menggempur wilayah Idlib sejak beberapa bulan lalu dengan klaim memerangi kelompok militan. Namun, Turki yang selama ini membela kelompok oposisi Suriah mengentang operasi militer rezim Assad di Idlib dengan alasan operasi militer yang dilakukan merupakan pembantaian terhadap warga sipil.
Puluhan tentara Turki telah tewas oleh serangan militer rezim Suriah di Idlib karena, menurut Damaskus, bercampur dengan kelompok militan yang diperangi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin (sekutu Assad) telah sepakat memberlakukan gencatan senjata di Idlib. Namun, militer Rusia mencatat kelompok militan sudah enam kali melanggar gencatan senjata sejak disepakati Putin dan Erdogan. Namun, Ankara membantah adanya pelanggaran gencatan senjata di Idlib.
(mas)