Cegah Penyebaran Virus Corona, Iran Bebaskan Puluhan Ribu Napi
A
A
A
TEHERAN - Iran mengatakan pihaknya sementara membebaskan puluhan ribu tahanan. Ini dilakukan dalam upaya penyebaran virus Corona Covid-19 yang mematikan di antara para napi.
Juru bicara kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili mengatakan kepada wartawan bahwa negara Timur Tengah itu akan membebaskan lebih dari 54.000 napi dari sistem penjara yang penuh sesak untuk sementara dengan jaminan. Langkah itu dilakukan setelah hasil tes virus Corona terhadap para napi negatif.
Di antara para tahanan itu bisa jadi adalah warga negara Inggris Nazanin Zaghari-Ratcliffe. Ia ditangkap pada April 2016 oleh Garda Revolusi Iran ketika berusaha naik pesawat menuju Inggris dengan putrinya yang berusia 22 bulan di Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran.
Legislator Inggris Tulip Siddiq mengatakan Duta Besar Iran untuk Inggris, Hamid Baeidinejad, mengatakan kepadanya Zaghari-Ratcliffe mungkin akan dibebaskan dari penjara Evin Pail di Teheran pada Selasa atau Rabu waktu setempat.
"Jika ini terjadi, pemerintah Inggris memiliki kewajiban untuk membuatnya permanen, dan tidak membiarkannya digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam beberapa minggu mendatang," kata Siddiq.
"Saya tetap khawatir bahwa Nazanin telah memberi tahu keluarganya bahwa dia masih belum dites untuk virus Corona," imbuhnya seperti dilansir dari UPI, Rabu (4/3/2020).
Pada hari Selasa, Siddiq mengatakan kepada rekannya di kementerian di tengah laporan bahwa setidaknya satu narapidana di penjara telah meninggal karena COVID-19 bahwa para pejabat Iran telah menolak secara langsung untuk melakukan tes Corona terhadap Zaghari-Ratcliffe.
Anggota parlemen Partai Buruh, Emily Thornberry, melalui Twitter juga meminta Iran untuk membebaskan Zaghari-Ratcliffe. Ia mendesak Iran untuk menunjukkan rasa kemanusiaan, kasih sayang, dan kemurahan hati yang menyatukan rakyat Inggris, dan membiarkan Nazanin pulang.
Relawan Zaghari-Ratcliffe (41) dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena mata-mata. Menurut Amnesty International keluarganya merasa khawatir ia mungkin telah tertular virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia.
"Meskipun masih belum dikonfirmasi, kemungkinan tahanan terpapar virus Corona di penjara Evin sedikit saja menimbulkan kekhawatiran serius dan merupakan prospek mengerikan bagi Nazanin dan tahanan lainnya, termasuk pembela hak asasi manusia yang dipenjara," tulis Direktur Amnesty International Britain Kate Allen dalam sebuah pernyataan.
Baeidinejad menolak klaim bahwa Zaghari-Ratcliffe mungkin telah tertular virus tersebut. Ia merespons melalui Twitter dengan menyatakan bahwa Esmail (juru bicara kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili) mengatakan Zaghari-Ratcliffe dalam kondisi sehat dan belum terinfeksi Covid-19.
"(Esmail) menambahkan bahwa salah satu tahanan dengan tuduhan keamanan akan diberikan cuti hari ini atau besok untuk bergabung dengan keluarga," katanya, tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud.
Iran tengah berjuang melawan gempuran salah satu epidemi terburuk di dunia sejak mengkonfirmasi kasus infeksi Covid-19 pertama pada 19 Februari lalu. Hingga saat ini, 2.336 orang dilaporkan terinfeksi virus Corona di Iran dengan 77 orang meninggal dan 291 berhasil disembuhkan. (Baca: Iran Konfirmasi Kasus Virus Corona Covid-19 Pertama )
Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan kepada warga Iran untuk mengindahkan arahan para pejabat kesehatan dalam pertempuran melawan virus Corona.
"Perintah ini sama sekali tidak boleh dilanggar karena Tuhan telah mewajibkan kita untuk bertanggung jawab atas kesehatan kita sendiri dan orang lain," serunya.
"Karena itu, segala sesuatu yang berkontribusi pada kesehatan masyarakat dan membantu mencegah penyebaran penyakit adalah suatu kebajikan dan apa pun yang memfasilitasi penyebarannya adalah dosa," imbuhnya. (Baca: Khamenei: Virus Corona Bukan Masalah Besar )
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah pernyataan pada Senin lalu mengatakan bahwa sebuah tim telah tiba di Teheran untuk mendukung respons terhadap epidemi dengan mengidentifikasi populasi yang berisiko dan memberikan panduan.
Pesawat yang membawa tim ke Iran juga mengirimkan pasokan medis dan peralatan pelindung untuk lebih dari 15.000 penyedia layanan kesehatan dan peralatan laboratorium untuk menguji hampir 100.000 orang.
"Kami berada di wilayah yang belum dipetakan dengan Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui Twitter.
"Kami belum pernah melihat patogen pernafasan yang mampu menularkan komunitas, tetapi yang juga bisa ditanggulangi dengan tindakan yang benar," tukasnya.
Juru bicara kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili mengatakan kepada wartawan bahwa negara Timur Tengah itu akan membebaskan lebih dari 54.000 napi dari sistem penjara yang penuh sesak untuk sementara dengan jaminan. Langkah itu dilakukan setelah hasil tes virus Corona terhadap para napi negatif.
Di antara para tahanan itu bisa jadi adalah warga negara Inggris Nazanin Zaghari-Ratcliffe. Ia ditangkap pada April 2016 oleh Garda Revolusi Iran ketika berusaha naik pesawat menuju Inggris dengan putrinya yang berusia 22 bulan di Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran.
Legislator Inggris Tulip Siddiq mengatakan Duta Besar Iran untuk Inggris, Hamid Baeidinejad, mengatakan kepadanya Zaghari-Ratcliffe mungkin akan dibebaskan dari penjara Evin Pail di Teheran pada Selasa atau Rabu waktu setempat.
"Jika ini terjadi, pemerintah Inggris memiliki kewajiban untuk membuatnya permanen, dan tidak membiarkannya digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam beberapa minggu mendatang," kata Siddiq.
"Saya tetap khawatir bahwa Nazanin telah memberi tahu keluarganya bahwa dia masih belum dites untuk virus Corona," imbuhnya seperti dilansir dari UPI, Rabu (4/3/2020).
Pada hari Selasa, Siddiq mengatakan kepada rekannya di kementerian di tengah laporan bahwa setidaknya satu narapidana di penjara telah meninggal karena COVID-19 bahwa para pejabat Iran telah menolak secara langsung untuk melakukan tes Corona terhadap Zaghari-Ratcliffe.
Anggota parlemen Partai Buruh, Emily Thornberry, melalui Twitter juga meminta Iran untuk membebaskan Zaghari-Ratcliffe. Ia mendesak Iran untuk menunjukkan rasa kemanusiaan, kasih sayang, dan kemurahan hati yang menyatukan rakyat Inggris, dan membiarkan Nazanin pulang.
Relawan Zaghari-Ratcliffe (41) dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena mata-mata. Menurut Amnesty International keluarganya merasa khawatir ia mungkin telah tertular virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia.
"Meskipun masih belum dikonfirmasi, kemungkinan tahanan terpapar virus Corona di penjara Evin sedikit saja menimbulkan kekhawatiran serius dan merupakan prospek mengerikan bagi Nazanin dan tahanan lainnya, termasuk pembela hak asasi manusia yang dipenjara," tulis Direktur Amnesty International Britain Kate Allen dalam sebuah pernyataan.
Baeidinejad menolak klaim bahwa Zaghari-Ratcliffe mungkin telah tertular virus tersebut. Ia merespons melalui Twitter dengan menyatakan bahwa Esmail (juru bicara kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili) mengatakan Zaghari-Ratcliffe dalam kondisi sehat dan belum terinfeksi Covid-19.
"(Esmail) menambahkan bahwa salah satu tahanan dengan tuduhan keamanan akan diberikan cuti hari ini atau besok untuk bergabung dengan keluarga," katanya, tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud.
Iran tengah berjuang melawan gempuran salah satu epidemi terburuk di dunia sejak mengkonfirmasi kasus infeksi Covid-19 pertama pada 19 Februari lalu. Hingga saat ini, 2.336 orang dilaporkan terinfeksi virus Corona di Iran dengan 77 orang meninggal dan 291 berhasil disembuhkan. (Baca: Iran Konfirmasi Kasus Virus Corona Covid-19 Pertama )
Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan kepada warga Iran untuk mengindahkan arahan para pejabat kesehatan dalam pertempuran melawan virus Corona.
"Perintah ini sama sekali tidak boleh dilanggar karena Tuhan telah mewajibkan kita untuk bertanggung jawab atas kesehatan kita sendiri dan orang lain," serunya.
"Karena itu, segala sesuatu yang berkontribusi pada kesehatan masyarakat dan membantu mencegah penyebaran penyakit adalah suatu kebajikan dan apa pun yang memfasilitasi penyebarannya adalah dosa," imbuhnya. (Baca: Khamenei: Virus Corona Bukan Masalah Besar )
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah pernyataan pada Senin lalu mengatakan bahwa sebuah tim telah tiba di Teheran untuk mendukung respons terhadap epidemi dengan mengidentifikasi populasi yang berisiko dan memberikan panduan.
Pesawat yang membawa tim ke Iran juga mengirimkan pasokan medis dan peralatan pelindung untuk lebih dari 15.000 penyedia layanan kesehatan dan peralatan laboratorium untuk menguji hampir 100.000 orang.
"Kami berada di wilayah yang belum dipetakan dengan Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui Twitter.
"Kami belum pernah melihat patogen pernafasan yang mampu menularkan komunitas, tetapi yang juga bisa ditanggulangi dengan tindakan yang benar," tukasnya.
(ian)