Indonesia Jadi Saksi Perdamaian AS-Taliban-Afghanistan

Sabtu, 29 Februari 2020 - 17:32 WIB
Indonesia Jadi Saksi Perdamaian AS-Taliban-Afghanistan
Indonesia Jadi Saksi Perdamaian AS-Taliban-Afghanistan
A A A
DOHA - Pemerintah Indonesia menyambut baik kesepakatan damai antara Amerika Serikat (AS), pemerintah Afghanistan dengan kelompok Taliban Afghanistan.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi ikut menjadi saksi penandatanganan kesepakatan damai yang berlangsung di Doha, Qatar.

“Kesepakatan ini merupakan langkah awal yang perlu segera ditindaklanjuti dengan negosiasi intra-Afghan, antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban,” kata Menlu Retno dalam wawancaranya dengan stasiun televisi INews, Sabtu (29/2/2020).

Seperti diberitakan sebelumnya, AS dan Taliban Afghanistan sedang bersiap menandatangani perjanjian damai yang dapat mengakhiri perang terpanjang AS di negara itu. Kesepakatan damai ini tercapai setelah melalui negosiasi berkepanjangan selama hampir dua tahun di Ibu Kota Qatar, Doha.
Indonesia Jadi Saksi Perdamaian AS-Taliban-Afghanistan
Indonesia Jadi Saksi Perdamaian AS-Taliban-Afghanistan
Para diplomat dari Afghanistan, AS, India, Pakistan, dan negara-negara anggota PBB lainnya, termasuk Menlu Retno, sudah berkumpul pada Sabtu pagi bersama dengan perwakilan Taliban di Sheraton Hotel di Doha, sebuah resor bintang lima yang menghadap ke Teluk tempat perjanjian damai diperkirakan akan ditandatangani pada pukul 11.00 GMT atau sekitar pukul 18.00 WIB.

Pada Jumat malam, Presiden AS Donald Trump dalam sebuah pernyataan mendesak warga Afghanistan untuk mengambil kesempatan untuk perdamaian dan masa depan yang baru bagi negara mereka.

"Hampir 19 tahun yang lalu, anggota militer Amerika pergi ke Afghanistan untuk membasmi para teroris yang bertanggung jawab atas serangan 9/11. Pada waktu itu, kami telah membuat kemajuan besar di Afghanistan, tetapi dengan biaya besar bagi anggota militer kami yang berani, kepada pembayar pajak Amerika, dan kepada rakyat Afghanistan," ujarnya.

"Ketika saya mencalonkan diri untuk jabatan presiden, saya berjanji kepada orang-orang Amerika bahwa saya akan mulai membawa pulang pasukan kami, dan berusaha untuk mengakhiri perang ini. Kami membuat kemajuan besar pada janji itu," ujar Trump.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga akan menyaksikan penandatanganan perjanjian ini di Doha, sementara Menteri Pertahanan AS Mark Esper diperkirakan akan mengeluarkan deklarasi bersama dengan pemerintah Afghanistan di Kabul.

Kesepakatan itu datang seminggu setelah perjanjian "pengurangan kekerasan" (RIV) diumumkan oleh Washington, yang sebagian besar telah diadakan.

Selama sepekan terakhir, sedikitnya 19 pasukan keamanan dan empat warga sipil telah terbunuh. Kematian tersebut, menurut pemerintah Afghanistan disebabkan oleh Taliban.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3441 seconds (0.1#10.140)