Industri Garmen Kamboja Terpukul Virus Corona, Terancam Sanksi UE
A
A
A
PHNOM PENH - Sebanyak empat pabrik tekstil di Kamboja mungkin menghentikan operasi karena penundaan pasokan bahan mentah dari China akibat wabah virus corona.
Juru bicara Kementerian Tenaga Kerja Kamboja Heng Sour menyatakan terjadi penundaan pengiriman pakaian, benang, kancing, dan sol sepatu. Industri garmen merupakan penyedot tenaga kerja terbesar di Kamboja dan menghasilkan USD7 miliar per tahun untuk perekonomian.
"Jika hingga pekan kedua Maret, pabrik-pabrik masih tidak tahu kapan mereka akan mendapatkan bahan baku dari China, mereka mungkin berhenti untuk dua hingga tiga pekan," ujar Sour pada Reuters.
Sour menyebut bahwa dua pabrik itu mempekerjakan sekitar 3.000 pegawai secara total. Mereka telah mengungkapkan kekhawatiran itu pada pemerintah Kamboja.
Sour menolak menyebut nama pabrik atau merek-merek yang mereka pasok.
Kamboja hanya mengonfirmasi kasus virus corona pada satu warga China di kota Sihanoukville yang telah pulih dan meninggalkan rumah sakit pada Senin (10/2).
Sementara, Uni Eropa (UE) akan memutuskan apakah melanjutkan atau tidak perlakuan dagang khusus yang dimiliki Kamboja terkait masalah hak asasi manusia (HAM).
Kamboja diuntungkan dari program dagang "Semua Kecuali Senjata" yang memungkinkan negara-negara kurang maju untuk mengekspor sebagian besar barang ke UE secara bebas bea masuk.
Juru bicara Kementerian Tenaga Kerja Kamboja Heng Sour menyatakan terjadi penundaan pengiriman pakaian, benang, kancing, dan sol sepatu. Industri garmen merupakan penyedot tenaga kerja terbesar di Kamboja dan menghasilkan USD7 miliar per tahun untuk perekonomian.
"Jika hingga pekan kedua Maret, pabrik-pabrik masih tidak tahu kapan mereka akan mendapatkan bahan baku dari China, mereka mungkin berhenti untuk dua hingga tiga pekan," ujar Sour pada Reuters.
Sour menyebut bahwa dua pabrik itu mempekerjakan sekitar 3.000 pegawai secara total. Mereka telah mengungkapkan kekhawatiran itu pada pemerintah Kamboja.
Sour menolak menyebut nama pabrik atau merek-merek yang mereka pasok.
Kamboja hanya mengonfirmasi kasus virus corona pada satu warga China di kota Sihanoukville yang telah pulih dan meninggalkan rumah sakit pada Senin (10/2).
Sementara, Uni Eropa (UE) akan memutuskan apakah melanjutkan atau tidak perlakuan dagang khusus yang dimiliki Kamboja terkait masalah hak asasi manusia (HAM).
Kamboja diuntungkan dari program dagang "Semua Kecuali Senjata" yang memungkinkan negara-negara kurang maju untuk mengekspor sebagian besar barang ke UE secara bebas bea masuk.
(sfn)