Ribuan Kelelawar Invasi Kota di Australia, Penduduk Ketakutan

Jum'at, 07 Februari 2020 - 13:53 WIB
Ribuan Kelelawar Invasi Kota di Australia, Penduduk Ketakutan
Ribuan Kelelawar Invasi Kota di Australia, Penduduk Ketakutan
A A A
INGHAM - Ribuan kelelawar telah "menginvasi" sebuah kota di North Queensland, Australia. Serbuan satwan ini membuat para penduduk setempat takut meninggalkan rumah atau pun membawa anak-anak mereka pergi ke sekolah.

Serbuan ribuan kelelawar yang begitu kuat memmbuat ambulans udara rumah sakit setempat berhenti beroperasi karena hewan-hewan itu tidak memungkinkannya untuk terbang.

Kota yang diserbu ribuan kelelawar itu adalah kota Ingham, Hinchinbrook. "Invasi" satwa itu menjadi dilema bagi otoritas kota setempat karena kelalawar termasuk spesies yang dilindungi sehingga para petugas di kota itu tidak bisa bertindak apa pun.

Wali Kota Hinchinbrook, Raymon Jayo, mengomentari serbuan ribuan satwa tersebut kepada program berita A Current Affair. "Sepertinya bagi saya bahwa setiap kelelawar di Australia sekarang berada di Ingham," katanya, yang dilansir Jumat (7/2/2020).

"Ada empat spesies berbeda dan karena mereka semua memiliki anak-anak pada waktu yang berbeda, hampir tidak ada jendela kesempatan ketika kita dapat berinteraksi dengan kelelawar ini untuk mencoba dan memindahkan mereka," ujarnya.

Namun, politisi lokal, Bob Katter mengatakan kepada program berita itu bahwa terserah dirinya untuk bertindak dengan senapan.

"Tiba saatnya saya pikir tidak melanggar hukum untuk benar-benar 'membuntuti' seperti yang kita katakan di North Queensland," katanya. "Dan saya pikir titik itu mungkin telah tercapai."

Presiden Kamar Dagang Ingham, Rachael Coco, menambahkan; "Jika ini terjadi di gedung parlemen, seseorang pasti sudah menemukan solusi sekarang."

Dia menambahkan bahwa pariwisata di daerah itu telah terkena dampak dramatis sejak ribuan kelelawar tiba.

Pohon-pohon di sekitar sebuah sekolah dasar dipenuh kelelawar buah. Banyak orang tua menolak untuk mengirim anak-anak mereka ke sekolah sampai hewan-hewan itu pergi.

"Mereka tidak menginjakkan kaki di tanah itu sampai sesuatu dilakukan," kata seorang ibu di kota itu, Susanne Kaurila.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5586 seconds (0.1#10.140)