Lavrov: Rusia Terus Lawan Upaya Tulis Ulang Sejarah
A
A
A
MOSKOW -
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Moskow akan terus melawan upaya penulisan ulang sejarah Perang Dunia II. Dia juga menyebut, upaya ini juga akan menjadi isu prioritas utama dalam pekerjaan Rusia sebagai ketua Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).
"Ini (pelestarian ingatan historis dan perang melawan pemalsuan sejarah Perang Dunia II) adalah titik fokus dalam inisiatif kami dan prioritas kami selama kepresidenan Rusia. Selain aspek politik, peringatan dan militer, ada komponen hukum juga, karena upaya sedang dilakukan untuk mempertanyakan hasil hukum WWII," kata Lavrov.
"Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menyatakan hal itu lebih dari satu kali, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko juga secara teratur menekankan bahwa menulis ulang sejarah perang itu tidak dapat diterima," sambungnya, paska melakukan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal CSTO, Stanislav Zas.
Lavrov, seperti dilansir Tass pada Selasa (21/1/2020), mengaku yakin bahwa semua negara anggota CSTO melihat secara langsung itu, dan kerja sama antar anggota menunjukkan itu.
"Kami akan membantu Anda dengan segala cara yang mungkin di semua bidang kegiatan yang disetujui oleh kepala negara," ungkapnya.
Zas pada giliranya mencatat bahwa perayaan Hari Kemenangan adalah peristiwa yang sangat besar dalam hal dampaknya terhadap orang-orang.
"Kita perlu menjunjung tinggi kebenaran dan melawan semua upaya untuk memalsukan (sejarah). Ini adalah tujuan utama dari pekerjaan ini, terlebih lagi karena kita memiliki alasan yang bagus, peringatan 75 tahun Kemenangan," pungkasnya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Moskow akan terus melawan upaya penulisan ulang sejarah Perang Dunia II. Dia juga menyebut, upaya ini juga akan menjadi isu prioritas utama dalam pekerjaan Rusia sebagai ketua Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).
"Ini (pelestarian ingatan historis dan perang melawan pemalsuan sejarah Perang Dunia II) adalah titik fokus dalam inisiatif kami dan prioritas kami selama kepresidenan Rusia. Selain aspek politik, peringatan dan militer, ada komponen hukum juga, karena upaya sedang dilakukan untuk mempertanyakan hasil hukum WWII," kata Lavrov.
"Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menyatakan hal itu lebih dari satu kali, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko juga secara teratur menekankan bahwa menulis ulang sejarah perang itu tidak dapat diterima," sambungnya, paska melakukan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal CSTO, Stanislav Zas.
Lavrov, seperti dilansir Tass pada Selasa (21/1/2020), mengaku yakin bahwa semua negara anggota CSTO melihat secara langsung itu, dan kerja sama antar anggota menunjukkan itu.
"Kami akan membantu Anda dengan segala cara yang mungkin di semua bidang kegiatan yang disetujui oleh kepala negara," ungkapnya.
Zas pada giliranya mencatat bahwa perayaan Hari Kemenangan adalah peristiwa yang sangat besar dalam hal dampaknya terhadap orang-orang.
"Kita perlu menjunjung tinggi kebenaran dan melawan semua upaya untuk memalsukan (sejarah). Ini adalah tujuan utama dari pekerjaan ini, terlebih lagi karena kita memiliki alasan yang bagus, peringatan 75 tahun Kemenangan," pungkasnya.
(esn)