Korsel Tetap Berkomitmen untuk Perdamaian di Semenanjung Korea
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Korea Selatan (Korsel) untuk Indonesia, Kim Chang-beom mengatakan, Seoul masih sangat berkomitman dalam proses perdamaian di Semananjung Korea. Ini termasuk dengan membantu menghidupkan kembali pembicaraan antara Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS).
Berbicara saat menggelar konferensi pers di kantor Kedutaan Besar Korsel di Jakarta, Chang-beom menuturkan, proses perdamaian di Semenanjung Korea masih berlanjut. Namun demikian, tentunya dialog antara Korut dan AS untuk sementara saat ini masih terhenti dan pihaknya sangat menyayangkan hal ini.
"Kami tetap berpegang pada pandangan bahwa untuk menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea perlu memperbaiki hubungan antara Korsel dan Korut. Tetapi, di samping itu juga kita tetap harus berupaya untuk memajukan hubungan antara Korut dan AS," ucapnya pada Selasa (14/1/2020).
Dia kemudian mengatakan, Korsel berharap surat yang dikirimkan Presiden AS, Donald Trump saat ulang tahun pemimpin Korut, Kim Jong-un beberapa waktu lalu dapat membantu menghidupkan kembali dialog antara Pyongyang dan Washington.
"Kami Juga percaya bahwa untuk menciptakan proses perdamaian, mengintensifikan pertukaran antara Korsel dan Korut bukan sebuah pilihan, tapi sebuah kewajiban, sesuatu yang harus kami lakukan ke depannya. Untuk membuka kembali dialog antara Korut dan AS, dari Korsel juga akan tetap mengupayakan hal tersebut dan kami tentunya akan mengintensifkan pertukaran dengan Korut," ujarnya.
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Gedung Putih, Robert O'Brien mengatakan, Washington telah menghubungi pemerintah Korut untuk mengindikasikan bahwa Amerika Serikat (AS) ingin melanjutkan perundingan nuklir.
O'Brien, dalam wawancara dengan Fox News menyatakan optimisme atas kelanjutan pembicaraan kedua negara, dengan melihat kenyataan bahwa Pyongyang belum memberikan "hadiah Natal" yang dijanjikan Kim Jong-un untuk AS.
Berbicara saat menggelar konferensi pers di kantor Kedutaan Besar Korsel di Jakarta, Chang-beom menuturkan, proses perdamaian di Semenanjung Korea masih berlanjut. Namun demikian, tentunya dialog antara Korut dan AS untuk sementara saat ini masih terhenti dan pihaknya sangat menyayangkan hal ini.
"Kami tetap berpegang pada pandangan bahwa untuk menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea perlu memperbaiki hubungan antara Korsel dan Korut. Tetapi, di samping itu juga kita tetap harus berupaya untuk memajukan hubungan antara Korut dan AS," ucapnya pada Selasa (14/1/2020).
Dia kemudian mengatakan, Korsel berharap surat yang dikirimkan Presiden AS, Donald Trump saat ulang tahun pemimpin Korut, Kim Jong-un beberapa waktu lalu dapat membantu menghidupkan kembali dialog antara Pyongyang dan Washington.
"Kami Juga percaya bahwa untuk menciptakan proses perdamaian, mengintensifikan pertukaran antara Korsel dan Korut bukan sebuah pilihan, tapi sebuah kewajiban, sesuatu yang harus kami lakukan ke depannya. Untuk membuka kembali dialog antara Korut dan AS, dari Korsel juga akan tetap mengupayakan hal tersebut dan kami tentunya akan mengintensifkan pertukaran dengan Korut," ujarnya.
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Gedung Putih, Robert O'Brien mengatakan, Washington telah menghubungi pemerintah Korut untuk mengindikasikan bahwa Amerika Serikat (AS) ingin melanjutkan perundingan nuklir.
O'Brien, dalam wawancara dengan Fox News menyatakan optimisme atas kelanjutan pembicaraan kedua negara, dengan melihat kenyataan bahwa Pyongyang belum memberikan "hadiah Natal" yang dijanjikan Kim Jong-un untuk AS.
(esn)