Presiden Taiwan Ingatkan Pemilih: Dunia Menonton Demokrasi Kita
A
A
A
TAIPEI - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan dunia menonton apa yang dipilih oleh Taiwan sebagai satu-satunya wilayah demokrasi berbahasa China. Pidato itu diungkapkan Tsai pada malam menjelang pemilu yang digelar Sabtu (11/1).
Taiwan menggelar pemilu presiden dan parlemen pada Sabtu (11/1) dengan dibayangi upaya China memaksa pulau demokratis itu menerima kontrol Beijing dan unjuk rasa anti-pemerintah di Hong Kong.
"Untuk memilih Tsai Ing-wen dan Enoch Wu adalah memilih berdiri bersama demokrasi dan kebebasan," papar Tsai saat kampanye. Wu merupakan anggota Partai Demokratik Progresif (DPP) sekaligus mantan bankir yang ingin maju ke parlemen.
Tsai menambahkan, "Lebih penting, ini menunjukkan tekad kita membela negara dan kedaulatan kita."
Tsai ingin menjabat kembali pada periode kedua. "Taiwan merupakan satu-satunya negara demokratis di semua masyarakat berbahasa China di dunia. Seluruh dunai menonton bagaimana kita membuat pilihan kita," ungkap Tsai.
Dia melakukan tur ke jalanan Taipei pada Jumat (10/1) pagi dengan naik di atas bak truk, dengan bendera warna-warnia dan para pendukung yang menyambutnya di sepanjang jalan.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan akan dikontrol Beijing dengan kekuatan jika perlu. Taiwan menyatakan wilayah itu adalah negara merdeka dengan nama Republik China sebagai nama resmi.
Tsai mendapat tantangan Han Kuo-yu dari oposisi utama Partai Kuomintang. Han mendukung hubungan lebih dekat dengan China sebagai satu-satunya cara menjamin keamanan dan kesejahteraan Taiwan.
"Mari datang untuk mendukung Han Kuo-yu, yang visinya untuk negeri ini adalah 'Taiwan aman, rakyat kaya' dan 'damai lintas selat'," papar Sekretaris Jenderal Kampanye Han, Tseng Yung-chuan.
Taiwan menggelar pemilu presiden dan parlemen pada Sabtu (11/1) dengan dibayangi upaya China memaksa pulau demokratis itu menerima kontrol Beijing dan unjuk rasa anti-pemerintah di Hong Kong.
"Untuk memilih Tsai Ing-wen dan Enoch Wu adalah memilih berdiri bersama demokrasi dan kebebasan," papar Tsai saat kampanye. Wu merupakan anggota Partai Demokratik Progresif (DPP) sekaligus mantan bankir yang ingin maju ke parlemen.
Tsai menambahkan, "Lebih penting, ini menunjukkan tekad kita membela negara dan kedaulatan kita."
Tsai ingin menjabat kembali pada periode kedua. "Taiwan merupakan satu-satunya negara demokratis di semua masyarakat berbahasa China di dunia. Seluruh dunai menonton bagaimana kita membuat pilihan kita," ungkap Tsai.
Dia melakukan tur ke jalanan Taipei pada Jumat (10/1) pagi dengan naik di atas bak truk, dengan bendera warna-warnia dan para pendukung yang menyambutnya di sepanjang jalan.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan akan dikontrol Beijing dengan kekuatan jika perlu. Taiwan menyatakan wilayah itu adalah negara merdeka dengan nama Republik China sebagai nama resmi.
Tsai mendapat tantangan Han Kuo-yu dari oposisi utama Partai Kuomintang. Han mendukung hubungan lebih dekat dengan China sebagai satu-satunya cara menjamin keamanan dan kesejahteraan Taiwan.
"Mari datang untuk mendukung Han Kuo-yu, yang visinya untuk negeri ini adalah 'Taiwan aman, rakyat kaya' dan 'damai lintas selat'," papar Sekretaris Jenderal Kampanye Han, Tseng Yung-chuan.
(sfn)