Pengusaha Inggris Khawatirkan Dampak Ekonomi Kasus Reynhard

Jum'at, 10 Januari 2020 - 06:34 WIB
Pengusaha Inggris Khawatirkan...
Pengusaha Inggris Khawatirkan Dampak Ekonomi Kasus Reynhard
A A A
LONDON - Kasus pemerkosaan yang melibatkan Reynhard Sinaga masih terus menjadi perbincangan warga Inggris. Para pemilik klub malam dan pub menggelar pertemuan di Manchester, Inggris, kemarin. Mereka mendiskusikan dampak kasus pemerkosaan Reynhard terhadap prospek ekonomi malam hari.

Diskusi itu juga dihadiri perwakilan dari kepolisian, Asosiasi Bisnis Perdesaan, dan anggota Dewan Manchester. Para pemilik klub malam dan pub cemas pendapatan mereka akan menurun terkait adanya kasus pemerkosaan berantai. Jumlah konsumen pada malam hari dikhawatirkan menurun.

“Saya kira kami tidak boleh fokus pada kasus Reynhard dan beranggapan Manchester tidak lagi aman. Kota ini tetap aman untuk dikunjungi pada malam hari,” ujar Asisten Kepala Polisi Mabs Hussain, dikutip Manchester Evening News. “Kasus ini sangatlah langka. Reynhard juga beroperasi seorang diri,” sambungnya.

Manchester merupakan salah satu kota di Inggris yang tidak pernah tidur. Roda ekonomi terus berputar sampai malam hari. Sekitar 300 toko juga buka pukul 03.00 dini hari. Jumlah pengunjung Manchester pada malam hari sekitar 160.000 orang. Sebagian besar dari mereka datang ke tempat hiburan malam atau pub.

“Manchester merupakan kota ramah dan berwarna dengan keanekaragaman suku dan bangsa yang hidup berdampingan secara harmonis,” kata Hussain. “Apa yang kami hadapi saat ini hanyalah seorang pelaku kejahatan yang bejat. Dia telah memanfaatkan kebaikan dan merusak kepercayaan anak-anak muda di sini.”

Sacha Lord, pakar ekonomi dari Greater Manchester Combined Authority, mengatakan kecemasan yang diungkapkan pebisnis malam merupakan sesuatu yang wajar sebab kasus Reynhard mencengangkan. Namun, dia menegaskan bahwa Manchester merupakan kota yang aman, menyenangkan, dan ramah pada malam hari.

“Kami tidak boleh membiarkan tindakan keji satu orang mencemari reputasi Manchester. Saya berharap masyarakat dapat sedikit tenang setelah Reynhard kini ditahan di balik jeruji besi,” kata Sacha. “Manchester merupakan kota yang selalu sibuk dan menawarkan beragam pengalaman bernilai pada malam hari.”

Berdasarkan Pengadilan Manchester, Reynhard divonis seumur hidup. Dia terlibat dalam 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 pria selama rentang waktu dua setengah tahun, sejak 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017. Dari 159 kasus, terdapat 136 kasus dengan sejumlah korban diperkosa berkali-kali.

Lisa Waters dari Pusat Bantuan Serangan Seksual, St Mary's Sexual Assault Referral Centre, mengatakan dampak psikologis terhadap korban sulit dihindari. Sebagian korban sangat sulit melakukan kegiatan sehari-hari, tidak mau bekerja, tidak dapat melanjutkan studi, dan ada yang depresi hingga mencoba bunuh diri.

Profesor Ari F Syam, akademisi dan praktisi klinis, juga mengatakan bahwa korban sodomi secara paksa akan mengalami guncangan psikis. Selain itu, kesehatan fisiknya berpotensi menurun karena rentan mengalami penyakit infeksi seperti HIV, herpes simplex, hepatitis B, hepatitis C, dan human papiloma virus (HPV).

Hakim Suzanne Goddard dalam putusannya menggambarkan Reynhard sebagai predator seksual. Hakim Suzanne memutuskan Reynhard wajib menjalani minimal 30 tahun masa tahanan sebelum boleh mengajukan pengampunan. Reynhard terus bersikeras hubungan seksual itu dilakukan atas dasar suka sama suka.

Menyusul putusan tersebut, Ian Rushton dari Crown Prosecut Service mengatakan bahwa Reynhard adalah pelaku pemerkosaan paling produktif di dalam sejarah kejahatan di Inggris dan mungkin di dunia. “Keinginan seksual pelaku berada di luar nalar. Jika tidak segera ditangkap, dia pasti akan terus beraksi,” kata Rushton.

Kontrol Obat Bius


Sementara itu, pemerintah Inggris bertindak cepat untuk mencari akar permasalahan agar kasus Reynhard Sinaga tidak terulang lagi. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah meningkatkan kontrol terhadap obat yang digunakan untuk membius korban.

Adalah Kementerian Dalam Negeri Inggris yang menyerukan pengkajian ulang tentang obat yang digunakan Reynhard. Obat itu disebut dengan nama GHB dan bisa mengakibatkan pingsan sehingga korban bisa diperkosa dengan mudah.

"Masa 10 tahun Reynhard memangsa pria muda sungguh menyakitkan," kata Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel seperti dilansir Sky News. "Saya memberikan perhatian penuh penggunaan obat ilegal GHB untuk digunakan pada kejahatan ini dan meminta Dewan Penasihat Independen Penyalahgunaan Obat untuk mengkaji ulang apakah kontrol terhadap obat tersebut cukup kuat," ujarnya.

GHB atau gamma-hydroxybutyrate dikenal sebagai ekstasi cairan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas seks dan meningkatkan kegembiraan seseorang. Itu tergolong obat C yang biasanya dicampurkan pada minuman. Jika terlalu banyak mengonsumsi obat itu maka bisa mengakibatkan pingsan.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0774 seconds (0.1#10.140)