Pemerintah Inggris Cegah Aksi Reynhard Sinaga Terulang

Rabu, 08 Januari 2020 - 07:50 WIB
Pemerintah Inggris Cegah...
Pemerintah Inggris Cegah Aksi Reynhard Sinaga Terulang
A A A
LONDON - Pemerintah dan masyarakat Inggris mengkhawatirkan dampak kasus predator seks yang dilakukan Reynhard Sinaga, seorang WNI berusia 36 tahun yang melakukan pemerkosaan berantai terbesar di dunia, kepada korban dan publik. Kekhawatiran ini terutama terkait trauma yang akan muncul dari puluhan warganya yang menjadi korban.

Kekhawatiran ini muncul setelah pengadilan juga mendengarkan kesaksian korban Reynhard yang mengalami trauma psikologis. Apalagi dua korban pemerkosaan itu mengaku trauma dengan apa yang terjadi ketika mereka diberi minuman ramuan.

Berdasar Pengadilan Manchester, Reynhard yang divonis seumur hidup terlibat dalam 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria selama rentang waktu dua setengah tahun, dari 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017. Dari 159 kasus dimaksud, di antaranya terdapat 136 perkosaan dengan sejumlah korban diperkosa berkali-kali.

Lisa Waters dari Pusat Bantuan Serangan Seksual, St Mary's Sexual Assault Referral Centre, membenarkan adanya potensi dampak kasus predator yang dilakukan Reynhard, terutama pada korban. Dia menyebut sebagian korban pria sangat sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Selain itu ada korban lain yang menggunakan obat bius, tak bisa bekerja lagi, tak bisa melanjutkan studi di universitas, dan ada yang merasa tak berguna lagi dalam keluarganya sehingga meninggalkan keluarganya. "Sebagian korban bahkan mencoba bunuh diri dan kami mencoba membantu mereka dan berusaha memastikan mereka merasa aman,” ujar Lisa.

Potensi munculnya trauma kepada korban dan dampaknya ke masyarakat secara lebih luas karena begitu parahnya tindakan yang dilakukan Reynhard. The New York Times, misalnya, menyebut Reynhard sebagai "pemerkosa terburuk di Inggris". Hal serupa juga diungkapkan CNN. Di Inggris, Reynhard menjadi berita utama berbagai media besar.

The Guardian juga mengungkap aksi bejat Reynhard secara detail, termasuk jebakan yang dilakukan terhadap para korban. Daily Mail menyebut Reynhard sebagai "monster" yang melakukan serangan seksual terhadap setidaknya 190 pria setelah membius mereka. The Daily Telegraph antara lain menaikkan laporan berjudul, "Bagaimana 'predator seks jahat' bertahun-tahun menyasar pria-pria muda yang rentan".

Hakim Suzanne Goddard dalam putusannya pada Senin (6/1) menggambarkan Reynhard sebagai "predator seksual setan" yang tidak menunjukkan penyesalan. Hakim memutuskan Reynhard harus menjalani minimal 30 tahun masa hukumannya sebelum boleh mengajukan pengampunan. Sejak awal persidangan, Reynhard selalu mengatakan hubungan seksual itu dilakukan atas dasar suka sama suka.

Reynhard diketahui menunggu korbannya meninggalkan kelab malam dan bar sebelum membawa mereka ke flatnya di Montana House, Princess Street. Pelaku sering menawari tempat untuk minum atau menelepon taksi. Ia membius korbannya sebelum melakukan aksi bejatnya. Ketika para korban bangun, banyak dari mereka tidak memiliki ingatan tentang apa yang telah terjadi.

Menyusul putusan tersebut, Ian Rushton dari Crown Prosecut Service mengatakan Reynhard adalah pemerkosa yang paling produktif dalam sejarah hukum Inggris dan mungkin di dunia. “Keinginan seksual pelaku di luar nalar. Jika tidak segera ditangkap, ia pasti akan terus beraksi,” kata Rushton.

Reynhard ditangkap pada Juni 2017 ketika seorang korban melawan dan memanggil polisi. Ketika menyita telepon Reynhard, polisi menemukan bahwa pelaku telah merekam setiap aksinya yang berjumlah ratusan jam rekaman.

Penemuan ini mengarah pada penyelidikan pemerkosaan terbesar dalam sejarah Inggris. Asisten Kepala Polisi Manchester, Constable Mabbs Hussain, mengatakan sudah berapa kali Reynhard beraksi dan berapa jumlah korban secara pasti tidak akan pernah diketahui.

Prof Ari F Syam, akademisi dan praktisi klinis, membenarkan akan adanya dampak yang dialami para korban. Menurut dia, korban sodomi secara paksa selain akan mengalami guncangan psikis, kondisi fisiknya juga akan berisiko menderita berbagai penyakit.

Hal itu karena hubungan anal seks ini rentan memicu penularan berbagai penyakit infeksi seperti HIV, Herpez simplex, hepatitis B, hepatitis C, dan human papiloma virus (HPV). Selain itu infeksi bakteri yang bisa terjadi antara lain gonorea, khlamidia, syphilis, dan shigelosis.

“Akibat yang paling berbahaya dari anal seks ini adalah terjadi kanker anus. Risiko terjadi kanker sama pada semua jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Risiko terjadinya kanker anus lebih tinggi pada orang di bawah umur 30 tahun,” ujar dia.

Tingkatkan Kontrol Obat GHB

Sementara itu Pemerintah Inggris bertindak cepat untuk mencari akar permasalahan agar kasus Reynhard Sinaga tidak terulang lagi. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah meningkatkan kontrol terhadap obat yang digunakan untuk membius korban.

Adalah Kementerian Dalam Negeri Inggris yang menyerukan pengkajian ulang tentang obat yang digunakan Reynhard Sinaga. Obat itu disebut dengan nama GHB dan bisa mengakibatkan pingsan sehingga korban bisa diperkosa dengan mudah.

"Masa 10 tahun Sinaga memangsa pria muda sungguh menyakitkan," kata Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel seperti dilansir Sky News. "Saya memberikan perhatian penuh penggunaan obat ilegal GHB untuk digunakan pada kejahatan ini dan meminta Dewan Penasihat Independen Penyalahgunaan Obat untuk mengkaji ulang apakah kontrol terhadap obat tersebut cukup kuat," ujarnya.

GHB atau gamma-hydroxybutyrate dikenal sebagai ekstasi cairan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas seks dan meningkatkan kegembiraan seseorang. Itu tergolong obat C yang biasanya dicampurkan pada minuman. Jika terlalu banyak mengonsumsi obat itu bisa mengakibatkan pingsan.

The Sun menulis berita tentang Reynhard, termasuk mengenai “ramuan rahasia” yang digunakan untuk membius para korbannya. Ramuan tersebut diberikan kepada beberapa pria yang diajak ke apartemen Reynhard. Salah seorang korban mengungkapkan bagaimana Reynhard memberinya cairan minuman berwarna merah dan minuman tak berwarna. Ternyata minuman tersebut berisi obat bius yang mengakibatkan korban tak sadarkan diri.

Dari Keluarga Kaya-Raya


Lantas siapa Reynhard Sinaga? Berdasar penelusuran, Reynhard berasal dari keluarga kaya-raya. Hal itu bisa terlihat dari rumah orang tuanya yang sangat luas dan mewah, bahkan di dalamnya ada gedung pertemuan.

Rumah Reynhard tersebut berada di Jalan Dahlia, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Di daftar yang dimiliki kelurahan, dia tinggal bersama kedua orang tuanya serta adik perempuannya. Area rumah tersebut berada di lahan seluas 3 hektare. Terdapat satu rumah besar sebagai rumah keluarga dan sebuah area convention hall.

Saat KORANSINDO datang, pagar rumah tertutup rapat. Tampak petugas keamanan berjaga di pos depan dan beberapa pekerja ada di dalam area rumah. Namun mereka enggan banyak berkomentar. “Iya benar (rumah Reynhard Sinaga). Tapi nggak ada orang di rumahnya. Orang tuanya pada ke luar negeri semua, di rumah nggak ada orang," kata salah satu penjaga rumah kemarin.

Ketua RT setempat, Abraham, mengatakan memang ada warganya yang bernama serupa. Namun ia belum dapat memastikan apakah Reynhard warganya tersebut sama dengan pelaku pemerkosaan yang menggegerkan Inggris itu. "Orang tuanya sekitar empat tahun tinggal di sini, pindahan dari Beji ya. Tapi kalau anaknya (Reynhard) saya belum pernah lihat," kata Abraham.

Abraham membenarkan rumah tersebut memiliki convention hall yang belum lama diresmikan oleh Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad. "Iya itu punya Sinaga, tapi saya nggak tahu ya sama dengan yang dimaksud (Reynhard Sinaga), yang pelaku pemerkosaan apa bukan. Saya nggak bisa komentar banyak ya karena belum pasti orangnya sama dengan yang dimaksud atau bukan," sebutnya.

Sementara itu Universitas Indonesia (UI) mengakui Reynhard pernah mengenyam pendidikan di UI tahun 2002 dan lulus tahun 2006. Reynhard menjadi mahasiswa Jurusan Arsitektur. Namun pihak kampus menggariskan bahwa kasus yang dialami Reynhard tidak ada sangkut pautnya dengan UI.

Kepala Kantor Humas dan KIP UI, RI Felly Dewi Astuti, dalam keterangan resminya menyatakan pihaknya menghormati putusan dari Pengadilan Manchester. Atas kasus tersebut, pihaknya pun mengutuk perbuatan Reynhard. "Perbuatan tersebut sebagai perbuatan biadab dan bertentangan dengan hukum dan kemanusiaan, sekaligus ikut prihatin atas peristiwa yang dialami para korban," ungkapnya.

Dia menegaskan, UI berkomitmen melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan, utamanya mendidik generasi yang berintelektual. "Universitas Indonesia sebagai lembaga pendidikan tetap berkomitmen melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan, utamanya mendidik generasi muda yang berintelektualitas tinggi dan berbudi luhur selaku penerus bangsa," katanya.

Sebelum kuliah di UI ternyata Reynhard tercatat pernah menimba ilmu di SMAN 1 Depok jurusan IPA. Dia lulus dari SMAN 1 Depok tahun 2002 dan masuk UI lewat jalur SBMPTN. Kepala Sekolah SMAN 1, Supyana, yang dimintai konfirmasi menyebut Reynhard adalah siswa yang biasa saja, tidak masuk dalam kategori yang mendapat peringkat kelas. "Kalau aktif atau tidaknya, saya tidak tahu persis ya karena guru-guru yang ngajar di sini sudah banyak yang pensiun, termasuk mungkin wali kelas Rey," paparnya.

Berdasar data yang ada di manifes sekolah, Reynhard lahir di Jambi 19 Februari 1983. Di sekolah tersebut Reynhard dikenal dengan nama Rey. Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Saibun Sinaga dan Nyonya Sitorus. Bapaknya pernah bekerja sebagai PNS.

Reynhard mendapat predikat baik saat lulus dari SMAN 1. "Secara pribadi saya mengucapkan prihatin dan mendoakan apa pun yang terjadi itu kita berharap mendapatkan yang terbaik bagi dirinya karena bagaimanapun dia alumni dari sekolah ini," kata Supyana.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1014 seconds (0.1#10.140)