Kerugian Awal Akibat Kebakaran di Australia Capai Rp7 Triliun
A
A
A
SYDNEY - Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison bersiap bertemu para eksekutif asuransi dan bank untuk membahas krisis kebakaran di negara itu. Kebakaran telah menghanguskan lahan lebih dari 8 juta hektare di penjuru Australia.
Dewan Asuransi Australia (ICA) meningkatkan perkiraan untuk klaim kerugian akibat kebakran mencapai lebih dari USD485,59 juta (Rp7 triliun) pada Selasa (7/1). Klaim itu diperkirakan terus bertambah saat lebih banyak wilayah kebakaran dapat diakses.
Ribuan orang mengungsi dan 25 orang tewas akibat kebakaran itu. Ribuan rumah hangus terbakar, sejumlah wilayah mengalami pemadaman listrik, jaringan komunikasi, dan layanan air bersih akibat kebakaran. Upaya penyelamatan dan dukungan untuk para korban terus berlangsung.
Morrison menjanjikan dana 2 miliar dolar Australia untuk lembaga yang baru dibentuk Badan Pemulihan Kebakaran Lahan Nasional (NBRA). Komitmen ini dapat mengancam pelaksanaan janji kampanyenya untuk menciptakan surplus anggaran pertama dalam lebih dari satu dekade pada tahun ini.
"Ada dampak ekonomi sangat besar, tapi kami ingin mengucurkan uang pada komunitas-komunitas itu secepat mungkin," ungkap Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg pada Australian Broadcasting Corp menjelang pertemuan antara Morrison dan para eksekutif keuangan.
Para petugas pemadam terus bekerja keras mengontrol kebakaran sebelum suhu kembali naik dan angin kencang kembali berhembus setelah pekan ini.
"Mereka berupaya mengamankan garis depan kebakaran di mana mereka dapat mencoba meminimalisir kebakaran yang dapat kembali terjadi saat suhu naik lagi," ungkap Rob Rogers, Deputi Kepala Badan Kebakaran Desa NSW (RFS).
Militer Australia dikerahkan untuk membantu menguburkan sekitar 4.000 sapi dan domba yang mati akibat kebakaran. Petugas berupaya melaksanakan penguburan itu secepat mungkin untuk mencegah penyebaran penyakit.
Dewan Asuransi Australia (ICA) meningkatkan perkiraan untuk klaim kerugian akibat kebakran mencapai lebih dari USD485,59 juta (Rp7 triliun) pada Selasa (7/1). Klaim itu diperkirakan terus bertambah saat lebih banyak wilayah kebakaran dapat diakses.
Ribuan orang mengungsi dan 25 orang tewas akibat kebakaran itu. Ribuan rumah hangus terbakar, sejumlah wilayah mengalami pemadaman listrik, jaringan komunikasi, dan layanan air bersih akibat kebakaran. Upaya penyelamatan dan dukungan untuk para korban terus berlangsung.
Morrison menjanjikan dana 2 miliar dolar Australia untuk lembaga yang baru dibentuk Badan Pemulihan Kebakaran Lahan Nasional (NBRA). Komitmen ini dapat mengancam pelaksanaan janji kampanyenya untuk menciptakan surplus anggaran pertama dalam lebih dari satu dekade pada tahun ini.
"Ada dampak ekonomi sangat besar, tapi kami ingin mengucurkan uang pada komunitas-komunitas itu secepat mungkin," ungkap Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg pada Australian Broadcasting Corp menjelang pertemuan antara Morrison dan para eksekutif keuangan.
Para petugas pemadam terus bekerja keras mengontrol kebakaran sebelum suhu kembali naik dan angin kencang kembali berhembus setelah pekan ini.
"Mereka berupaya mengamankan garis depan kebakaran di mana mereka dapat mencoba meminimalisir kebakaran yang dapat kembali terjadi saat suhu naik lagi," ungkap Rob Rogers, Deputi Kepala Badan Kebakaran Desa NSW (RFS).
Militer Australia dikerahkan untuk membantu menguburkan sekitar 4.000 sapi dan domba yang mati akibat kebakaran. Petugas berupaya melaksanakan penguburan itu secepat mungkin untuk mencegah penyebaran penyakit.
(sfn)