Kim Jong-un Ungkap 'Jalur Baru' dalam Pidato Tahun Baru
A
A
A
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un segera memberikan pidato Tahun Baru pada Rabu (1/1) untuk menawarkan "jalur baru" yang dia janjikan akan diambil jika Amerika Serikat (AS) gagal memenuhi batas waktu melunakkan sikap dalam denuklirisasi.
Pidato Tahun Baru itu diperkirakan menyentuh berbagai isu mulai dari urusan luar negeri dan pengembangan militer hingga ekonomi dan pendidikan.
Dalam pidatonya pada 2019, Kim menyatakan dia mungkin mengubah sikap jika Washington tetap pada kampanye tekanan dan mendesak aksi sepihak. Dia juga menekankan ekonomi yang mandiri di tengah berbagai sanksi yang masih berlaku terhadap Korut.
AS tetap mengabaikan batas waktu akhir tahun yang ditetapkan Kim. Washington menganggap ancaman Kim itu hanya gertakan dan dibuat-buat.
Pidato Kim kali ini diperkirakan menjadi puncak dari rapat Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja sejak Sabtu (28/12). Rapat itu masih berlangsung hingga sekarang.
"Pembahasan dalam rapat itu masih belum diketahui tapi Kim telah menghabiskan tujuh jam selama sesi diskusi membahas kondisi negara, ekonomi dan militer," papar laporan kantor berita KCNA.
"Kim menyerukan langkah positif dan ofensif untuk menjamin keamana nnegara," ungkap KCNA.
Profesor Leif-Eric Easley dari Universitas Ewha Womans di Seoul menyatakan, "Rapat pleno Komite Sentral bertujuan melegitimasi proses di balik keputusan kebijakan Kim Jong-un yang akan diumumkan dalam pidato Tahun Baru."
"Pertemuan ini memberi yurisdiksi politik pada kebijakan ekonomi dan keamanan Pyongyang yang akan diterapkan pada 2020," ujar Easley.
Pidato Tahun Baru itu diperkirakan menyentuh berbagai isu mulai dari urusan luar negeri dan pengembangan militer hingga ekonomi dan pendidikan.
Dalam pidatonya pada 2019, Kim menyatakan dia mungkin mengubah sikap jika Washington tetap pada kampanye tekanan dan mendesak aksi sepihak. Dia juga menekankan ekonomi yang mandiri di tengah berbagai sanksi yang masih berlaku terhadap Korut.
AS tetap mengabaikan batas waktu akhir tahun yang ditetapkan Kim. Washington menganggap ancaman Kim itu hanya gertakan dan dibuat-buat.
Pidato Kim kali ini diperkirakan menjadi puncak dari rapat Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja sejak Sabtu (28/12). Rapat itu masih berlangsung hingga sekarang.
"Pembahasan dalam rapat itu masih belum diketahui tapi Kim telah menghabiskan tujuh jam selama sesi diskusi membahas kondisi negara, ekonomi dan militer," papar laporan kantor berita KCNA.
"Kim menyerukan langkah positif dan ofensif untuk menjamin keamana nnegara," ungkap KCNA.
Profesor Leif-Eric Easley dari Universitas Ewha Womans di Seoul menyatakan, "Rapat pleno Komite Sentral bertujuan melegitimasi proses di balik keputusan kebijakan Kim Jong-un yang akan diumumkan dalam pidato Tahun Baru."
"Pertemuan ini memberi yurisdiksi politik pada kebijakan ekonomi dan keamanan Pyongyang yang akan diterapkan pada 2020," ujar Easley.
(sfn)