AS Jengkel pada Rusia dan China karena Latihan Perang Bersama Iran

Selasa, 31 Desember 2019 - 07:29 WIB
AS Jengkel pada Rusia...
AS Jengkel pada Rusia dan China karena Latihan Perang Bersama Iran
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengecam Rusia dan China karena mengadakan latihan perang gabungan dengan Iran. Washington mendesak Moskow dan Beijing untuk bergabung dalam kampanye sanksi dan mengisolasi Teheran.

"Sekarang bukan saatnya bagi pemerintah untuk melakukan latihan militer dengan rezim ini. Kami pikir sekarang adalah saatnya untuk memberikan sanksi kepada kepemimpinan Iran atas pelanggaran hak asasi manusia yang telah dilakukan terhadap rakyatnya sendiri dan untuk mengisolasi secara diplomatik rezim dengan segala cara," kata departemen itu melalui seorang pejabatnya yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip Sputniknews, Selasa (31/12/2019).

Pejabat itu menuduh pihak berwenang Teheran membunuh 1.500 rakyat Iran sendiri selama tindakan keras baru-baru ini terhadap gelombang protes, melukai dan memenjarakan ribuan orang lainnya.

"Mereka (negara-negara yang latihan perang dengan Iran) mengirim pesan yang sangat jelas kepada orang-orang Iran bahwa mereka berpihak pada penindas dan pembunuh mereka," ujar pejabat tersebut.

Pada hari Jumat pekan lalu, Rusia, China dan Iran meluncurkan latihan perang bersama "Naval Security Belt" di Samudra Hindia utara dan Teluk Oman.

Latihan itu digelar guna melatih personel militer masing-masing untuk memerangi terorisme dan pembajakan kapal serta memberikan keamanan regional. Latihan dijadwalkan berlangsung selama empat hari di mana Angkatan Laut ketiga negara akan berbagi pengetahuan dan pengalaman operasi penyelamatan Angkatan Laut.

Latihan tersebut berlangsung setelah serangkaian insiden menghantam Selat Hormuz awal tahun ini, termasuk serangan misterius terhadap kapal-kapal tanker minyak. Washington menuduh pelaku serangkaian serangan adalah Teheran. Iran secara konsisten membantah tuduhan itu.

Pentagon sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan memantau latihan perang gabungan tiga Angkatan Laut tersebut.

Sementara itu, komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Hossein Khanzadi, mendesak negara-negara lain untuk bergabung dengan latihan perang gabungan trilateral Teheran-Moskow-Beijing yang akan diadakan setiap tahun.

"Kami berusaha untuk mencapai keamanan kolektif, dan untuk tujuan itu, kami mengundang negara-negara kawasan untuk bergabung dengan (latihan perang) kami," katanya.

"Tidak ada ancaman yang dihadapi wilayah Teluk Persia kecuali kehadiran pasukan asing seperti AS, yang membahayakan keamanan kawasan ini," ujarnya.
(mas)
Berita Terkait
Amerika Serikat: Iran...
Amerika Serikat: Iran Sekarang Beking Militer Utama Rusia
Kapal Perang Futuristik...
Kapal Perang Futuristik AS Mirip Kapal China, Amerika Nyontek?
Iran Klaim Kehadiran...
Iran Klaim Kehadiran Militer AS di Teluk Persia akan Berakhir
Iran Bangun Kapal Induk...
Iran Bangun Kapal Induk Palsu Amerika Serikat untuk Diserang
Diincar Kapal Perang...
Diincar Kapal Perang AS, Militer Venezuela Kawal Tanker Iran Kirim Bahan Bakar
Video Detik-detik 3...
Video Detik-detik 3 Kapal Iran Nyaris Tabrak 2 Kapal Perang AS
Berita Terkini
Mesir Hancurkan Masjid...
Mesir Hancurkan Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky yang Bersejarah di Kairo, Picu Kecaman
33 menit yang lalu
3 Langkah Rusia untuk...
3 Langkah Rusia untuk Merebut Crimea dari Ukraina, Apa Saja?
49 menit yang lalu
Mahmoud Abbas Minta...
Mahmoud Abbas Minta Hamas Serahkan Gaza dan Senjata kepada Otoritas Palestina, Serta Lepaskan Sandera Israel
2 jam yang lalu
Ini Ivan Vladimirovich,...
Ini Ivan Vladimirovich, Bocah 10 Tahun Diduga Anak Rahasia Putin dan Si Cantik Alina Kabaeva
2 jam yang lalu
26 Turis Hindu Dibantai...
26 Turis Hindu Dibantai di 'Mini Swiss' Kashmir, Ini Reaksi Dunia
3 jam yang lalu
Tegang di Langit Indo-Pasifik,...
Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
4 jam yang lalu
Infografis
4 Tentara AS Tewas saat...
4 Tentara AS Tewas saat Latihan Tempur di Dekat Sekutu Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved