Kim Yong-chol, Tokoh Korut Pengkritik Utama AS
A
A
A
PYONGYANG - Kim Yong-chol adalah seorang Jenderal dan politisi Korea Utara (Korut) yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Sentral Partai Buruh Korea untuk urusan Korea Selatan (Korsel) dan kepala Departemen Front Bersatu. Dia adalah tokoh yang kerap melemparkan kritikan tajam kepada Amerika Serikat (AS).
Yong-chol juga berstatus sebagai mantan Direktur Reconnaissance General Bureau, Badan Intelijen utama Korut. Dia menjabat sebagai Direktur Reconnaissance General Bureau sejak 2009 hingga 2016. Media terkemuka Korsel, Yonhap, pada 24 April 2019 sempat melaporkan bahwa pemimpin Korut, Kim Jong-un telah memecat Yong-chol sebagai kepala Departemen Front Bersatu.
Pada tanggal 31 Mei 2019, Chosun Ilbo melaporkan bahwa Yong-chol telah dijatuhi hukuman kerja paksa dan pendidikan ideologis sebagai bagian dari pembersihan, yang turut mengorbankan nyawa Kim Hyok-kol dan empat pejabat Kementerian Luar Negeri Korut lainnya. Namun, pada Juni dia terlihat sedang bersama Jong-un di sebuah pertunjukan musik di Pyongyang.
Yong-chol telah menduduki beberapa jabatan penting di Korut, seperti Biro Umum Pengintaian dan Wakil Kepala Departemen Staf Umum Tentara Rakyat Korea. Dia juga terpilih sebagai Wakil Majelis Rakyat Tertinggi ke-12. Pada 2010, ia dipromosikan menjadi Kolonel-Jenderal dan terpilih menjadi Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea dan Komite Sentral ke-6 Partai Buruh Korea.
Yong-chol juga merupakan sosok yang ditugaskan oleh Jong-un untuk menjadi kepala pembicaraan denuklirsasi dengan AS. Pada Mei lalu, ia bahkan pernah terbang ke New York dan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
Namun, di tengah hubungan Korut-AS yang terus memburuk, Yong-chol menjadi sosok terdepan yang mengkritik AS. Terbaru, dia menyebut Presiden AS, Donald Trump sebagai orang tua yang tidak sabaran. Yong-chol juga menyebut Trump sebagai seseorang yang suka mengancam dan menggertak.
Dia mengatakan apa yang dilakukan Korut baru-baru ini adalah untuk memberikan efek kejut kepada AS. Yong Chol menyebut respon Trump sesuai dugaan pihaknya.
"Tindakan kami adalah untuk mengejutkanya. Jadi, jika dia tidak merasa heran atau marah, kami akan kesal. Ini secara alami menunjukkan bahwa Trump adalah orang tua yang tidak memiliki kesabaran. Dari kata-kata dan ungkapan itu, kita dapat membaca betapa jengkelnya dia sekarang," ujarnya.
Yong-chol juga berstatus sebagai mantan Direktur Reconnaissance General Bureau, Badan Intelijen utama Korut. Dia menjabat sebagai Direktur Reconnaissance General Bureau sejak 2009 hingga 2016. Media terkemuka Korsel, Yonhap, pada 24 April 2019 sempat melaporkan bahwa pemimpin Korut, Kim Jong-un telah memecat Yong-chol sebagai kepala Departemen Front Bersatu.
Pada tanggal 31 Mei 2019, Chosun Ilbo melaporkan bahwa Yong-chol telah dijatuhi hukuman kerja paksa dan pendidikan ideologis sebagai bagian dari pembersihan, yang turut mengorbankan nyawa Kim Hyok-kol dan empat pejabat Kementerian Luar Negeri Korut lainnya. Namun, pada Juni dia terlihat sedang bersama Jong-un di sebuah pertunjukan musik di Pyongyang.
Yong-chol telah menduduki beberapa jabatan penting di Korut, seperti Biro Umum Pengintaian dan Wakil Kepala Departemen Staf Umum Tentara Rakyat Korea. Dia juga terpilih sebagai Wakil Majelis Rakyat Tertinggi ke-12. Pada 2010, ia dipromosikan menjadi Kolonel-Jenderal dan terpilih menjadi Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea dan Komite Sentral ke-6 Partai Buruh Korea.
Yong-chol juga merupakan sosok yang ditugaskan oleh Jong-un untuk menjadi kepala pembicaraan denuklirsasi dengan AS. Pada Mei lalu, ia bahkan pernah terbang ke New York dan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
Namun, di tengah hubungan Korut-AS yang terus memburuk, Yong-chol menjadi sosok terdepan yang mengkritik AS. Terbaru, dia menyebut Presiden AS, Donald Trump sebagai orang tua yang tidak sabaran. Yong-chol juga menyebut Trump sebagai seseorang yang suka mengancam dan menggertak.
Dia mengatakan apa yang dilakukan Korut baru-baru ini adalah untuk memberikan efek kejut kepada AS. Yong Chol menyebut respon Trump sesuai dugaan pihaknya.
"Tindakan kami adalah untuk mengejutkanya. Jadi, jika dia tidak merasa heran atau marah, kami akan kesal. Ini secara alami menunjukkan bahwa Trump adalah orang tua yang tidak memiliki kesabaran. Dari kata-kata dan ungkapan itu, kita dapat membaca betapa jengkelnya dia sekarang," ujarnya.
(esn)