Musim Dingin di Moskow Tak Bersalju, Putin Cemaskan Pemanasan Global
A
A
A
MOSKOW - Musim dingin di Moskow biasanya diwarnai dengan pemandangan salju, orang bermain ski, dan suhunya jauh di bawah titik beku. Namun, Desember kali ini berbeda.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui konsekuensi pemanasan global bisa menjadi bencana besar bagi negaranya.
Selama dua minggu terakhir, suhu di Moskow mencapai 4 derajat Celsius dan diperkirakan akan bergerak naik 7 derajat Celsius pada minggu depan. Biasanya, pada musim dingin setiap Desember, suhu di Moskow rata-rata minus 6 derajat Celsius.
Salju tidak terlihat, resor ski di kota Moskow ditutup, dan bahkan tunas musim semi pertama di pepohonan mulai terlihat.
Presiden Putin biasanya enggan mengakui hubungan antara aktivitas manusia dengan pemanasan global. Pada konferensi pers tahunan akhir tahun lalu, dia mengatakan tidak ada yang tahu penyebab perubahan iklim.
Tetapi, kali ini sikapnya berubah. Dia mengakui ada konsekuensi dari pemanasan global yang bisa menjadi bencana besar bagi negaranya yang merupakan salah satu produsen bahan bakar karbon terbesar di dunia. Seperlima dari tanah di dalam lingkaran Arktik juga merupakan wilayah Rusia.
Putin mengatakan bahwa tingkat pemanasan untuk Rusia 2,5 persen lebih tinggi daripada tempat lain di planet ini. "Dan "untuk negara kita, proses ini sangat serius," katanya.
"Perubahan iklim adalah risiko khusus untuk wilayah Rusia di mana bangunan dibangun ke dalam lapisan es dan bisa ada konsekuensi yang sangat besar jika mencair," ujarnya, seperti dikutip Straits Times, Selasa (24/12/2019).
Di kebun raya Universitas Negeri Moskow, tanaman rhododendron dan crocus sudah mulai tumbuh. "Saya belum pernah melihat ini sebelumnya," kata kepala tukang kebun, Anton Dubenyuk, kepada AFP.
"Saya suka cuaca ini, ini musim dingin Eropa yang normal," kata seorang pengunjung, pensiunan Svetlana Zolotukhina. "Ketika bunga-bunga mekar, itu membuat Anda merasa lebih baik."
Tetapi pengunjung lain, Svetlana Gribkova, mengatakan dia menemukan situasi tidak normal. "Saya ingin salju karena melindungi tanaman di musim dingin," kata ahli botani terlatih tersebut.
Menurut kantor meteorologi Rusia, Rosgidromet, Moskow dengan populasi 12 juta mengalami tahun terpanas sejak pencatatan dimulai satu setengah abad yang lalu.
"Hanya bulan Juli yang sedikit di bawah normal untuk musim ini," kata perwakilan senior Rosgidromet, Anatoly Tsygankov, yang menggambarkan Desember dengan suhu sekitar 10 derajat lebih tinggi dari rata-rata, sebagai suhu "sangat hangat".
Tetapi dia juga tetap berhati-hati tentang kemungkinan penjelasan untuk perubahan iklim, dengan mengatakan suhu hangat saat ini dapat disebabkan oleh topan yang datang dari Atlantik.
Musim panas tahun ini, wilayah luas Siberia hancur akibat kebakaran hutan, yang oleh para ahli terkait langsung dengan efek perubahan iklim.
Namun demikian, di satu resor ski Moskow, di mana 20 piste harus ditutup karena suhunya terlalu hangat bahkan untuk salju buatan. Hal itu disampaikan kepala teknis resor, Andrei Kharkhota. "Saya tidak khawatir. Musim dingin selalu datang," katanya kepada AFP.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui konsekuensi pemanasan global bisa menjadi bencana besar bagi negaranya.
Selama dua minggu terakhir, suhu di Moskow mencapai 4 derajat Celsius dan diperkirakan akan bergerak naik 7 derajat Celsius pada minggu depan. Biasanya, pada musim dingin setiap Desember, suhu di Moskow rata-rata minus 6 derajat Celsius.
Salju tidak terlihat, resor ski di kota Moskow ditutup, dan bahkan tunas musim semi pertama di pepohonan mulai terlihat.
Presiden Putin biasanya enggan mengakui hubungan antara aktivitas manusia dengan pemanasan global. Pada konferensi pers tahunan akhir tahun lalu, dia mengatakan tidak ada yang tahu penyebab perubahan iklim.
Tetapi, kali ini sikapnya berubah. Dia mengakui ada konsekuensi dari pemanasan global yang bisa menjadi bencana besar bagi negaranya yang merupakan salah satu produsen bahan bakar karbon terbesar di dunia. Seperlima dari tanah di dalam lingkaran Arktik juga merupakan wilayah Rusia.
Putin mengatakan bahwa tingkat pemanasan untuk Rusia 2,5 persen lebih tinggi daripada tempat lain di planet ini. "Dan "untuk negara kita, proses ini sangat serius," katanya.
"Perubahan iklim adalah risiko khusus untuk wilayah Rusia di mana bangunan dibangun ke dalam lapisan es dan bisa ada konsekuensi yang sangat besar jika mencair," ujarnya, seperti dikutip Straits Times, Selasa (24/12/2019).
Di kebun raya Universitas Negeri Moskow, tanaman rhododendron dan crocus sudah mulai tumbuh. "Saya belum pernah melihat ini sebelumnya," kata kepala tukang kebun, Anton Dubenyuk, kepada AFP.
"Saya suka cuaca ini, ini musim dingin Eropa yang normal," kata seorang pengunjung, pensiunan Svetlana Zolotukhina. "Ketika bunga-bunga mekar, itu membuat Anda merasa lebih baik."
Tetapi pengunjung lain, Svetlana Gribkova, mengatakan dia menemukan situasi tidak normal. "Saya ingin salju karena melindungi tanaman di musim dingin," kata ahli botani terlatih tersebut.
Menurut kantor meteorologi Rusia, Rosgidromet, Moskow dengan populasi 12 juta mengalami tahun terpanas sejak pencatatan dimulai satu setengah abad yang lalu.
"Hanya bulan Juli yang sedikit di bawah normal untuk musim ini," kata perwakilan senior Rosgidromet, Anatoly Tsygankov, yang menggambarkan Desember dengan suhu sekitar 10 derajat lebih tinggi dari rata-rata, sebagai suhu "sangat hangat".
Tetapi dia juga tetap berhati-hati tentang kemungkinan penjelasan untuk perubahan iklim, dengan mengatakan suhu hangat saat ini dapat disebabkan oleh topan yang datang dari Atlantik.
Musim panas tahun ini, wilayah luas Siberia hancur akibat kebakaran hutan, yang oleh para ahli terkait langsung dengan efek perubahan iklim.
Namun demikian, di satu resor ski Moskow, di mana 20 piste harus ditutup karena suhunya terlalu hangat bahkan untuk salju buatan. Hal itu disampaikan kepala teknis resor, Andrei Kharkhota. "Saya tidak khawatir. Musim dingin selalu datang," katanya kepada AFP.
(mas)