Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Jaksa Bolivia Minta Bantuan Interpol Tangkap Morales
Jaksa Bolivia Minta Bantuan Interpol Tangkap Morales
A
A
A
LA PAZ -
Kantor Kejaksaan Agung Bolivia menuturkan mereka akan meminta bantuan Interpol sehubungan dengan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuk Evo Morales. Mantan Presiden Bolvia itu dituduh telah melakukan penghasutan dan terorisme.
"Saat ini, (kantor kejaksaan) meminta agar surat perintah penangkapan diserahkan kepada polisi untuk dieksekusi, dan akan meminta bantuan dari Interpol," ucap Jaksa Agung Bolivia Juan Lancipa Ponce.
"Sementara itu, Kementerian Luar Negeri akan diberi pengarahan tentang masalah ini untuk mengaktifkan semua mekanisme kerja sama," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (19/12/2019).
Seperti diketahui, Morales dituding telah mendorong terjadinya bentrokan yang menyebabkan 35 orang tewas selama kerusuhan sebelum dan setalah ia lengser sebagai presiden.
Para pejabat mengatakan, Morales memerintahkan para pendukungnya untuk memblokir kota-kota guna memaksa penggulingan Presiden sementara Jeanine Anez. Anez mengambil alih kekuasaan ketika Morales mengundurkan diri pada 10 November lalu setelah gelombang protes dan di bawah tekanan dari polisi serta militer.
Morales, yang pertama kali terbang ke Meksiko dan sekarang berbasis di Argentina, telah berulang kali membantah tuduhan itu.
Kantor Kejaksaan Agung Bolivia menuturkan mereka akan meminta bantuan Interpol sehubungan dengan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuk Evo Morales. Mantan Presiden Bolvia itu dituduh telah melakukan penghasutan dan terorisme.
"Saat ini, (kantor kejaksaan) meminta agar surat perintah penangkapan diserahkan kepada polisi untuk dieksekusi, dan akan meminta bantuan dari Interpol," ucap Jaksa Agung Bolivia Juan Lancipa Ponce.
"Sementara itu, Kementerian Luar Negeri akan diberi pengarahan tentang masalah ini untuk mengaktifkan semua mekanisme kerja sama," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (19/12/2019).
Seperti diketahui, Morales dituding telah mendorong terjadinya bentrokan yang menyebabkan 35 orang tewas selama kerusuhan sebelum dan setalah ia lengser sebagai presiden.
Para pejabat mengatakan, Morales memerintahkan para pendukungnya untuk memblokir kota-kota guna memaksa penggulingan Presiden sementara Jeanine Anez. Anez mengambil alih kekuasaan ketika Morales mengundurkan diri pada 10 November lalu setelah gelombang protes dan di bawah tekanan dari polisi serta militer.
Morales, yang pertama kali terbang ke Meksiko dan sekarang berbasis di Argentina, telah berulang kali membantah tuduhan itu.
(esn)
Explore More