Demi Jadi Presiden AS, Bloomberg Habiskan Rp58 Miliar Per Hari

Sabtu, 14 Desember 2019 - 14:39 WIB
Demi Jadi Presiden AS,...
Demi Jadi Presiden AS, Bloomberg Habiskan Rp58 Miliar Per Hari
A A A
WASHINGTON - Pengeluaran miliarder Michael Bloomberg untuk iklan pencalonan presiden Amerika Serikat (AS) di televisi, Facebook dan Google dari 25 November hingga 22 Desember akan menghabiskan USD117,8 juta. Menurut perusahaan pelacakan iklan Advertising Analytics, dengan besaran dana itu berarti sang miliarder menghabiskan USD4,2 juta (lebih dari Rp58 miliar) per hari.

Dana kampanye bos media itu tergolong besar. Sebagai perbandingan, jumlah uang untuk iklan saja dari gabungan empat kandidat calon presiden unggulan hampir sebesar USD130,7 juta hingga akhir September. Keempat kandidat calon presiden ini adalah—Joe Biden (mantan wakil presiden), Bernie Sanders, Elizabeth Warren dan Pete Buttigieg. Selain iklan, mereka menghamburkan uang untuk menggaji staf, biaya perjalanan, dan upaya penjangkauan pemilih.

Iklan kampanye Michael Bloomberg menargetkan pasar media nasional. Menurut laporan Washington Examiner, itu adalah bagian dari strategi Bloomberg untuk mengalahkan empat kandidat calon presiden dalam persaingan mereka di Iowa, New Hampshire, Nevada, dan South Carolina.

Lantaran memulai kampanye agak terlambat dari para pesaingya, Bloomberg menggunakan strategi nasional, dan bukannya politik negara bagian per negara bagian, di mana periklanan sangat penting untuk menjadi sukses.

Sejauh ini, Bloomberg telah melihat keberhasilan dalam polling. Beberapa jajak pendapat utama nasional baru-baru ini mencatat Bloomberg meraih dukungan 4 persen hingga 7 persen. Sedangkan dalam jajak pendapat nasional RealClearPolitics, dia meraih dukungan rata-rata 5,5 persen.

"Tidak jelas apa yang diharapkan karena itu adalah lapangan yang ramai, dan dia masuk ke balapan begitu terlambat," kata Mary Snow, seorang analis untuk Quinnipiac University Poll.

"Pertanyaan tentang bagaimana pengeluaran iklannya yang besar akan memengaruhi kampanyenya sedang diuji," ujarnya, seperti dilansir Sputniknews, Sabtu (14/12/2019).

Strategi yang dijalankan Bloomberg ini sebelumnya telah berhasil dilakukan kandidat lain sepanjang sejarah, termasuk Presiden Donald Trump, yang sangat bergantung pada media yang diterima daripada iklan berbayar.

Spencer Kimball, direktur jajak pendapat dan asisten profesor di Emerson College, mengatakan bahwa iklan memiliki "dampak besar" dalam pemilu.

"Hanya memiliki banyak uang jelas tidak menggerakkan jarum suntik," kata Kimball. "Tapi cara Bloomberg menghabiskan uangnya adalah iklan yang ditargetkan. Anda sudah melihat jumlahnya meningkat," katanya.

Mantan Wali Kota New York itu juga menghabiskan banyak uang untuk membangun kampanyenya sendiri. Menurut Washington Examiner, Bloomberg membayar gaji untuk lebih dari 300 anggota staf, 200 di antaranya berada di markas kampanyenya. Staf lapangan Bloomberg tingkat rendah menghasilkan USD 6.000 per bulan, setara dengan USD72.000 per tahun—sekitar 70 persen lebih tinggi daripada yang dikeluarkan Warren, Sanders dan Buttigied sekitar USD3.500 per bulan.

Bloomberg memiliki peringkat persetujuan yang rendah di antara kandidat calon presiden Partai Demokrat. Firma riset Morning Consult menemukan bahwa ia memiliki peringkat paling tidak disukai 28 persen dari setiap kandidat calon presiden Partai Demokrat dalam pemilu secara nasional.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1036 seconds (0.1#10.140)