Turki Kembalikan 11 Anggota ISIS Asal Prancis
A
A
A
ANKARA - Turki mengaku telah mendeportasi 11 anggota ISIS asal Prancis kembali ke negara mereka. Ini adalah bagian dari program untuk mengekstradisi para militan asing.
Melansir Reuters pada Senin (9/12/2019), Kementerian Dalam Negeri Turki, yang membuat pengumuman, tidak memberikan rincian mengenai berapa banyak wanita dan pria yang dipulangkan. Kementerian Luar Negeri Prancis menolak berkomentar, tetapi sumber-sumber diplomatik mengatakan 11 orang tersebut terdiri dari empat wanita dan tujuh anak.
Turki menahan ratusan anggota ISIS dan bulan lalu meluncurkan program untuk memulangkan para anggota ISIS ke negara msing, yang telah menyebabkan gesekan dengan sekutu NATO-nya.
Ankara menuduh negara-negara Eropa terlalu lambat untuk mengambil kembali warga yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok teroris.
Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu mengatakan, pada November Turki akan memulangkan sebagian besar tahanan yang diduga memiliki hubungan dengan ISIS pada akhir tahun ini.
Langkah ini memaksa Eropa untuk memutuskan bagaimana menangani kembalinya militan yang teradikalisasi, termasuk mereka yang memiliki pengalaman di medan perang.
Paris sendiri sejatinya telah menandatangani perjanjian dengan Turki lima tahun lalu. Perjanjian itu berbunyi, setiap warga Prancis yang bergabung dengan kelompok teroris, yang ditangkap oleh otoritas Turki akan dideportasi dengan koordinasi dengan otoritas Prancis.
Melansir Reuters pada Senin (9/12/2019), Kementerian Dalam Negeri Turki, yang membuat pengumuman, tidak memberikan rincian mengenai berapa banyak wanita dan pria yang dipulangkan. Kementerian Luar Negeri Prancis menolak berkomentar, tetapi sumber-sumber diplomatik mengatakan 11 orang tersebut terdiri dari empat wanita dan tujuh anak.
Turki menahan ratusan anggota ISIS dan bulan lalu meluncurkan program untuk memulangkan para anggota ISIS ke negara msing, yang telah menyebabkan gesekan dengan sekutu NATO-nya.
Ankara menuduh negara-negara Eropa terlalu lambat untuk mengambil kembali warga yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok teroris.
Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu mengatakan, pada November Turki akan memulangkan sebagian besar tahanan yang diduga memiliki hubungan dengan ISIS pada akhir tahun ini.
Langkah ini memaksa Eropa untuk memutuskan bagaimana menangani kembalinya militan yang teradikalisasi, termasuk mereka yang memiliki pengalaman di medan perang.
Paris sendiri sejatinya telah menandatangani perjanjian dengan Turki lima tahun lalu. Perjanjian itu berbunyi, setiap warga Prancis yang bergabung dengan kelompok teroris, yang ditangkap oleh otoritas Turki akan dideportasi dengan koordinasi dengan otoritas Prancis.
(esn)