Negara-negara UE Saling Sikut Soal Sikap Terhadap Rusia
A
A
A
BRUSSELS - Perwakilan Tinggi Uni Eropa (UE), untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell menyebut negara-negara UE tidak memiliki posisi yang sama mengenai Rusia. Dia menyatakan ada dua kubu di dalam UE terkait dengan sikap apa yang harus diambil terhadap Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis, El Pais, Borrel mengatakan di satu sisi adalah kubu yang menolak normalisasi hubungan dengan Moskow. Tapi, di sisi lain ada yang ingin dan bahkan sudah menormalisasi hubungan dengan Moskow.
"Ini adalah masalah yang sangat kontroversial. Sementara beberapa negara tidak mau menormalisasi hubungan dengan Rusia, yang lain ingin melakukan ini," kata Borell dalam wawancara tersebut.
"Sanksi (terhadap Rusia) sudah ada, tetapi itu bukan kebijakan itu sendiri, dan saya bisa mengatakan hal yang sama tentang Venezuela," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Senin (2/12/2019).
Dia lalu mengatakan ada banyak masalah yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, yang harus dapat dilawan oleh orang Eropa. "Mungkin, terima kasih kepada (Presiden Amerika Serikat (AS) Donald) Trump, (Presiden Rusia Vladimir) Putin, (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan dan para pemimpin Eropa lainnya akan dipaksa untuk bereaksi," katanya.
"Jika AS tetap berpegang pada posisi lain mengenai komitmennya terhadap Eropa, orang Eropa akan menghadapi konsekuensinya. (Kanselir Jerman Angela) Merkel mengatakan bahwa kita harus mengambil nasib kita ke tangan kita sendiri," tukasnya.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis, El Pais, Borrel mengatakan di satu sisi adalah kubu yang menolak normalisasi hubungan dengan Moskow. Tapi, di sisi lain ada yang ingin dan bahkan sudah menormalisasi hubungan dengan Moskow.
"Ini adalah masalah yang sangat kontroversial. Sementara beberapa negara tidak mau menormalisasi hubungan dengan Rusia, yang lain ingin melakukan ini," kata Borell dalam wawancara tersebut.
"Sanksi (terhadap Rusia) sudah ada, tetapi itu bukan kebijakan itu sendiri, dan saya bisa mengatakan hal yang sama tentang Venezuela," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Senin (2/12/2019).
Dia lalu mengatakan ada banyak masalah yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, yang harus dapat dilawan oleh orang Eropa. "Mungkin, terima kasih kepada (Presiden Amerika Serikat (AS) Donald) Trump, (Presiden Rusia Vladimir) Putin, (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan dan para pemimpin Eropa lainnya akan dipaksa untuk bereaksi," katanya.
"Jika AS tetap berpegang pada posisi lain mengenai komitmennya terhadap Eropa, orang Eropa akan menghadapi konsekuensinya. (Kanselir Jerman Angela) Merkel mengatakan bahwa kita harus mengambil nasib kita ke tangan kita sendiri," tukasnya.
(esn)