Morales: Bolivia akan Lawan Upaya Kudeta yang Didukung AS-Israel
A
A
A
MEXICO CITY - Mantan Presiden Bolivia, Evo Morales mengatakan, negara Bolivia akan melanjutkan perjuangannya melawan "kudeta" yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel di Bolivia. Dia yakin perjuangan itu akan berbuah manis.
"Pemerintah kudeta, dibantu oleh Israel dan AS, akan mempersiapkan diri sendiri (untuk melumpuhkan perlawanan). Tetapi, ketika suatu negara bangkit, tidak ada sistem yang dapat menghentikannya, seperti negara Bolivia yang telah bangkit dalam pencarian kebenaran, persatuan dan kebebasan," ucap Morales.
Terkait pernyataan Menteri Dalam Negeri Bolivia, Arturo Murillo yang mengisyaratkan bahwa pemerintah sementara mungkin berupaya memenjarakan Morales, dengan menuduhnya melakukan terorisme dan hasutan. Mantan pemimpin Bolivia itu mengatakan, kejahatan terbesarnya adalah adalah mengembalikan harapan kepada rakyat Bolivia.
Dia menuturkan, kebijakan ekonominya telah menguntungkan rakyat Bolivia, yang membuat harapan hidup mereka meningkat. Tapi, papar Morales, kebijakan ini merugikan sejumlah tokoh politik dan bisnis tertentu.
"Pastikan bahwa di bawah perintah Washington, partai sayap kanan tidak akan mengizinkan saya untuk kembali. Kejahatan saya adalah membela yang tertindas, pekerja dan penduduk asli," ucapnya, seperti dilansir PressTV pada Minggu (1/12/2019).
"Inilah sebabnya saya tidak takut apa pun dan jika sesuatu terjadi pada saya atau jika saya ditangkap saat kembali (ke Bolivia), penyebab utamanya adalah hak fasis yang melakukan kudeta, dan kedua AS," sambungnya.
Menjanjikan gerakan kuat menentang "kudeta" dan menekankan haknya untuk berpartisipasi dalam pemilihan baru, Morales tidak merinci apakah ia pada akhirnya akan maju dalam pemilihan atau kembali ke Bolivia dalam waktu dekat.
"Dengan atau tanpa Morales, kami akan menjamin kebebasan rakyat Bolivia. Menyerukan penduduk asli, pekerja, dan semua orang untuk waspada dan berusaha mendapatkan kembali kekuatan politik untuk melindungi kepentingan bangsa," tukasnya.
"Pemerintah kudeta, dibantu oleh Israel dan AS, akan mempersiapkan diri sendiri (untuk melumpuhkan perlawanan). Tetapi, ketika suatu negara bangkit, tidak ada sistem yang dapat menghentikannya, seperti negara Bolivia yang telah bangkit dalam pencarian kebenaran, persatuan dan kebebasan," ucap Morales.
Terkait pernyataan Menteri Dalam Negeri Bolivia, Arturo Murillo yang mengisyaratkan bahwa pemerintah sementara mungkin berupaya memenjarakan Morales, dengan menuduhnya melakukan terorisme dan hasutan. Mantan pemimpin Bolivia itu mengatakan, kejahatan terbesarnya adalah adalah mengembalikan harapan kepada rakyat Bolivia.
Dia menuturkan, kebijakan ekonominya telah menguntungkan rakyat Bolivia, yang membuat harapan hidup mereka meningkat. Tapi, papar Morales, kebijakan ini merugikan sejumlah tokoh politik dan bisnis tertentu.
"Pastikan bahwa di bawah perintah Washington, partai sayap kanan tidak akan mengizinkan saya untuk kembali. Kejahatan saya adalah membela yang tertindas, pekerja dan penduduk asli," ucapnya, seperti dilansir PressTV pada Minggu (1/12/2019).
"Inilah sebabnya saya tidak takut apa pun dan jika sesuatu terjadi pada saya atau jika saya ditangkap saat kembali (ke Bolivia), penyebab utamanya adalah hak fasis yang melakukan kudeta, dan kedua AS," sambungnya.
Menjanjikan gerakan kuat menentang "kudeta" dan menekankan haknya untuk berpartisipasi dalam pemilihan baru, Morales tidak merinci apakah ia pada akhirnya akan maju dalam pemilihan atau kembali ke Bolivia dalam waktu dekat.
"Dengan atau tanpa Morales, kami akan menjamin kebebasan rakyat Bolivia. Menyerukan penduduk asli, pekerja, dan semua orang untuk waspada dan berusaha mendapatkan kembali kekuatan politik untuk melindungi kepentingan bangsa," tukasnya.
(esn)