Mengenal Michael Bloomberg, Penantang Trump Dalam Pemilu AS
A
A
A
WASHINGTON - Nama Michael Bloomberg menjadi pembicaraan hangat di Amerika Serikat (AS). Pasalnya, mantan Walikota New York itu tiba-tiba mengumumkan bahwa dia akan maju sebagai calon Presiden AS dan disebut-sebut sebagai penantang kuat Donald Trump dalam pemilihan umum AS tahun depan.
Lalu, siapakah sebenarnya Bloomberg. Melansir dari berbagai sumber, Bloomberg, yang memiliki nama asli Michael Rubens Bloomberg adalah seorang politisi, pengusaha, dan penulis Amerika. Pada November 2019, kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai USD 58 miliar. Angka ini menjadikannya sebagai orang terkaya ke-9 di AS dan orang terkaya ke-14 di dunia.
Dia telah bergabung dengan The Giving Pledge, di mana miliarder berjanji untuk memberikan setidaknya setengah dari kekayaan mereka. Sampai saat ini, Bloomberg telah memberikan USD 8,2 miliar, termasuk hadiah sebesar USD 1,8 miliar pada tahun 2018 kepada Universitas Johns Hopkins untuk bantuan siswa, yang merupakan sumbangan pribadi terbesar yang pernah diberikan kepada lembaga pendidikan tinggi.
Bloomberg tumbuh di Medford, Massachusetts dan kuliah di Johns Hopkins University dan Harvard Business School. Dia adalah salah satu pendiri, CEO, dan pemilik Bloomberg LP, sebuah perusahaan jasa keuangan, perangkat lunak dan media massa global yang menyandang namanya.
Dia memulai karirnya di perusahaan pialang saham Salomon Brothers, sebelum membentuk perusahaannya sendiri pada tahun 1981 dan menghabiskan dua puluh tahun berikutnya sebagai ketua dan CEO. Bloomberg juga menjabat sebagai ketua dewan pengawas di almamaternya, Universitas Johns Hopkins, dari tahun 1996 hingga 2002.
Pria berusia 77 tahun menjabat sebagai walikota ke-108 Kota New York, memegang jabatan selama tiga periode berturut-turut, mulai yang pertama pada tahun 2001. Meski dia adalah seorang Demokrat, tapi dia memutuskan untuk bergabung dengan Partai Republik saat mencalonkan diri sebagai Walikota New York pada 2001.
Dia memenangkan masa jabatan kedua pada tahun 2005 dan meninggalkan Partai Republik dua tahun kemudian. Bloomberg berkampanye untuk mengubah undang-undang batas waktu kota. Bloomberg kembali mencalonkan diri kembali sebagai Walikota New York pada tahun 2009 melalui jalur independen dan kembali menang.
Pada tahun 2018, Bloomberg memutuskan untuk kembali bergabung dengan Partai Demokrat dan saat ini dia akan turut bersaing dalam pemilihan internal partai, untuk maju sebagai calon Presiden AS.
“Saya maju sebagai presiden untuk mengalahkan Donald Trump dan membangun kembali Amerika. Kita tidak akan membiarkan Trump berkuasa selama empat tahun lagi dengan tindakannya yang tak beretika,” ucapnya. “Saya tahu, kalau saya pernah mengalahkan Trump, karena saya sudah pernah melakukannya. Dan saya akan melakukannya lagi,” sambungnya.
Bloomberg sendiri telah menegaskan tidak akan menerima donasi partai politik. Dia juga tidak akan menerima gaji presiden jika memenangkan pemilu pada tahun depan.
Lalu, siapakah sebenarnya Bloomberg. Melansir dari berbagai sumber, Bloomberg, yang memiliki nama asli Michael Rubens Bloomberg adalah seorang politisi, pengusaha, dan penulis Amerika. Pada November 2019, kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai USD 58 miliar. Angka ini menjadikannya sebagai orang terkaya ke-9 di AS dan orang terkaya ke-14 di dunia.
Dia telah bergabung dengan The Giving Pledge, di mana miliarder berjanji untuk memberikan setidaknya setengah dari kekayaan mereka. Sampai saat ini, Bloomberg telah memberikan USD 8,2 miliar, termasuk hadiah sebesar USD 1,8 miliar pada tahun 2018 kepada Universitas Johns Hopkins untuk bantuan siswa, yang merupakan sumbangan pribadi terbesar yang pernah diberikan kepada lembaga pendidikan tinggi.
Bloomberg tumbuh di Medford, Massachusetts dan kuliah di Johns Hopkins University dan Harvard Business School. Dia adalah salah satu pendiri, CEO, dan pemilik Bloomberg LP, sebuah perusahaan jasa keuangan, perangkat lunak dan media massa global yang menyandang namanya.
Dia memulai karirnya di perusahaan pialang saham Salomon Brothers, sebelum membentuk perusahaannya sendiri pada tahun 1981 dan menghabiskan dua puluh tahun berikutnya sebagai ketua dan CEO. Bloomberg juga menjabat sebagai ketua dewan pengawas di almamaternya, Universitas Johns Hopkins, dari tahun 1996 hingga 2002.
Pria berusia 77 tahun menjabat sebagai walikota ke-108 Kota New York, memegang jabatan selama tiga periode berturut-turut, mulai yang pertama pada tahun 2001. Meski dia adalah seorang Demokrat, tapi dia memutuskan untuk bergabung dengan Partai Republik saat mencalonkan diri sebagai Walikota New York pada 2001.
Dia memenangkan masa jabatan kedua pada tahun 2005 dan meninggalkan Partai Republik dua tahun kemudian. Bloomberg berkampanye untuk mengubah undang-undang batas waktu kota. Bloomberg kembali mencalonkan diri kembali sebagai Walikota New York pada tahun 2009 melalui jalur independen dan kembali menang.
Pada tahun 2018, Bloomberg memutuskan untuk kembali bergabung dengan Partai Demokrat dan saat ini dia akan turut bersaing dalam pemilihan internal partai, untuk maju sebagai calon Presiden AS.
“Saya maju sebagai presiden untuk mengalahkan Donald Trump dan membangun kembali Amerika. Kita tidak akan membiarkan Trump berkuasa selama empat tahun lagi dengan tindakannya yang tak beretika,” ucapnya. “Saya tahu, kalau saya pernah mengalahkan Trump, karena saya sudah pernah melakukannya. Dan saya akan melakukannya lagi,” sambungnya.
Bloomberg sendiri telah menegaskan tidak akan menerima donasi partai politik. Dia juga tidak akan menerima gaji presiden jika memenangkan pemilu pada tahun depan.
(esn)