Krisis Iklim Mengancam Peradaban Dunia

Sabtu, 30 November 2019 - 07:30 WIB
Krisis Iklim Mengancam Peradaban Dunia
Krisis Iklim Mengancam Peradaban Dunia
A A A
LONDON - Bumi menghadapi beban berat seiring dengan krisis iklim yang terus berlanjut. Para ilmuwan memperingatkan, jika ancaman krisis iklim terus berlanjut, maka peradaban manusia akan musnah.

Krisis iklim itu ditunjukkan dengan terbakarnya hutan hujan tropis di Amazon, melelehnya lapisan es, dan kenaikan permukaan air laut. Jika kerusakan it uterus berlanjut, sebagian wilayah di Bumi tidak akan bisa menjadi tempat yang layak uni. Para ilmuwan meminta intervensi semua pihak agar Bumi tidak hancur dengan mewujudkan emisi nol dalam 30 tahun mendatang.

“Satu dekade lalu, kita mengidentifikasi serangkaian titik krusial pada krisis iklim di sistem Bumi. Kini kita melihat bukti bahwa separuh titik tersebut telah aktif,” kata Direktur Global Systems Institute di Universitas Exeter Tim Lenton, dilansir Science Daily. “Peningkatan ancaman itu sangat cepat, perubahan yang tidak bisa dibalik yang berarti kita hanya bisa menunggu dan melihat. Kita harus bergerak cepat di situasi yang darurat,” paparnya.

Kemudian, Johan Rockstrom, Direktur Potsdam Institute for Climate Impact Research, mengungkapkan manusia semakin tertekan di Bumi dalam tingkatan yang tidak bisa diprediksi. “Di tengah kemajuan sains, kita harus mengakui bahwa kita mengabaikan risiko perubahan yang tidak bisa dikembalikan di mana Bumi menghadapi perubahan iklim,” katanya.

Rockstrom mengungkapkan, kenapa manusia terus melihat karena pemanasan global telah meningkat 1 derajat Celsius. “Secara sains, ini memberikan bukti kuat tentang situasi darurat di Bumi,” ungkapnya. Dia mengungkapkan, dunia harus bergerak untuk menjadikan Bumi menjadi planet yang stabil.

Para ilmuwan telah menghitung bagaimana cara mengkalkulasi bagaimana posisi daruratnya Bumi. Itu ditujukan untuk menyiapkan langkah dalam mengurangi risiko. Ketika banyak pihak sudah mengurangi bahan bakar fosil harus dilaksanakan sebelum 2050, tetapi kenaikan temperature sudah mencapai 1,1 derajat Celsius.

Hancurnya lapisan es di Greenland, Antartika Barat, dan sebagian Antartika Timur bisa meningkatkan kenaikan permukaan air laut hingga 10 meter. Upaya mengurangi emisi yang berjalan rendah menyebabkan populasi yang tinggal di daerah dekat perairan harus berpindah.

Meskipun sebagian besar negara di dunia menandatangani Kesepakatan Paris dan berjanji menjaga temperature Bumi di bawah 2 derajat Celsius, tetapi komitmen mereka cukup diragukan. Apalagi, Amerika Serikat (AS) sudah menempuh langkah untuk keluar dari Kesepakatan Paris yang dianggap merugikan ekonomi mereka.

“Jika kerusakan terus terjadi, maka peradaban manusia akan terancam,” kata Lenton. “Kita harus melakukan perubahan pendekatan untuk mengatasi permasalahan iklim,” paparnya. (Andika H Mustaqim)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5916 seconds (0.1#10.140)