Turki Jadikan F-16 AS 'Kelinci Percobaan' Radar S-400 Rusia, Ini Videonya
A
A
A
ANKARA - Turki telah memulai pengujian radar sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia dengan menggunakan jet tempur F-16 Viper dan F-4 Phantom II buatan Amerika Serikat (AS) sebagai "kelinci percobaan". Uji coba radar itu dilakukan pada Senin dan Selasa (26/11/2019) hari ini di pinggiran Ankara.
Video dari tes radar itu telah dibagikan analis militer di Twitter. Rekaman video yang dilihat SINDOnews.com menunjukkan jet tempur F-16 melesat di wilayah udara sekitar Pangkalan Udara Murted dan perangkat sistem rudal S-400—diduga kuat merupakan radar—bergerak.
Uji coba radar itu sebagai bentuk pembangkangan Ankara terhadap peringatan Washington. Amerika telah mengancam akan menjatuhkan sanksi baru jika sistem rudal surface-to-air canggih itu diaktifkan.
Para pejabat AS khawatir bahwa militer Turki akan melakukan tes semacam ini dengan jet tempur siluman F-35, yang berpotensi memberikan wawasan Rusia mengenai kemampuan jet tempur tercanggih Amerika tersebut. Hal itu yang menjadi pusat percekcokan Ankara dan Washington atas kesepakatan antara Ankara dengan Moskow soal pembelian sistem pertahanan rudal S-400.
Pentagon sudah mengeluarkan Turki dari program Joint Strike Fighter (JSF) F-35 awal tahun ini dan sedang menyelesaikan upaya untuk menghapus kontraktor pertahanan Turki dari rantai pasokan suku cadangnya.
Kantor Gubernur Ankara sebelumnya mengumumkan bahwa tes radar sistem pertahanan S-400 dilakukan pada 25-16 November. (Baca: Turki Terbangkan Jet F-16 untuk Uji Radar Sistem Rudal S-400 Rusia )
"Dalam lingkup beberapa proyek yang dilakukan berkoordinasi dengan Presidensi Industri Pertahanan, pesawat F-16 dan pesawat lain milik Angkatan Udara Turki akan melakukan penerbangan uji ketinggian rendah dan tinggi pada hari Senin dan Selasa di langit Ankara," bunyi pernyataan Kantor Gubernur Ankara.
Belum penjelasan detail dari pemerintah Turki tentang tujuan tes radar tersebut.
Mengutip laporan The Drive, radar yang dites itu adalah radar pengawasan dan akuisisi 91N6E serta radar pencarian dan akuisisi udara 96L6E. Radar 96L6E dirancang untuk lebih mampu mendeteksi target terbang rendah.
Tes awal ini kemungkinan hanya untuk memastikan bahwa radar berfungsi dengan baik atau untuk melihat apakah peralatan itu dapat membedakan pesawat Turki sebagai teman atau tidak.
Para pejabat militer AS, serta pejabat dari anggota NATO lainnya, sebelumnya telah memperingatkan bahwa S-400 tidak memenuhi persyaratan interoperabilitas aliansi dan karenanya tidak akan dapat diintegrasikan dengan jaringan pertahanan udara sekutu lainnya. Imbasnya, senjata Rusia itu menciptakan risiko tidak dapat membedakan pesawat teman dan musuh dengan baik.
Terkait apakah tes ini, atau evaluasi tambahan di masa depan, sedang mengumpulkan data tentang bagaimana jet tempur, seperti F-16, muncul pada radar S-400 juga belum jelas. Penampakan radar pengendali tembakan 92N6E kurang begitu jelas dalam video rekaman.
Video dari tes radar itu telah dibagikan analis militer di Twitter. Rekaman video yang dilihat SINDOnews.com menunjukkan jet tempur F-16 melesat di wilayah udara sekitar Pangkalan Udara Murted dan perangkat sistem rudal S-400—diduga kuat merupakan radar—bergerak.
Uji coba radar itu sebagai bentuk pembangkangan Ankara terhadap peringatan Washington. Amerika telah mengancam akan menjatuhkan sanksi baru jika sistem rudal surface-to-air canggih itu diaktifkan.
Para pejabat AS khawatir bahwa militer Turki akan melakukan tes semacam ini dengan jet tempur siluman F-35, yang berpotensi memberikan wawasan Rusia mengenai kemampuan jet tempur tercanggih Amerika tersebut. Hal itu yang menjadi pusat percekcokan Ankara dan Washington atas kesepakatan antara Ankara dengan Moskow soal pembelian sistem pertahanan rudal S-400.
Pentagon sudah mengeluarkan Turki dari program Joint Strike Fighter (JSF) F-35 awal tahun ini dan sedang menyelesaikan upaya untuk menghapus kontraktor pertahanan Turki dari rantai pasokan suku cadangnya.
Kantor Gubernur Ankara sebelumnya mengumumkan bahwa tes radar sistem pertahanan S-400 dilakukan pada 25-16 November. (Baca: Turki Terbangkan Jet F-16 untuk Uji Radar Sistem Rudal S-400 Rusia )
"Dalam lingkup beberapa proyek yang dilakukan berkoordinasi dengan Presidensi Industri Pertahanan, pesawat F-16 dan pesawat lain milik Angkatan Udara Turki akan melakukan penerbangan uji ketinggian rendah dan tinggi pada hari Senin dan Selasa di langit Ankara," bunyi pernyataan Kantor Gubernur Ankara.
Belum penjelasan detail dari pemerintah Turki tentang tujuan tes radar tersebut.
Mengutip laporan The Drive, radar yang dites itu adalah radar pengawasan dan akuisisi 91N6E serta radar pencarian dan akuisisi udara 96L6E. Radar 96L6E dirancang untuk lebih mampu mendeteksi target terbang rendah.
Tes awal ini kemungkinan hanya untuk memastikan bahwa radar berfungsi dengan baik atau untuk melihat apakah peralatan itu dapat membedakan pesawat Turki sebagai teman atau tidak.
Para pejabat militer AS, serta pejabat dari anggota NATO lainnya, sebelumnya telah memperingatkan bahwa S-400 tidak memenuhi persyaratan interoperabilitas aliansi dan karenanya tidak akan dapat diintegrasikan dengan jaringan pertahanan udara sekutu lainnya. Imbasnya, senjata Rusia itu menciptakan risiko tidak dapat membedakan pesawat teman dan musuh dengan baik.
Terkait apakah tes ini, atau evaluasi tambahan di masa depan, sedang mengumpulkan data tentang bagaimana jet tempur, seperti F-16, muncul pada radar S-400 juga belum jelas. Penampakan radar pengendali tembakan 92N6E kurang begitu jelas dalam video rekaman.
(mas)