Pesawat Kecil Jatuh di Kongo Timur, 27 Tewas
A
A
A
GOMA - Setidaknya 27 orang tewas ketika sebuah pesawat kecil jatuh di lingkungan padat penduduk di kota Goma, Republik Demokratik Kongo, Minggu (24/11). Korban tewas pesawat yang jatuh di wilayah timur Kongo itu juga berasal dari masyarakat yang berada di lokasi kejadian.
Pesawat berbaling-baling yang dioperasikan oleh perusahaan lokal Busy Bee itu jatuh tak lama setelah lepas landas. Pesawat nahas itu sedang dalam perjalanan ke kota Beni, sekitar 250 km ke utara. Perusahaan itu mengatakan, pesawat jenis Dornier 228-200 tersebut memiliki 19 tempat duduk dan saat terjadinya insiden mengangkut 16 penumpang dan dua awak.
Hingga kini, belum ada kabar tentang apa yang mungkin menjadi penyebab kecelakaan itu. Joseph Makundi, koordinator Layanan Penyelamatan di Goma mengatakan kepada Reuters, bahwa 27 mayat telah ditemukan dari puing-puing, termasuk beberapa orang yang terkena puing-puing yang jatuh.
“Saya berada di sebuah restoran dengan keluarga saya, ketika saya melihat pesawat berputar tiga kali di udara dan mengeluarkan banyak asap,” kata Djemo Medar, seorang saksi mata di lingkungan Mapendo di Goma. "Setelah itu, kami melihat pesawat menabrak rumah ini," katanya menunjuk ke sebuah bangunan di dekatnya.
“Kami tahu pilotnya. Namanya Didier. Dia berteriak, "Tolong aku, Tolong aku." Tapi, kita tidak punya cara untuk menolongnya, karena apinya sangat kuat," kata Medar.
Di lokasi kecelakaan, warga melemparkan air dari ember dan panci masak ke reruntuhan bangunan yang membara. Dari video yang beredar di media sosial terlihat bagian belakang pesawat bersandar, disangga oleh dinding. Kecelakaan udara relatif sering terjadi di Kongo, karena standar keselamatan yang lemah dan perawatan yang buruk. Semua maskapai komersial Kongo, termasuk Busy Bee, dilarang beroperasi di Uni Eropa.
Pesawat berbaling-baling yang dioperasikan oleh perusahaan lokal Busy Bee itu jatuh tak lama setelah lepas landas. Pesawat nahas itu sedang dalam perjalanan ke kota Beni, sekitar 250 km ke utara. Perusahaan itu mengatakan, pesawat jenis Dornier 228-200 tersebut memiliki 19 tempat duduk dan saat terjadinya insiden mengangkut 16 penumpang dan dua awak.
Hingga kini, belum ada kabar tentang apa yang mungkin menjadi penyebab kecelakaan itu. Joseph Makundi, koordinator Layanan Penyelamatan di Goma mengatakan kepada Reuters, bahwa 27 mayat telah ditemukan dari puing-puing, termasuk beberapa orang yang terkena puing-puing yang jatuh.
“Saya berada di sebuah restoran dengan keluarga saya, ketika saya melihat pesawat berputar tiga kali di udara dan mengeluarkan banyak asap,” kata Djemo Medar, seorang saksi mata di lingkungan Mapendo di Goma. "Setelah itu, kami melihat pesawat menabrak rumah ini," katanya menunjuk ke sebuah bangunan di dekatnya.
“Kami tahu pilotnya. Namanya Didier. Dia berteriak, "Tolong aku, Tolong aku." Tapi, kita tidak punya cara untuk menolongnya, karena apinya sangat kuat," kata Medar.
Di lokasi kecelakaan, warga melemparkan air dari ember dan panci masak ke reruntuhan bangunan yang membara. Dari video yang beredar di media sosial terlihat bagian belakang pesawat bersandar, disangga oleh dinding. Kecelakaan udara relatif sering terjadi di Kongo, karena standar keselamatan yang lemah dan perawatan yang buruk. Semua maskapai komersial Kongo, termasuk Busy Bee, dilarang beroperasi di Uni Eropa.
(esn)