Kim Jong-un Tolak Undangan Seoul Hadiri KTT ASEAN-Korsel
A
A
A
PYONGYANG - Media pemerintah Korea Utara (Korut), KCNA, menuturkan bahwa Kim Jong-un menolak undangan Seoul untuk menghadiri pertemuan ASEAN-Korea Selatan (Korsel). KCNA menyebut, saat ini bukan waktu yang tepat bagi Jong-un sambangi Seoul, mengingat hubungan Korut-Korsel saat ini kurang baik.
KCNA menuturkan, Presiden Korsel, Moon Jae-in mengirim surat undangan kepada Jong-un pada 5 November. Dalam suranya, Moon mempersilahkan Jong-un untuk mengirim utusan khusus kepertemuan ASEAN-Korsel, jika dia berhalangan hadir.
Sementara berterima kasih kepada Seoul atas undangannya, KCNA mengatakan, Pyongyang berharap Seoul memahami bahwa pihaknya tidak dapat menemukan alasan yang tepat bagi Jong-un untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
Korut menuduh Korsel merusak hubungan dengan bergantung pada Amerika Serikat (AS) dalam menyelesaikan masalah antar-Korea.
"Sangat membingungkan bahwa mereka mengusulkan untuk membahas hubungan antar-Korea di tempat multilateral yang tidak sesuai, bahkan setelah mengalami kegagalan dengan mengandalkan begitu banyak pada AS," kata KCNA, seperti dilansir Reuters pada Kamis (21/11/2019).
Kedua Korea melakukan serangkaian pertemuan, termasuk tiga pertemuan puncak tahun lalu, di mana Moon dan Jong-un setuju untuk meningkatkan hubungan dan memulai kembali inisiatif bisnis yang macet.
Namun belum ada kemajuan signifikan di tengah pengetatan sanksi yang ditujukan pada program nuklir dan rudal Korut, dan pembicaraan denuklirisasi antara Pyongyang dan Washington yang terus mengalami kemunduran.
KCNA menuturkan, Presiden Korsel, Moon Jae-in mengirim surat undangan kepada Jong-un pada 5 November. Dalam suranya, Moon mempersilahkan Jong-un untuk mengirim utusan khusus kepertemuan ASEAN-Korsel, jika dia berhalangan hadir.
Sementara berterima kasih kepada Seoul atas undangannya, KCNA mengatakan, Pyongyang berharap Seoul memahami bahwa pihaknya tidak dapat menemukan alasan yang tepat bagi Jong-un untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
Korut menuduh Korsel merusak hubungan dengan bergantung pada Amerika Serikat (AS) dalam menyelesaikan masalah antar-Korea.
"Sangat membingungkan bahwa mereka mengusulkan untuk membahas hubungan antar-Korea di tempat multilateral yang tidak sesuai, bahkan setelah mengalami kegagalan dengan mengandalkan begitu banyak pada AS," kata KCNA, seperti dilansir Reuters pada Kamis (21/11/2019).
Kedua Korea melakukan serangkaian pertemuan, termasuk tiga pertemuan puncak tahun lalu, di mana Moon dan Jong-un setuju untuk meningkatkan hubungan dan memulai kembali inisiatif bisnis yang macet.
Namun belum ada kemajuan signifikan di tengah pengetatan sanksi yang ditujukan pada program nuklir dan rudal Korut, dan pembicaraan denuklirisasi antara Pyongyang dan Washington yang terus mengalami kemunduran.
(esn)