Satu Orang Tewas dalam Unjuk Rasa Tolak Kenaikan BBM di Iran
A
A
A
TEHERAN - Satu orang tewas di kota Sirjan, Iran, saat unjuk rasa menentang kebijakan pemerintah yang menjatah dan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga 50%.
Pemerintahan Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan pada Jumat (15/11) bahwa harga satu liter BBM naik menjadi 15.000 rial (Rp5.000) dari 10.000 rial (Rp3.300) dan setiap satu mobil pribadi hanya mendapat 60 liter BMM per bulan. Jika beli lebih dari 60 liter maka harganya menjadi 30.000 rial (Rp10.000) per liter.
Kebijakan oleh dewan ekonomi itu memicu kemarahan di penjuru negeri. Warga Iran telah menghadapi tekanan ekonomi sejak tahun lalu saat Presiden Amerika Serikat (AS) mengeluarkan Washington dari kesepakatan nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi pada Teheran.
"Satu orang tewas di Sirjan tapi kami menyelidiki apakah dia tewas oleh aparat keamanan yang mencoba menenangkan situasi di kota itu," ungkap pejabat lokal Mohammad Mahmoudabadi, dikutip ISNA.
Dia menjelaskan, beberapa orang terluka saat pria bermasker masuk ke barisan pengunjuk rasa di Sirjan dan bentrok dengna aparat keamanan. "Aparat keamanan tidak diizinkan menembak rakyat. Situasi tenang di kota sekarang," kata dia.
Kantor berita IRNA menyatakan saat unjuk rasa di Sirjan, demonstran menyerang gudang penyimpanan BBM dan mencoba membakarnya.
Kebijakan AS menerapkan tekanan maksimal pada Iran telah berdampak besar pada pendapatan minyak negara itu. Kini ekonomi Iran mengalami resesi dan nilai mata uangnya mengalami penurunan.
Pemerintahan Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan pada Jumat (15/11) bahwa harga satu liter BBM naik menjadi 15.000 rial (Rp5.000) dari 10.000 rial (Rp3.300) dan setiap satu mobil pribadi hanya mendapat 60 liter BMM per bulan. Jika beli lebih dari 60 liter maka harganya menjadi 30.000 rial (Rp10.000) per liter.
Kebijakan oleh dewan ekonomi itu memicu kemarahan di penjuru negeri. Warga Iran telah menghadapi tekanan ekonomi sejak tahun lalu saat Presiden Amerika Serikat (AS) mengeluarkan Washington dari kesepakatan nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi pada Teheran.
"Satu orang tewas di Sirjan tapi kami menyelidiki apakah dia tewas oleh aparat keamanan yang mencoba menenangkan situasi di kota itu," ungkap pejabat lokal Mohammad Mahmoudabadi, dikutip ISNA.
Dia menjelaskan, beberapa orang terluka saat pria bermasker masuk ke barisan pengunjuk rasa di Sirjan dan bentrok dengna aparat keamanan. "Aparat keamanan tidak diizinkan menembak rakyat. Situasi tenang di kota sekarang," kata dia.
Kantor berita IRNA menyatakan saat unjuk rasa di Sirjan, demonstran menyerang gudang penyimpanan BBM dan mencoba membakarnya.
Kebijakan AS menerapkan tekanan maksimal pada Iran telah berdampak besar pada pendapatan minyak negara itu. Kini ekonomi Iran mengalami resesi dan nilai mata uangnya mengalami penurunan.
(sfn)