Baru Gencatan Senjata, Jihad Islam dan Israel Saling Serang Lagi
A
A
A
GAZA - Kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) di Gaza telah sepakat gencatan senjata dengan militer Israel pada hari Kamis. Namun, beberapa jam kemudian kedua pihak kembali saling serang.
Dua roket ditembakkan dari Gaza pada Kamis malam atau beberapa jam setelah deklarasi gencatan senjata diumumkan. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku membalas dengan menyerang target PIJ.
"Dua roket baru saja diluncurkan dari Gaza ke kota-kota di Israel selatan. Untungnya, Sistem Pertahanan Udara Iron Dome mencegat kedua roket," kata IDF melalui akun Twitter-nya, @IDF. "Ini adalah tentara Iron Dome yang melindungi langit Israel dan menyelamatkan nyawa."
“Kami saat ini menyerang target teror Jihad Islam di Gaza. Ini terjadi setelah roket ditembakkan dari Gaza tanpa pandang bulu kepada warga sipil Israel hari ini," lanjut IDF.
Menurut Times of Israel, Jumat (15/11/2019), serangan dua roket pada Kamis malam merupakan pelanggaran keempat oleh kelompok militan Gaza atas perjanjian gencatan senjata yang diumumkan sebelumnya pada hari Kamis.
Tidak ada laporan korban cedera atau kerusakan yang disebabkan oleh pecahan peluru dari roket yang dicegat Iron Dome.
Tembakan roket terbaru itu terjadi ketika para pendukung kelompok militan di Gaza mengadakan protes sporadis di sekitar Gaza untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas kesepakatan gencatan senjata.
Dalam tweet terpisah, militer Israel mengatakan setidaknya enam roket lagi telah ditembakkan ke Israel dari Gaza meskipun ada gencatan senjata, dan menambahkan bahwa sirene terus terdengar di Israel selatan.
"Iron Dome adalah sistem unik Israel yang dikembangkan bersama dengan industri pertahanan Amerika yang memiliki kapasitas untuk mencegat roket dalam penerbangan dan meledakkan mereka di langit untuk memastikan bahwa warga sipil Israel aman," kata juru bicara IDF, Letnan Kolonel Jonathan Conricus.
Setelah serangan terakhir, kota selatan Ashkelon dilaporkan mengumumkan libur sekolah pada hari Jumat (15/11/2019), mengikuti jejak komunitas Israel yang paling dekat dengan perbatasan Gaza yang melakukan hal yang sama pada malam sebelumnya.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir dimaksudkan untuk menghentikan lonjakan ketegangan 48 jam dalam pertempuran lintas-perbatasan yang dipicu oleh pembunuhan pemimpin Jihad Islam Palestina, Baha Abu al-Ata dan istrinya.
"Baha Abu al-Ata adalah komandan senior Jihad Islam di Gaza, yang bertanggung jawab atas sebagian besar serangan yang berasal dari Gaza selama setahun terakhir," kata Kepala Staf Umum IDF Letnan Jenderal Aviv Kohavi."Dia adalah bom waktu yang berdetak...Ada jendela peluang yang kita manfaatkan dengan tepat."
IDF telah memberikan rekap operasi resmi untuk 48 jam atas kekerasan lintas-perbatasan. Menurut data IDF, lebih dari 450 roket ditembakkan oleh Jihad Islam sejak Selasa lalu dan 90 persennya dicegat oleh sistem pertahanan Irone Dome. IDF juga mengklaim sekitar 25 militan Jihad Islam telah "dihilangkan".
Conricus mengatakan tidak ada korban di pihak Israel secara signifikan, karena sebagian besar berkat sistem Iron Dome.
Pada hari Kamis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi pusat komando Iron Dome dan merilis foto kunjungannya di Twitter. "Atas nama semua warga negara Israel, banyak terima kasih kepada para serdadu dan pejuang baterai Iron Dome," tulis dia.
Dalam rentetan konflik dua hari yang memanas sejak Selasa, setidaknya 34 warga Palestina, termasuk tiga wanita dan enam anak-anak, telah tewas.
Militer Israel mempertahankan strateginya dengan menyerang rumah-rumah pribadi di Jalur Gaza selama dua hari pertempuran. Conricus mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa komandan Jihad Islam menggunakan rumah mereka untuk menyimpan senjata, dan itu membuat rumah tersebut menjadi sasaran yang sah.
Dua roket ditembakkan dari Gaza pada Kamis malam atau beberapa jam setelah deklarasi gencatan senjata diumumkan. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku membalas dengan menyerang target PIJ.
"Dua roket baru saja diluncurkan dari Gaza ke kota-kota di Israel selatan. Untungnya, Sistem Pertahanan Udara Iron Dome mencegat kedua roket," kata IDF melalui akun Twitter-nya, @IDF. "Ini adalah tentara Iron Dome yang melindungi langit Israel dan menyelamatkan nyawa."
“Kami saat ini menyerang target teror Jihad Islam di Gaza. Ini terjadi setelah roket ditembakkan dari Gaza tanpa pandang bulu kepada warga sipil Israel hari ini," lanjut IDF.
Menurut Times of Israel, Jumat (15/11/2019), serangan dua roket pada Kamis malam merupakan pelanggaran keempat oleh kelompok militan Gaza atas perjanjian gencatan senjata yang diumumkan sebelumnya pada hari Kamis.
Tidak ada laporan korban cedera atau kerusakan yang disebabkan oleh pecahan peluru dari roket yang dicegat Iron Dome.
Tembakan roket terbaru itu terjadi ketika para pendukung kelompok militan di Gaza mengadakan protes sporadis di sekitar Gaza untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas kesepakatan gencatan senjata.
Dalam tweet terpisah, militer Israel mengatakan setidaknya enam roket lagi telah ditembakkan ke Israel dari Gaza meskipun ada gencatan senjata, dan menambahkan bahwa sirene terus terdengar di Israel selatan.
"Iron Dome adalah sistem unik Israel yang dikembangkan bersama dengan industri pertahanan Amerika yang memiliki kapasitas untuk mencegat roket dalam penerbangan dan meledakkan mereka di langit untuk memastikan bahwa warga sipil Israel aman," kata juru bicara IDF, Letnan Kolonel Jonathan Conricus.
Setelah serangan terakhir, kota selatan Ashkelon dilaporkan mengumumkan libur sekolah pada hari Jumat (15/11/2019), mengikuti jejak komunitas Israel yang paling dekat dengan perbatasan Gaza yang melakukan hal yang sama pada malam sebelumnya.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir dimaksudkan untuk menghentikan lonjakan ketegangan 48 jam dalam pertempuran lintas-perbatasan yang dipicu oleh pembunuhan pemimpin Jihad Islam Palestina, Baha Abu al-Ata dan istrinya.
"Baha Abu al-Ata adalah komandan senior Jihad Islam di Gaza, yang bertanggung jawab atas sebagian besar serangan yang berasal dari Gaza selama setahun terakhir," kata Kepala Staf Umum IDF Letnan Jenderal Aviv Kohavi."Dia adalah bom waktu yang berdetak...Ada jendela peluang yang kita manfaatkan dengan tepat."
IDF telah memberikan rekap operasi resmi untuk 48 jam atas kekerasan lintas-perbatasan. Menurut data IDF, lebih dari 450 roket ditembakkan oleh Jihad Islam sejak Selasa lalu dan 90 persennya dicegat oleh sistem pertahanan Irone Dome. IDF juga mengklaim sekitar 25 militan Jihad Islam telah "dihilangkan".
Conricus mengatakan tidak ada korban di pihak Israel secara signifikan, karena sebagian besar berkat sistem Iron Dome.
Pada hari Kamis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi pusat komando Iron Dome dan merilis foto kunjungannya di Twitter. "Atas nama semua warga negara Israel, banyak terima kasih kepada para serdadu dan pejuang baterai Iron Dome," tulis dia.
Dalam rentetan konflik dua hari yang memanas sejak Selasa, setidaknya 34 warga Palestina, termasuk tiga wanita dan enam anak-anak, telah tewas.
Militer Israel mempertahankan strateginya dengan menyerang rumah-rumah pribadi di Jalur Gaza selama dua hari pertempuran. Conricus mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa komandan Jihad Islam menggunakan rumah mereka untuk menyimpan senjata, dan itu membuat rumah tersebut menjadi sasaran yang sah.
(mas)