Ritual Puncak, Kaisar Jepang Habiskan Semalam dengan Seorang Dewi
A
A
A
TOKYO - Kaisar Jepang Naruhito akan diantar masuk ke aula kayu pada Kamis (14/11) malam untuk merayakan upacara penobatan terakhirnya setelah menjadi kaisar pada musim semi ini. Dia akan menghabiskan satu malam bersama seorang dewi.
Ritual “Daijosai” itu berpusat pada Amaterasu Omikami, dewi matahari yang bagi kalangan konservatif merupakan leluhur para kaisar. Ini menjadi prosesi paling relijius dari serangkaian ritual yang telah dijalani Naruhito untuk mengambil alih tahta dari ayahnya Akihito.
Rumor menyatakan kaisar memiliki hubungan suami istri dengan sang dewi. Pendapat ini ada dalam naskah sebelum Perang Dunia II di mana kaisar dianggap sebagai dewa. Kakek Naruhito, Hirohito, dilepas dari statusnya sebagai dewa setelah Jepang kalah perang.
Para tokoh dan pemerintah menyatakan ritual itu melibatkan berbagi hidangan dari penjuru Jepang untuk menegaskan status baru kaisar.
"Ritual ini pada dasarnya satu pesta yang melibatkan dewi matahari dan kaisar," papar John Breen, profesor di International Research center for Japanese Studies, Kyoto, yang menegaskan sebagian besar upacara penobatan memiliki elemen mistis.
"Kaisar diubah dengan melakukan pesta ini," ujar Breen, dilansir Reuters.
Sekitar pukul 7 malam, kaisar yang berpakaian jubah putih murni masuk ke kuil dengan membawa obor dan menghilang dari pandangan di balik tirai putih. Permaisuri juga hadir tapi tidak mengikuti kaisar.
Sambil berlutut, kaisar memberikan 32 piring yang terbuat dari daun oak pada dewi matahari sebelum membungkuk dan berdoa untuk kedamaian Jepang.Kaisar dan dewi secara simbolis membagikan beras, milet dan wine beras dalam ritual yang berlangsung selama dua setengah jam itu. Ritual itu diulangi di bagian lain kuil tersebut dan semua berakhir sekitar pukul 3.00 pagi pada Jumat (15/11).
Ritual “Daijosai” itu berpusat pada Amaterasu Omikami, dewi matahari yang bagi kalangan konservatif merupakan leluhur para kaisar. Ini menjadi prosesi paling relijius dari serangkaian ritual yang telah dijalani Naruhito untuk mengambil alih tahta dari ayahnya Akihito.
Rumor menyatakan kaisar memiliki hubungan suami istri dengan sang dewi. Pendapat ini ada dalam naskah sebelum Perang Dunia II di mana kaisar dianggap sebagai dewa. Kakek Naruhito, Hirohito, dilepas dari statusnya sebagai dewa setelah Jepang kalah perang.
Para tokoh dan pemerintah menyatakan ritual itu melibatkan berbagi hidangan dari penjuru Jepang untuk menegaskan status baru kaisar.
"Ritual ini pada dasarnya satu pesta yang melibatkan dewi matahari dan kaisar," papar John Breen, profesor di International Research center for Japanese Studies, Kyoto, yang menegaskan sebagian besar upacara penobatan memiliki elemen mistis.
"Kaisar diubah dengan melakukan pesta ini," ujar Breen, dilansir Reuters.
Sekitar pukul 7 malam, kaisar yang berpakaian jubah putih murni masuk ke kuil dengan membawa obor dan menghilang dari pandangan di balik tirai putih. Permaisuri juga hadir tapi tidak mengikuti kaisar.
Sambil berlutut, kaisar memberikan 32 piring yang terbuat dari daun oak pada dewi matahari sebelum membungkuk dan berdoa untuk kedamaian Jepang.Kaisar dan dewi secara simbolis membagikan beras, milet dan wine beras dalam ritual yang berlangsung selama dua setengah jam itu. Ritual itu diulangi di bagian lain kuil tersebut dan semua berakhir sekitar pukul 3.00 pagi pada Jumat (15/11).
(sfn)