Diusir Erdogan, Tersangka ISIS asal AS Terdampar di Perbatasan
A
A
A
ANKARA - Seorang tersangka anggota ISIS asal Amerika Serikat (AS) terdampar di perbatasan Yunani dan Turki setelah pemerintah Presiden Tayyip Erdogan mengusirnya. Pemimpin Turki itu menyatakan bagaimana pun nasib warga Amerika itu bukan urusan Ankara.
"Itu bukan masalah kami," kata Erdogan pada hari Selasa. Anggota ISIS itu diidentifikasi media Turki dengan nama Muhammed Darwis B. Dia merupakan warga negara AS keturunan Yordania.
Anggota ISIS itu dideportasi pada hari Senin sebagai bagian dari kebijakan baru Turki yang kontroversial untuk mendeportasi para militan asing yang selama ini berada dalam tahanan Turki.
Seorang pejabat Turki mengatakan kepada AFP, yang dilansir Rabu (13/11/2019), bahwa Darwis menolak untuk dipulangkan ke AS dan sebaliknya meminta dikirim ke Yunani. Namun, Yunani menolaknya masuk ketika dia mencoba menyeberangi tanah tak bertuan antara kedua negara ke kota Kastanies, Yunani.
Dia telah menghabiskan malam di perbatasan kedua negara. Saksi mata mengatakan, Darwis telah mencoba berteriak kepada wartawan di wilayah perbatasan.
"Apakah (petempur ISIS yang dideportasi) terjebak di sana di perbatasan, itu tidak menjadi perhatian kami. Kami akan terus mengirimkannya. Apakah mereka mengambilnya atau tidak, itu bukan urusan kami," kata Erdogan mengomentari nasib militan ISIS asal AS yang terjebak di perbatasan.
Erdogan mengancam bahwa Turki dapat membebaskan semua militan asing yang dipenjara dan mengirim mereka ke Eropa.
"Anda harus merevisi sikap Anda terhadap Turki, yang pada saat ini menahan begitu banyak anggota ISIS di penjara dan pada saat yang sama mengendalikan mereka di Suriah," ujar Erdogan yang ditujukan kepada negara-negara Eropa.
“Gerbang ini akan terbuka dan anggota ISIS yang sudah mulai dikirim pada Anda akan terus dikirim. Maka Anda bisa mengurus masalah Anda sendiri," lanjut dia.
Pernyataan pemimpin Turki itu muncul setelah adanya dorongan baru untuk memulangkan sekitar 1.200 petempur ISIS asing yang ditahan.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri İsmail Çatakli mengatakan pada hari Senin seorang warga negara AS bernama Darwis telah dipulangkan dan tujuh warga negara Jerman akan diterbangkan pulang pada 14 November. Persiapan untuk mendeportasi dua warga negara Irlandia, serta warga negara Prancis dan Denmark, juga sedang berlangsung.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengonfirmasi bahwa seorang warga negara Jerman telah kembali ke Berlin dari Turki pada hari Senin, dan sembilan orang lagi akan dideportasi akhir pekan ini. Keterkaitan mereka dengan ISIS akan diselidiki lebih lanjut oleh otoritas keamanan Jerman.
"Itu bukan masalah kami," kata Erdogan pada hari Selasa. Anggota ISIS itu diidentifikasi media Turki dengan nama Muhammed Darwis B. Dia merupakan warga negara AS keturunan Yordania.
Anggota ISIS itu dideportasi pada hari Senin sebagai bagian dari kebijakan baru Turki yang kontroversial untuk mendeportasi para militan asing yang selama ini berada dalam tahanan Turki.
Seorang pejabat Turki mengatakan kepada AFP, yang dilansir Rabu (13/11/2019), bahwa Darwis menolak untuk dipulangkan ke AS dan sebaliknya meminta dikirim ke Yunani. Namun, Yunani menolaknya masuk ketika dia mencoba menyeberangi tanah tak bertuan antara kedua negara ke kota Kastanies, Yunani.
Dia telah menghabiskan malam di perbatasan kedua negara. Saksi mata mengatakan, Darwis telah mencoba berteriak kepada wartawan di wilayah perbatasan.
"Apakah (petempur ISIS yang dideportasi) terjebak di sana di perbatasan, itu tidak menjadi perhatian kami. Kami akan terus mengirimkannya. Apakah mereka mengambilnya atau tidak, itu bukan urusan kami," kata Erdogan mengomentari nasib militan ISIS asal AS yang terjebak di perbatasan.
Erdogan mengancam bahwa Turki dapat membebaskan semua militan asing yang dipenjara dan mengirim mereka ke Eropa.
"Anda harus merevisi sikap Anda terhadap Turki, yang pada saat ini menahan begitu banyak anggota ISIS di penjara dan pada saat yang sama mengendalikan mereka di Suriah," ujar Erdogan yang ditujukan kepada negara-negara Eropa.
“Gerbang ini akan terbuka dan anggota ISIS yang sudah mulai dikirim pada Anda akan terus dikirim. Maka Anda bisa mengurus masalah Anda sendiri," lanjut dia.
Pernyataan pemimpin Turki itu muncul setelah adanya dorongan baru untuk memulangkan sekitar 1.200 petempur ISIS asing yang ditahan.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri İsmail Çatakli mengatakan pada hari Senin seorang warga negara AS bernama Darwis telah dipulangkan dan tujuh warga negara Jerman akan diterbangkan pulang pada 14 November. Persiapan untuk mendeportasi dua warga negara Irlandia, serta warga negara Prancis dan Denmark, juga sedang berlangsung.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengonfirmasi bahwa seorang warga negara Jerman telah kembali ke Berlin dari Turki pada hari Senin, dan sembilan orang lagi akan dideportasi akhir pekan ini. Keterkaitan mereka dengan ISIS akan diselidiki lebih lanjut oleh otoritas keamanan Jerman.
(mas)