Turki: Aksi AS Klaim Ladang Minyak Suriah Salah Besar
A
A
A
ANKARA - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyebut, klaim Amerika Serikat (AS) atas ladang minyak di Suriah adalah sesuatu hal yang salah. Dia mengatakan, klaim ini benar-benar tidak sah dan tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.
"Mereka (AS) mengakui dan secara terbuka menyatakan bahwa mereka hadir di sana (di Suriah) karena ladang minyak," kata Cavusoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/11/2019).
"Tidak ada yang memiliki hak atas sumber daya Suriah. Mereka datang ke sini, menempuh jarak ribuan kilometer, dan mengatakan bahwa mereka akan mengevaluasi ladang minyak negara tersebut. Ini bertentangan dengan norma-norma hukum internasional," sambungnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Vershinin mengatakan, Moskow tidak akan bekerja sama dengan Washington dalam mengendalikan dan mengeksploitasi ladang minyak di Suriah. Vershinin mengatakan, alasannya adalah ladang minyak itu milik pemerintah dan masyarakat Suriah.
"Kami tidak akan bekerja sama dengan AS terkait minyak Suriah. Ini menyangkut minyak Suriah, yang merupakan warisan masyarakat Suriah. Kami yakin bahwa itu adalah hak dari masyrakat Suriah untuk mengelola sumber daya alam mereka, termasuk minyak," ucapnya.
Vershinin kemudian mengatakan bahwa tindakan AS untuk meningkatkan kehadiran ilegal di Suriah melanggar hukum internasional. "Setiap tindakan apa pun, kita tidak membicarakan sesuatu yang khusus sekarang, yang dilakukan AS untuk menjaga diri mereka sendiri secara militer di Suriah tidak dapat diterima dan ilegal dari sudut pandang kami dan di bawah hukum internasional," tukasnya.
"Mereka (AS) mengakui dan secara terbuka menyatakan bahwa mereka hadir di sana (di Suriah) karena ladang minyak," kata Cavusoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/11/2019).
"Tidak ada yang memiliki hak atas sumber daya Suriah. Mereka datang ke sini, menempuh jarak ribuan kilometer, dan mengatakan bahwa mereka akan mengevaluasi ladang minyak negara tersebut. Ini bertentangan dengan norma-norma hukum internasional," sambungnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Vershinin mengatakan, Moskow tidak akan bekerja sama dengan Washington dalam mengendalikan dan mengeksploitasi ladang minyak di Suriah. Vershinin mengatakan, alasannya adalah ladang minyak itu milik pemerintah dan masyarakat Suriah.
"Kami tidak akan bekerja sama dengan AS terkait minyak Suriah. Ini menyangkut minyak Suriah, yang merupakan warisan masyarakat Suriah. Kami yakin bahwa itu adalah hak dari masyrakat Suriah untuk mengelola sumber daya alam mereka, termasuk minyak," ucapnya.
Vershinin kemudian mengatakan bahwa tindakan AS untuk meningkatkan kehadiran ilegal di Suriah melanggar hukum internasional. "Setiap tindakan apa pun, kita tidak membicarakan sesuatu yang khusus sekarang, yang dilakukan AS untuk menjaga diri mereka sendiri secara militer di Suriah tidak dapat diterima dan ilegal dari sudut pandang kami dan di bawah hukum internasional," tukasnya.
(esn)