Tambang Kalium Meledak, 35 Orang Terjebak di Bawah Tanah
A
A
A
BERLIN - Sebuah ledakan bawah tanah di sebuah tambang kalium di Teutschenthal, Jerman tengah, melukai dua orang dan menyebabkan 35 orang terjebak di bawah tanah selama beberapa jam.
Ledakan di fasilitas negara bagian Saxony-Anhalt pertama kali dilaporkan sekitar jam 9 pagi pada Jumat (8/11/2019). Para pekerja yang terperangkap pergi ke daerah penampungan, yang terletak di kedalaman sekitar 700 meter. Hunian ini memiliki persediaan oksigen darurat, yang memberi peluang bagi penyelamat untuk menjangkau para pekerja. Operasi itu dilaporkan sukses oleh polisi beberapa jam kemudian seperti dikutip dari Russia Today.
Ledakan itu terjadi jauh di bawah tanah, kemungkinan besar karena kebocoran gas metana membentuk campuran yang mudah terbakar di poros. Warga Teutschenthal mengatakan mereka tidak tahu apa yang terjadi sampai sirene berbunyi di tambang.
Teutschenthal adalah kota yang relatif kecil dengan sekitar 13.000 penduduk. Industri pertambangannya dimulai pada pertengahan abad ke-19 dan telah menjadi produsen utama kalium selama sekitar delapan dekade. Tambang itu sempat ditutup pada tahun 1982 tetapi kemudian dibangun kembali dan dibuka lagi dan saat ini menyediakan lapangan kerja untuk sekitar 100 orang.
Ledakan di fasilitas negara bagian Saxony-Anhalt pertama kali dilaporkan sekitar jam 9 pagi pada Jumat (8/11/2019). Para pekerja yang terperangkap pergi ke daerah penampungan, yang terletak di kedalaman sekitar 700 meter. Hunian ini memiliki persediaan oksigen darurat, yang memberi peluang bagi penyelamat untuk menjangkau para pekerja. Operasi itu dilaporkan sukses oleh polisi beberapa jam kemudian seperti dikutip dari Russia Today.
Ledakan itu terjadi jauh di bawah tanah, kemungkinan besar karena kebocoran gas metana membentuk campuran yang mudah terbakar di poros. Warga Teutschenthal mengatakan mereka tidak tahu apa yang terjadi sampai sirene berbunyi di tambang.
Teutschenthal adalah kota yang relatif kecil dengan sekitar 13.000 penduduk. Industri pertambangannya dimulai pada pertengahan abad ke-19 dan telah menjadi produsen utama kalium selama sekitar delapan dekade. Tambang itu sempat ditutup pada tahun 1982 tetapi kemudian dibangun kembali dan dibuka lagi dan saat ini menyediakan lapangan kerja untuk sekitar 100 orang.
(ian)