Pejabat Pemerintah di 20 Negara Diretas Melalui WhatsApp

Jum'at, 01 November 2019 - 17:19 WIB
Pejabat Pemerintah di...
Pejabat Pemerintah di 20 Negara Diretas Melalui WhatsApp
A A A
WASHINGTON - Para pejabat pemerintah di berbagai negara aliansi Amerika Serikat (AS) menjadi target peretasan software yang menggunakan WhatsApp untuk mengambil alih ponsel pengguna. Temuan ini berdasarkan investigasi internal WhatsApp.

Sejumlah sumber yang mengetahui investigasi itu menyatakan, para korban peretasan merupakan pejabat tinggi pemerintahan dan militer yang menyebar di sekitar 20 negara di lima benua. "Sebagian besar negara itu merupakan aliansi AS," papar sumber itu pada Reuters.

Peretasan terhadap smartphone milik para pejabat tinggi pemerintahannya itu menunjukkan bahwa serangan siber terhadap WhatsApp dapat memiliki konsekuensi politik dan diplomatik yang luas.

WhatsApp mengajukan gugatan terhadap pengembang perangkat peretasan asal Israel, NSO Group. Raksasa software milik Facebook itu menuduh NSO Group membuat dan menjual platform peretas yang memanfaatkan celah di berbagai server milik WhatsApp yang membantu para klien meretas ke ponsel sekitar 1.400 pengguna antara 29 April 2019 dan 10 Mei 2019.

Total jumlah para pengguna WhatsApp yang diretas dapat lebih banyak dari yang dilaporkan. Pengacara hak asasi manusia (HAM) di London menjadi salah satu targetnya. Dia mengirim foto pada Reuters yang menunjukkan upaya membobol teleponnya pada 1 April.

Meski belum jelas siapa yang menggunakan software itu untuk meretas ponsel para pejabat, NSO menyatakan pihaknya menjual spyware mereka hanya untuk para konsumen pemerintah.

"Beberapa korban peretasan berada di AS, Uni Emirat Arab, Bahrain, Meksiko, Pakistan dan India," papar sumber yang mengetahui investigasi itu.

Beberapa warga India menduga mereka menjadi salah satu target peretasan dalam beberapa hari terakhir. Mereka termasuk para jurnalis, akademisi, pengacara dan pembela komunitas Dalit India.

NSO menyatakan pihaknya tak dapat mengungkap siapa saja kliennya atau membahas secara khusus penggunaan teknologinya.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1310 seconds (0.1#10.140)