Kerusuhan Meluas di Cile, Seruan Presiden Tak Digubris

Kamis, 24 Oktober 2019 - 08:09 WIB
Kerusuhan Meluas di Cile, Seruan Presiden Tak Digubris
Kerusuhan Meluas di Cile, Seruan Presiden Tak Digubris
A A A
SANTIAGO - Cile kembali dilanda unjuk rasa dan mogok kerja oleh para pegawai negeri meski Presiden Sebastian Pinera meluncurkan paket reformasi untuk meredam kerusuhan.

Hingga saat ini 15 orang tewas dalam unjuk rasa di Cile. Gelombang protes pun semakin meluas saat para pegawai perusahaan tembaga terbesar di dunia milik negara Cile, Codelco, bergabung dengan seruan mogok kerja oleh serikat buruh.

Mogok kerja ini semakin menurunkan output tembaga dari Cile yang merupakan produsen tembaga terbesar di dunia itu. Meski demikian, tambang Chuquicamata yang dikelola Codelco tetap beroperasi normal pada Rabu (23/10) waktu setempat, menurut dokumen internal yang dilihat Reuters.

"Mogok kerja akan berlangsung!" papar Serikat Buruh Pekerja Sentral (CUT) di media sosial yang menyeru para pekerja mulai berkumpul pada pagi hari di sejumlah kota untuk unjuk rasa damai.

Banyak mahasiswa, petugas medis, dan guru yang menyatakan bergabung dengan unjuk rasa itu. Aksi itu pun mengakibatkan sebagian besar sekolah di Cile harus tutup dan banyak layanan publik terganggu.

"Kami undang semua orang bergabung. Apa yang kami inginkan adalah damai, tapi damai jangka panjang hanya datang dengan keadilan sosial," papar Ketua CUT Barbara Figueroa.

Presiden Pinera sebelumnya menyatakan ingin mengubah unjuk rasa itu menjadi peluang bagi Cile. Dia menjanjikan sejumlah reformasi seperti jaminan gaji minimum, kenaikan pensiun negara dan stabilisasi tarif listrik.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6792 seconds (0.1#10.140)