Korut Desak Amerika Serikat dan Korsel Tawarkan Solusi Baru
A
A
A
BEIJING - Wakil Menteri Pasukan Bersenjata Rakyat Korea Utara (Korut) Kim Hyong-ryong menyatakan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) harus menawarkan solusi baru dalam kebuntuan saat ini di Semenanjung Korea.
Kim memperingatkan kebijakan permusuhan terhadap Pyongyang akan memiliki konsekuensi serius. Pernyataan itu menambah komentar terbaru Korut yang merasa tidak senang dengan lambatnya kemajuan dalam negosiasi dengan AS.
Bulan ini Korut mengeluarkan ancaman mengakhiri pembekuan tes rudal jarak jauh di tengah sanksi ekonomi yang berlanjut terhadap Pyongyang. Kim menegaskan dalam Forum Xiangshan di Beijing bahwa Korut telah bekerja keras tapi situasi itu menjadi siklus berbahaya karena tindakan AS dan Korsel.
"Mengingat ini telah lebih dari setahun sejak pernyataan bersama Korut dan AS diadopsi, tak ada kemajuan dalam perbaikan hubungan bilateral antara dua negara, seluruhnya karena kebijakan permusuhan AS terhadap Korut," papar Kim, dilansir Reuters.
Dia juga menuduh Korut bersikap ganda dengan melanjutkan latihan militer dengan AS dan membeli peralatan militer canggih. "Dengan keinginan kuat kami menjaga perdamaian di kawasan, otoritas AS dan Korsel harus menahan diri dari aksi-aksi apapun yang mengacaukan situasi dan muncul dengan cara baru untuk menyelesaikan masalah," ujar Kim.
Korut menggelar beberapa tes rudal dalam beberapa bulan terakhir, termasuk rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. Perundingan nuklir level kerja antara AS dan Korut terhenti pada awal Oktober.
Kim memperingatkan kebijakan permusuhan terhadap Pyongyang akan memiliki konsekuensi serius. Pernyataan itu menambah komentar terbaru Korut yang merasa tidak senang dengan lambatnya kemajuan dalam negosiasi dengan AS.
Bulan ini Korut mengeluarkan ancaman mengakhiri pembekuan tes rudal jarak jauh di tengah sanksi ekonomi yang berlanjut terhadap Pyongyang. Kim menegaskan dalam Forum Xiangshan di Beijing bahwa Korut telah bekerja keras tapi situasi itu menjadi siklus berbahaya karena tindakan AS dan Korsel.
"Mengingat ini telah lebih dari setahun sejak pernyataan bersama Korut dan AS diadopsi, tak ada kemajuan dalam perbaikan hubungan bilateral antara dua negara, seluruhnya karena kebijakan permusuhan AS terhadap Korut," papar Kim, dilansir Reuters.
Dia juga menuduh Korut bersikap ganda dengan melanjutkan latihan militer dengan AS dan membeli peralatan militer canggih. "Dengan keinginan kuat kami menjaga perdamaian di kawasan, otoritas AS dan Korsel harus menahan diri dari aksi-aksi apapun yang mengacaukan situasi dan muncul dengan cara baru untuk menyelesaikan masalah," ujar Kim.
Korut menggelar beberapa tes rudal dalam beberapa bulan terakhir, termasuk rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. Perundingan nuklir level kerja antara AS dan Korut terhenti pada awal Oktober.
(sfn)