NATO: Serangan Turki di Suriah Hanya Perburuk Situasi
A
A
A
ATHENA - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg turut melemparkan penolakan atas operasi militer Turki di Suriah. Stoltenberg menyebut, operasi militer tersebut dapat memperburuk situasi di kawasan.
"Ada situasi yang sangat tidak stabil di Suriah dengan banyaknya penderitaan manusia. Saya telah menyatakan keprihatinan yang mendalam ketika mengunjungi Istanbul," ucap Stoltenberg saat berkunjung ke Athena, Yunani.
"Kita harus ingat bahwa kita harus terus berdiri bersama dalam pertarungan bersama melawan musuh bersama, yaitu ISIS," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (14/10/2019).
Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, ancaman sanksi dan embargo senjata oleh Barat tidak akan menghentikan serangan militer terhadap milisi Kurdi di Suriah. Pernyataan ini datang ditengah adanya kemungkinan sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan embargo senjata dari Uni Eropa (UE).
Erdogan lalu mengatakan, dia telah berbicara dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel melalui telepon untuk membahas masalah embargo senjata.
"Saya mengatakan kepadanya untuk menjelaskannya kepada saya. Apakah kita benar-benar sekutu utama NATO, atau apakah kelompok teroris (YPG) diterima di NATO tanpa saya diberitahu," ungkapnya.
"Ada situasi yang sangat tidak stabil di Suriah dengan banyaknya penderitaan manusia. Saya telah menyatakan keprihatinan yang mendalam ketika mengunjungi Istanbul," ucap Stoltenberg saat berkunjung ke Athena, Yunani.
"Kita harus ingat bahwa kita harus terus berdiri bersama dalam pertarungan bersama melawan musuh bersama, yaitu ISIS," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (14/10/2019).
Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, ancaman sanksi dan embargo senjata oleh Barat tidak akan menghentikan serangan militer terhadap milisi Kurdi di Suriah. Pernyataan ini datang ditengah adanya kemungkinan sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan embargo senjata dari Uni Eropa (UE).
Erdogan lalu mengatakan, dia telah berbicara dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel melalui telepon untuk membahas masalah embargo senjata.
"Saya mengatakan kepadanya untuk menjelaskannya kepada saya. Apakah kita benar-benar sekutu utama NATO, atau apakah kelompok teroris (YPG) diterima di NATO tanpa saya diberitahu," ungkapnya.
(esn)