Topan Hagibis Amuk Jepang, 35 Orang Tewas dan 17 Hilang
A
A
A
TOKYO - Topan Hagibis , topan terbesar yang mengamuk wilayah Jepang dalam beberapa dekade terakhir, telah menewaskan 35 orang dan menyebabkan 17 orang lainnya hilang. Wilayah utama yang dihantam angin monster itu adalah pulau Honhsu.
Hagibis menyapu pulau Honshu pada hari Sabtu malam dan Minggu pagi dengan membawa angin berkecepatan 144 kilometer per jam. Mengutip Kyodo News, Senin (14/10/2019), selain menewaskan 35 orang, bencana yang memicu banjir besar itu juga menyebabkan 166 orang lainnya terluka.
Beberapa kota seperti Nagano, Niigata, Miyagi, Fukushima, Ibaraki, Kanagawa dan prefektur Saitama terendam banjir. Banyak orang terpaksa meninggalkan rumah yang terendam. Dampak kerusakan bisa memburuk dalam beberapa hari mendatang karena permukaan air kemungkinan naik di sekitar sungai yang meluap.
“Saya menyampaikan belasungkawa kepada semua orang yang kehilangan nyawa dan memberikan simpati kepada mereka yang terkena dampak Topan (Hagibis)," kata Perdana Menteri Shinzo Abe pada pertemuan tingkat menteri yang membahas dampak Topan Hagibis. Pertemuan itu digelar di Kantor Perdana Menteri pada hari Minggu.
Korban jiwa dikhawatirkan juga akan bertambah. Jepang telah menunjukkan betapa cepatnya negara itu mampu bereaksi dan bersiap dalam menghadapi potensi bencana seperti Topan Hagibis meski jatuhnya korban jiwa tak terelakkan. Menurut laporan Japan Times, dalam beberapa tahun terakhir kesadaran masyarakat Jepang semakin meningkat akan bahaya dari potensi bencana seperti itu.
Ketika Hagibis mendekat, pihak berwenang mendesak warga untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk meningkatkan peluang mereka bertahan hidup. Warga menimbun air, makanan, dan persediaan lainnya, serta meninggalkan banyak rak supermarket dalam kondisi kosong. Persiapan itu belum pernah terlihat sejak gempa besar melanda Jepang tahun 2011.
Operator transportasi umum mengumumkan rencana untuk menunda layanan beberapa hari sebelumnya karena masalah keselamatan dan upaya untuk mencegah kekacauan di pusat transportasi.
Saat topan melintasi negara itu pada Sabtu malam, setelah mendarat di Semenanjung Izu Shizuoka sekitar pukul 19.00 malam, angin kencang dan hujan lebat meninggalkan banyak kehancuran di jalurnya. Salah satu daerah yang dilanda topan adalah Kawasaki, Prefektur Kanagawa, di mana beberapa daerah perumahan dibiarkan tenggelam setelah Sungai Tamagawa banjir.
Angin yang menderu mengguncang gedung, dinding, dan jendela banyak bangunan disertai hujan lebat. Situasi itu membuat para pejabat mengeluarkan nasihat yang mendesak jutaan orang untuk mengungsi.
Topan Hagibis sangat kuat sehingga menyebabkan kapal kargo Panama tenggelam di Teluk Tokyo pada Sabtu malam, yang menewaskan lima orang.
Hagibis menyapu pulau Honshu pada hari Sabtu malam dan Minggu pagi dengan membawa angin berkecepatan 144 kilometer per jam. Mengutip Kyodo News, Senin (14/10/2019), selain menewaskan 35 orang, bencana yang memicu banjir besar itu juga menyebabkan 166 orang lainnya terluka.
Beberapa kota seperti Nagano, Niigata, Miyagi, Fukushima, Ibaraki, Kanagawa dan prefektur Saitama terendam banjir. Banyak orang terpaksa meninggalkan rumah yang terendam. Dampak kerusakan bisa memburuk dalam beberapa hari mendatang karena permukaan air kemungkinan naik di sekitar sungai yang meluap.
“Saya menyampaikan belasungkawa kepada semua orang yang kehilangan nyawa dan memberikan simpati kepada mereka yang terkena dampak Topan (Hagibis)," kata Perdana Menteri Shinzo Abe pada pertemuan tingkat menteri yang membahas dampak Topan Hagibis. Pertemuan itu digelar di Kantor Perdana Menteri pada hari Minggu.
Korban jiwa dikhawatirkan juga akan bertambah. Jepang telah menunjukkan betapa cepatnya negara itu mampu bereaksi dan bersiap dalam menghadapi potensi bencana seperti Topan Hagibis meski jatuhnya korban jiwa tak terelakkan. Menurut laporan Japan Times, dalam beberapa tahun terakhir kesadaran masyarakat Jepang semakin meningkat akan bahaya dari potensi bencana seperti itu.
Ketika Hagibis mendekat, pihak berwenang mendesak warga untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk meningkatkan peluang mereka bertahan hidup. Warga menimbun air, makanan, dan persediaan lainnya, serta meninggalkan banyak rak supermarket dalam kondisi kosong. Persiapan itu belum pernah terlihat sejak gempa besar melanda Jepang tahun 2011.
Operator transportasi umum mengumumkan rencana untuk menunda layanan beberapa hari sebelumnya karena masalah keselamatan dan upaya untuk mencegah kekacauan di pusat transportasi.
Saat topan melintasi negara itu pada Sabtu malam, setelah mendarat di Semenanjung Izu Shizuoka sekitar pukul 19.00 malam, angin kencang dan hujan lebat meninggalkan banyak kehancuran di jalurnya. Salah satu daerah yang dilanda topan adalah Kawasaki, Prefektur Kanagawa, di mana beberapa daerah perumahan dibiarkan tenggelam setelah Sungai Tamagawa banjir.
Angin yang menderu mengguncang gedung, dinding, dan jendela banyak bangunan disertai hujan lebat. Situasi itu membuat para pejabat mengeluarkan nasihat yang mendesak jutaan orang untuk mengungsi.
Topan Hagibis sangat kuat sehingga menyebabkan kapal kargo Panama tenggelam di Teluk Tokyo pada Sabtu malam, yang menewaskan lima orang.
(mas)