Trump Akui Partai Demokrat Bisa Melengserkannya
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui jika anggota parlemen Partai Demokrat di DPR memiliki cukup suara untuk mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemakzulannya. Namun ia yakin, Senat akan mendukungnya dalam persidangan.
"Jadi terkait Partai Demokrat, sayangnya, mereka memiliki suara," kata Trump ketika berbicara kepada wartawan di luar Gedung Putih.
"Mereka dapat memilih dengan sangat mudah, meskipun sebagian besar dari mereka, banyak dari mereka, tidak percaya mereka harus melakukannya," imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (5/10/2019).
Meski begitu, Trump merasa yakin Senat AS akan memihaknya jika persidangan terjadi.
"Kami memiliki hubungan yang hebat di Senat," katanya.
"Aku percaya pada Senat - dan aku belum berbicara dengan begitu banyak senator - tapi aku percaya senator melihat ini sebagai tipuan," sambungnya.
Trump sekali lagi menegaskan bahwa tidak ada quid pro quo dalam panggilan teleponnya dengan Zelensky.
Sementara itu pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada hari Senin bahwa pihaknya akan tidak punya pilihan selain mengadakan persidangan jika pasal-pasal pemakzulan dikirim ke lantai Senat.
"Yah, di bawah aturan Senat kita diharuskan untuk mengambilnya, jika DPR memang turun ke jalan itu, dan kita akan mengikuti aturan Senat," katanya.
Dalam iklan kampanye baru yang diposting di Facebook, McConnell berbicara langsung di depan kamera dan mengumpulkan dukungan untuk menghentikan pemakzulan.
"Nancy Pelosi ada dalam genggaman gerombolan sayap kiri," katanya.
"Mereka akhirnya meyakinkan dia untuk memakzulkan Presiden. Kalian semua tahu Konstitusi kalian. Cara untuk menghentikan pemakzulan itu adalah dengan suara mayoritas Senat, dengan saya sebagai pemimpin mayoritas," ujarnya
"Tapi aku butuh bantuanmu," Senator asal Partai Republik itu menambahkan.
"Silakan berkontribusi sebelum batas waktu," tukasnya.
Penyelidikan pemakzulan, diumumkan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi pada 24 September, berasal dari pengaduan wahistleblower yang menuduh bahwa Trump menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama pembicaraan telepon 25 Juli untuk menyelidiki Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilu 2020, serta masalah terkait dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016. (Baca juga: Resmi, Partai Demokrat Luncurkan Penyelidikan untuk Makzulkan Trump )
Begitu DPR yang dikontrol Demokrat meloloskan pasal pemakzulan terhadap presiden, maka Senat AS harus mengadakan sidang.
"Jadi terkait Partai Demokrat, sayangnya, mereka memiliki suara," kata Trump ketika berbicara kepada wartawan di luar Gedung Putih.
"Mereka dapat memilih dengan sangat mudah, meskipun sebagian besar dari mereka, banyak dari mereka, tidak percaya mereka harus melakukannya," imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (5/10/2019).
Meski begitu, Trump merasa yakin Senat AS akan memihaknya jika persidangan terjadi.
"Kami memiliki hubungan yang hebat di Senat," katanya.
"Aku percaya pada Senat - dan aku belum berbicara dengan begitu banyak senator - tapi aku percaya senator melihat ini sebagai tipuan," sambungnya.
Trump sekali lagi menegaskan bahwa tidak ada quid pro quo dalam panggilan teleponnya dengan Zelensky.
Sementara itu pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada hari Senin bahwa pihaknya akan tidak punya pilihan selain mengadakan persidangan jika pasal-pasal pemakzulan dikirim ke lantai Senat.
"Yah, di bawah aturan Senat kita diharuskan untuk mengambilnya, jika DPR memang turun ke jalan itu, dan kita akan mengikuti aturan Senat," katanya.
Dalam iklan kampanye baru yang diposting di Facebook, McConnell berbicara langsung di depan kamera dan mengumpulkan dukungan untuk menghentikan pemakzulan.
"Nancy Pelosi ada dalam genggaman gerombolan sayap kiri," katanya.
"Mereka akhirnya meyakinkan dia untuk memakzulkan Presiden. Kalian semua tahu Konstitusi kalian. Cara untuk menghentikan pemakzulan itu adalah dengan suara mayoritas Senat, dengan saya sebagai pemimpin mayoritas," ujarnya
"Tapi aku butuh bantuanmu," Senator asal Partai Republik itu menambahkan.
"Silakan berkontribusi sebelum batas waktu," tukasnya.
Penyelidikan pemakzulan, diumumkan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi pada 24 September, berasal dari pengaduan wahistleblower yang menuduh bahwa Trump menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama pembicaraan telepon 25 Juli untuk menyelidiki Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilu 2020, serta masalah terkait dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016. (Baca juga: Resmi, Partai Demokrat Luncurkan Penyelidikan untuk Makzulkan Trump )
Begitu DPR yang dikontrol Demokrat meloloskan pasal pemakzulan terhadap presiden, maka Senat AS harus mengadakan sidang.
(ian)