Putin: Rusia Bantu China Kembangkan Sistem Peringatan Rudal
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia membantu China dalam mengembangkan sistem peringatan dini anti rudal. Ia juga mengkritik Amerika Serikat (AS) karena mengabaikan perjanjian nuklir.
"Kami sekarang membantu mitra China kami untuk menciptakan sistem peringatan rudal, sistem peringatan serangan rudal," kata Putin pada konferensi Klub Valdai para pakar kebijakan luar negeri di Sochi, Rusia.
"Ini adalah hal yang sangat serius yang secara dramatis akan meningkatkan kemampuan pertahanan China, karena hanya AS dan Rusia yang memiliki sistem seperti itu sekarang," imbuhnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (4/10/2019)
Putin lantas mengkritik keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mundur dari Perjanjian Senjata Nuklir Jarak Menengah (INF) yang ditandangtangani pada 1987. Menurutnya keputusan itu telah melemahkan stabilitas strategis internasional.
AS telah menuduh Rusia melanggar perjanjian itu, tuduhan yang dibantah Moskow, sementara juga mengatakan bahwa perjanjian nuklir baru atau yang diperbarui harus mencakup persenjataan yang berkembang di China. Namun china menolak saran itu.
China belum lama ini memamerkan sejumlah sistem persenjataannya saat merayakan 70 tahun berkuasanya partai komunis di negara itu. Militer China memamerkan truk-truk yang membawa senjata termasuk rudal berkemampuan nuklir yang dirancang untuk menghindari sistem pertahanan AS.
Salah senjata yang dipamerkan oleh militer China adalah rudal berkemampuan nuklir Dongfeng-41. Rudal ini diyakini memiliki jangkauan hingga 15.000 km, yang akan membuatnya menjadi rudal militer jarak jauh di dunia. Analis mengatakan, rudal tersebut kemungkinan dapat membawa sebanyak 10 hulu ledak nuklir untuk mencapai target yang berbeda. Rudal balistik antar benua (ICBM) yang dijuluki 'senjata kiamat' itu dapat mencapai AS dalam 30 menit. (Baca juga: China Pamer Misil dan 'Senjata Kiamat' Penjangkau AS dalam 30 Menit )
"Kami sekarang membantu mitra China kami untuk menciptakan sistem peringatan rudal, sistem peringatan serangan rudal," kata Putin pada konferensi Klub Valdai para pakar kebijakan luar negeri di Sochi, Rusia.
"Ini adalah hal yang sangat serius yang secara dramatis akan meningkatkan kemampuan pertahanan China, karena hanya AS dan Rusia yang memiliki sistem seperti itu sekarang," imbuhnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (4/10/2019)
Putin lantas mengkritik keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mundur dari Perjanjian Senjata Nuklir Jarak Menengah (INF) yang ditandangtangani pada 1987. Menurutnya keputusan itu telah melemahkan stabilitas strategis internasional.
AS telah menuduh Rusia melanggar perjanjian itu, tuduhan yang dibantah Moskow, sementara juga mengatakan bahwa perjanjian nuklir baru atau yang diperbarui harus mencakup persenjataan yang berkembang di China. Namun china menolak saran itu.
China belum lama ini memamerkan sejumlah sistem persenjataannya saat merayakan 70 tahun berkuasanya partai komunis di negara itu. Militer China memamerkan truk-truk yang membawa senjata termasuk rudal berkemampuan nuklir yang dirancang untuk menghindari sistem pertahanan AS.
Salah senjata yang dipamerkan oleh militer China adalah rudal berkemampuan nuklir Dongfeng-41. Rudal ini diyakini memiliki jangkauan hingga 15.000 km, yang akan membuatnya menjadi rudal militer jarak jauh di dunia. Analis mengatakan, rudal tersebut kemungkinan dapat membawa sebanyak 10 hulu ledak nuklir untuk mencapai target yang berbeda. Rudal balistik antar benua (ICBM) yang dijuluki 'senjata kiamat' itu dapat mencapai AS dalam 30 menit. (Baca juga: China Pamer Misil dan 'Senjata Kiamat' Penjangkau AS dalam 30 Menit )
(ian)