Korut Akui Uji Coba Rudal Balistik Kapal Selam
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengkonfirmasi melakukan uji coba tipe baru dari rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. Pengakuan ini adalah peningkatan yang signifikan karena sebelumnya Korut kerap melakukan uji coba rudal balistik jarak pendek sejak medio Mei lalu.
Kantor berita Korut, KCNA, merilis sejumlah foto yang dikatakan sebagai rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM). Rudal tersebut diluncurkan dalam mode vertikal di perairan Teluk Wonsan pada Rabu kemarin.
Dikutip dari BBC, Kamis (3/10/2019), KCNA menyatakan Pemimpin Kim Jong-un mengirim ucapan selamat hangat kepada mereka yang telah sukses melakukan uji coba rudal yang diberi nama Pukguksong-3, yang dianggap sangat penting.
Meski begitu, tidak ada indikasi bahwa Kim Jong-un ada di lokasi uji coba.
KCNA mengatakan tes itu bertujuan untuk menahan ancaman eksternal dan memperkuat pertahanannya sendiri. KCNA menambahkan bahwa uji coba itu tidak memiliki dampak buruk pada keamanan negara-negara tetangga.
Proyektil yang diluncurkan pada hari Rabu - tes rudal ke-11 utara tahun ini - mendarat di Laut Jepang, atau juga disebut Laut Timur. Peluncuran itu terjadi beberapa jam setelah Korut mengatakan pembicaraan nuklir dengan AS akan dilanjutkan. (Baca juga: Sehari Umumkan Perundingan dengan AS, Korut Kembali Luncurkan Proyektil )
Tidak lama setelah peluncuran, Korea Selatan (Korsel) mengatakan pihaknya mencurigai bahwa rudal tersebut ditembakkan dari kapal selam. Menurut pejabat Korsel, rudal itu terbang sekitar 450 km dan mencapai ketinggian 910 km sebelum mendarat di laut. (Baca juga: Korut Uji Coba Rudal Balistik Kapal Selam, Jatuh di ZEE Jepang )
Washington dan Tokyo telah mengutuk tes tersebut.
Dalam 10 uji coba rudal sebelumnya yang dilakukan tahun ini, Pyongyang hanya menembakkan peluru kendali jarak pendek.
Korut dilarang menggunakan rudal balistik oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, dan pihak berwenang menyatakan keprihatinan khusus pada jangkauan dan kemampuan dari rudal balistim yang satu ini.
Negara itu telah mengembangkan teknologi rudal balistik yang diluncurkan kapal selam untuk beberapa waktu sebelum menghentikan semua pengujian rudal jarak jauhnya.
Beberapa jam sebelum peluncuran, Pyongyang mengatakan pembicaraan denuklirisasi dengan AS dapat dilanjutkan minggu ini. Negosiasi keduanya terhenti sejak KTT Hanoi antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un pada Februari berakhir tanpa kesepakatan.
Para ahli mengatakan dekatnya waktu uji coba dan pengumuman pembicaraan itu disengaja, karena Korut, di bawah sanksi berat AS dan PBB atas program nuklirnya, sedang berusaha untuk mendapatkan konsesi.
Kantor berita Korut, KCNA, merilis sejumlah foto yang dikatakan sebagai rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM). Rudal tersebut diluncurkan dalam mode vertikal di perairan Teluk Wonsan pada Rabu kemarin.
Dikutip dari BBC, Kamis (3/10/2019), KCNA menyatakan Pemimpin Kim Jong-un mengirim ucapan selamat hangat kepada mereka yang telah sukses melakukan uji coba rudal yang diberi nama Pukguksong-3, yang dianggap sangat penting.
Meski begitu, tidak ada indikasi bahwa Kim Jong-un ada di lokasi uji coba.
KCNA mengatakan tes itu bertujuan untuk menahan ancaman eksternal dan memperkuat pertahanannya sendiri. KCNA menambahkan bahwa uji coba itu tidak memiliki dampak buruk pada keamanan negara-negara tetangga.
Proyektil yang diluncurkan pada hari Rabu - tes rudal ke-11 utara tahun ini - mendarat di Laut Jepang, atau juga disebut Laut Timur. Peluncuran itu terjadi beberapa jam setelah Korut mengatakan pembicaraan nuklir dengan AS akan dilanjutkan. (Baca juga: Sehari Umumkan Perundingan dengan AS, Korut Kembali Luncurkan Proyektil )
Tidak lama setelah peluncuran, Korea Selatan (Korsel) mengatakan pihaknya mencurigai bahwa rudal tersebut ditembakkan dari kapal selam. Menurut pejabat Korsel, rudal itu terbang sekitar 450 km dan mencapai ketinggian 910 km sebelum mendarat di laut. (Baca juga: Korut Uji Coba Rudal Balistik Kapal Selam, Jatuh di ZEE Jepang )
Washington dan Tokyo telah mengutuk tes tersebut.
Dalam 10 uji coba rudal sebelumnya yang dilakukan tahun ini, Pyongyang hanya menembakkan peluru kendali jarak pendek.
Korut dilarang menggunakan rudal balistik oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, dan pihak berwenang menyatakan keprihatinan khusus pada jangkauan dan kemampuan dari rudal balistim yang satu ini.
Negara itu telah mengembangkan teknologi rudal balistik yang diluncurkan kapal selam untuk beberapa waktu sebelum menghentikan semua pengujian rudal jarak jauhnya.
Beberapa jam sebelum peluncuran, Pyongyang mengatakan pembicaraan denuklirisasi dengan AS dapat dilanjutkan minggu ini. Negosiasi keduanya terhenti sejak KTT Hanoi antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un pada Februari berakhir tanpa kesepakatan.
Para ahli mengatakan dekatnya waktu uji coba dan pengumuman pembicaraan itu disengaja, karena Korut, di bawah sanksi berat AS dan PBB atas program nuklirnya, sedang berusaha untuk mendapatkan konsesi.
(ian)